Interview : Ungkapan Ricky ‘Insanity’ Mengenai Burgerkill, Rekaman di Praha dan Gigs di Belanda

Interview : Ungkapan Ricky ‘Insanity’ Mengenai Burgerkill, Rekaman di Praha dan Gigs di Belanda

Halo kang Ricky, sekarang lagi disibukkan dengan kegiatan apa ?

Saat ini saya sedang disibukkan dengan proyek nasional di Belanda yang sedang saya jalankan selaku perwakilan dari Municipal kota Eindhoven. Saya sendiri bertanggungjawab di bidang Digital Mapping (Object oriented map) untuk kota Eindhoven. Pendek kata, Peta basis yang bisa di pakai untuk berbagai tujuan. Misalnya menentukan beleid dari organisasi berdasarkan data dari peta basis tersebut.

Bagaimana Kabar Insanity ?

Saat ini boleh di bilang sangat baik. Setelah vakum dari tahun 1996 (tahun keberangkatan saya ke Belanda) dan reuni tahun 2012 (Acara Badebah di Dago Thee House Bandung), akhirnya dengan keyakinan yang dalam, terutama Aguy (gitar) dan saya mencoba menggali materi-materi Insanity dari tahun 1993, dapat membuahkan hasil yang cukup baik. Akhir desember 2017 kami selesai merampungkan album yang rencananya akan di rilis akhir april tahun ini. Judul Album ini, Broken World. Tahap saat ini adalah persiapan perilisan album. Rencananya Insanity akan merilis fisik, CD. Kaset dan Vinyl. Semoga Semua berjalan lancar dan dukungan teman-teman tentunya sangat welcome. Semoga hasilnya dapat juga memenuhi harapan kami untuk kegiatan membantu organisasi yang membutuhkan di Indonesia.

Kalau boleh tau seperti apa perkenalan kang Ricky dengan Burgerkill ?

Sebelum saya berangkat Ke Belanda tahun 1996, saya mengenal band Burgerkill sebagai band yang lahir di daerah Ujungberung dan dari pertama sudah terasa aura yang mana saya berpikir, band ini akan terus progresif dan berkembang. Tahun 1998, saya membeli single pertama Burgerkill, Revolt EP rilisan Kaset. Setelah itu saya kadang memantau dari jarak jauh saja. Di album kedua mereka, Berkarat, prognosa saya makin kentara yang mana Burgerkill selalu datang dengan nuansa yang baru dalam bermusik.

Lalu seperti apa ranah metal di Belanda ?

Musik keras di Belanda setahu saya mereka sudah berkecimpung di dunia Internasional sejak dekade tahun 70-an. Sesuai dengan karakter mental Belanda yang terkenal dengan sifat yang membumi, juga sangat terlihat kental di keseharian baik musisi mau pun fans khalayak Belanda. Para fans di sini sangat menerima dengan terbuka semua aliran musik yang diusung oleh musisi. Mereka sangat terkenal dengan pandangan kritis terhadap para musisi yang menawarkan act mereka. Fans disini tidak akan membeli album sebuah band bilamana konsernya tidak mereka anggap worthed untuk memilikinya, ini juga terjadi terhadap band yang sudah mempunyai nama besar dan sangat terkenal. Oleh karena itu gigs di Belanda sangat diminati oleh banyak band-band di dunia. Dianggap sebagai barometer musik menuju kesuksesan walaupun negaranya boleh dibilang sangat kecil. Band-band yang menjadi besar setelah mereka tampil di Belanda misalnya Pink Floyd, The Police, Pearl Jam, Sacred Reich, Napalm Death dan banyak lagi yang saya tidak bisa sebut di sini semua.

Saya tinggal di Eindhoven yang juga dikenal dikhalayak metlaheads sebagai Rock city. Di Eindhoven ini juga ada semacam pendidikan yang mengkhususkan di bidang musik metal. Dynamo Metal Factory lahir oleh inisiatif duo, Thijs Lodewijk dan Ivo Severijns, sebagai pelebaran sayap di bidang pendidikan musik nasional. Pendidikan Metal di Eindhoven ini mempunyai status resmi sebagai pendidikan layaknya di sekolah tinggi lainnya. Dynamo bekerjasama dengan Summa College (sekolah tinggi) yang berada di Eindhoven. Pendidikan berdiploma (setaraf D3) ini dapat di jalankan selama 3 tahun. adapun dosen-dosen yang berkecimpung di Dynamo Metal Factrory ini sudah mengenyam dunia profesionalisme dalam musik metal baik itu sifatnya nasional maupun internasional. Mereka antara lain, Stef Broks (Textures), Ruud Jolie (Within Temptation), Danny Tunker (Aborted) en Johan van Stratum (Stream Of Passion).

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner