Jalin Kerja Sama Dengan BMG International ; Balas Dendam Manis Dari Speaker First

Jalin Kerja Sama Dengan BMG International ; Balas Dendam Manis Dari Speaker First

Berdiri pada tahun 2002, dan sampai saaat ini, di usia 17 tahun perjalanan karir bermusik Speaker First berhasil menginvasi ranah global, dan benar-benar menggambarkan ungkapan go international dalam arti yang sebenarnya.

“Beritakan Perjalanannya, bukan Speaker First nya”. Sepenggal kalimat yang diucapkan oleh vokalis Speaker First, Mahattir Alkatiry, saat ditemui DCDC dalam acara jumpa pers, yang diselenggarakan pada hari Kamis, 20 Juni 2019 di Ruci’s Joint, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Attir bersama dua personil lain dari Speaker First, si kembar Beni dan Bony Barnady, menuturkan tentang proses dibalik kerja sama mereka dengan label asal Amerika, BMG International, untuk perilisan mini album mereka, yang akan mulai dipasarkan secara global, dalam waktu dekat ini.

Berdiri pada tahun 2002, dan sampai saaat ini, di usia 17 tahun perjalanan karir bermusik Speaker First, Bony mengistilahkannya dengan sebuah kalimat “Sweet Revenge”, ketika dia dan bandnya berhasil menginvasi ranah global, dan benar-benar menggambarkan ungkapan go international dalam arti yang sebenarnya, yakni berada di industri dunia, dengan menjadi bagian dari iklim musik disana, dan tidak hanya sekedar manggung atau melakukan tur di luar negeri saja.

Acara yang dipandu oleh Adit Insomnia sebagai moderatornya ini juga membahas tentang iklim bermusik di luar negeri, yang dalam hal ini dikerucutkan lagi ke ranah musik di Amerika. Menurut penuturan trio rock n roll ini, hal yang cukup kentara dari treatment industri musik disana adalah tentang profesionalisme dan cara mereka membuatnya pasarnya sendiri. Satu hal yang menurut Attir menjadi kontras dengan yang terjadi di tanah air, ketika industri musik disini selalu berfokus pada sesuatu yang seragam untuk kemudian dipasarkan. Hal senada juga diamini oleh Beni yang mengatakan jika hal-hal otentik yang dipunyai oleh Speaker First, yang mungkin tidak dimiliki oleh band-band di Amerika, justru menjadi nilai jual tersendiri, dan bukan hanya terpaku pada pola keseragaman yang biasa ditemui di Indonesia.

Bicara tentang Indonesia, ada satu hal menarik yang dituturkan Speaker First dalam acara ini. Mereka menuturkan jika Indonesia cukup hanya menjadi rumah saja bagi Speaker First, dan tidak menjadikannya sebagai arena ‘bertarung’. Ditambahkan pula oleh Attir jika dia dan bandnya merasa sudah saatnya menjajal ranah di luar Indonesia, setelah menjalin kerja sama dengan BMG International ini. Seperti misalnya saat Speaker First menjajal panggung Woodstock di Polandia beberapa tahun lalu, yang sedikit banyak juga memberi pengaruh hingga akhirnya Speaker First dilirik oleh BMG International.

Ditemui setelah acara jumpa pers berlangsung, mantan jurnalis yang sekarang berprofesi sebagai komedian dan aktor, Soleh Solihun, menuturkan jika dirinya mengikuti perjalanan Speaker First sejak awal, dan hal yang cukup signifikan dia rasakan adalah saat Attir masuk di tubuh Speaker First. Hingga sampai akhirnya dilirik label BMG International, menurut Soleh hal itu jadi sebuah pencapaian yang sedikit banyaknya akan menjadi trigger bagi band-band tanah air, untuk melakukan penetrasi yang sama, menjangkau ranah global.

Selain Soleh, ada juga Stephanus Adjie, vokalis dari Down For Life yang ditemui di sela-sela acara jumpa pers dengan Speaker First tersebut. Adji dan bandnya Down For Life, yang tahun lalu berangkat ke Jerman usai memenangkan ajang Wacken Metal Battle Indonesia 2018 ini, menuturkan jika apa yang dilakukan oleh Speaker First adalah satu bentuk nyata dari apa yang sering orang istilahkan melalui kalimat ‘go international’, dengan menjadi bagian dari iklim industri di sana. Menurutnya bisa menjalin kerja sama dengan label sebesar BMG merupakan pencapaian yang besar untuk ukuran band-band tanah air. Dan senada dengan apa yang dikatan oleh Soleh Solihun sebelumnya, jika hal tersebut bisa menjadi trigger, bagi band-band lainnya untuk melakukan hal yang lebih kurang sama, termasuk dengan bandnya, Down For Life.

BACA JUGA - Speaker First, The New Rock n Roll Journey!

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner