Indie Rock adalah Sebuah Kesalahan. Tak Lebih dari Sekedar Sampah

Indie Rock adalah Sebuah Kesalahan. Tak Lebih dari Sekedar Sampah

Band-band indierock dengan berbagai macam formula musik tak akan membanjiri katalog musik di periode 1990-an. Kemudian menjadi hantu yang gentayangan di relik rilisan fisik usang, dan juga di kanal streaming musik demi nostalgia

“Indie Rock adalah Sebuah Kesalahan. Tak Lebih dari Sekedar Sampah”. Mungkin nubuat itu benar adanya, jika Nirvana tidak meledak, Dinosaur Jr. tanpa J.Mascis, lalu Melvins hanyalah judul bersambung komik cabul,  Screaming Trees hanyalah perusahaan swasta nelayan kapal tongkang, Green River sekedar nama pub lokal imigran Irlandia menenggak miras – tidak akan ada pula yang namanya Mudhoney - dan pengaruh dari nama besar Sonic Youth hanya fiktif, sebatas toko alat bantu seks yang dijaga pasutri Miss Kim dan Mr. Thurston, pekerja gudangnya yang diam-diam menaruh hati kepada kedua majikannya, rajin masturbasi empat kali sehari ialah Ranaldo dan anjing kesayangannya yang sering jadi “korban” bernama Shelley; di sekitar 65 North 9th street  bersebelahan dengan Rough Trade cabang New York. Indie rock dipastikan tidak akan ada di dunia. Pernah ada, tetapi sekedar fantasi di dunia Alice. Fiksi.

Sah rasanya jika bualan pengantar di atas dituntaskan dengan kalimat; band-band indierock dengan berbagai macam formula musik tak akan membanjiri katalog musik di periode 1990-an. Kemudian menjadi hantu yang gentayangan di relik rilisan fisik usang, dan juga di kanal streaming musik demi nostalgia.

Bagi personil Reid Voltus – tatanan ideal indie rock adalah permainan slebor, bersentuhan  dengan pesisir timur pop alternative Amerika  adalah mutlak. Katakanlah absolut. Tidak bisa diganggu gugat. Anggapannya, Mark William Lanegan adalah messiah baru. Sang juru selamat.  Seperti sosok indie rocker seattle yang nampak ramai hilir mudik di radio dan televisi medio 90-an. Dibalut flannel usang, kaos kumal Daniel Johnston, sweater rajut milik nenek, sepatu kasual, jeans kumal, fender jazzmaster, mustang squire dan bigmuff. Dia juga suka mengahncurkan alat musiknya bila ada kesempatan,  saat menjelang usai pertunjukkan atau di tengah-tengah.

Judul di atas, adalah terjemahan dari judul album b-sides & rarities milik Reid Voltus. Band ini sebenarnya sudah mati, punah dan berbatu nisan. Namun, dua personil pendirinya – Deni Taudik Adi dan Andi ‘Idam’ Fauzi’ - selalu digerayangi hantu yang menagih urusan tak selesai dari band mereka ini.

Reid Voltus – grup musik indie rock paling esensial dari kancah arus pinggir skena kota Bogor merilis album kompilasi b-sides & rarities “Reid Voltus - Indie Rock was a Mistake, It's Nothing But Trash,” di bawah label Tarsius Records.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner