Iga Massardi -

Iga Massardi - "Krisis Hiburan"

Mengenang sejenak kenangan yang pahit untuk diingat, di pertengahan tahun ketika kurva penularan virus Corona makin meningkat, ketika kala itu kita harap karantina mandiri bisa usai dan malah berkepanjangan, ketika harapan dan optimisme terus digerogoti kenyataan hingga akhirnya jadi tumpul dengan sendirinya. Tidak bisa disangkal bahwa hiburan jadi perihal mahal, baik dalam konteks umum maupun hal-hal biasa yang akhirnya jadi menyenangkan karena kondisi. Pun dengan kita yang ingin menghibur dan dihibur, semua tidak sesederhana dulu.

"Krisis Hiburan" bisa jadi dua kata yang sangat tepat menggambarkan carut marut kondisi kehidupan kita di masa pandemi ini. Iga Massardi bisa menemukan dua kata singkat yang mewakili keadaan mayoritas manusia bahkan di seluruh dunia. Lagu ini ia rilis di bulan Mei, tepat di kondisi yang dipaparkan tadi: ketika sedikit demi sedikit energi positif yang mati-matian dipertahankan harus tergerus realita. Tak hanya tentang hiburan, juga dengan kenyataan bahwa bahkan mencari uang untuk makan, bayar listrik atau cicilan jadi lebih sulit dari kedengarannya dan makin melenyapkan penghiburan untuk diri dan sekitar.

Namun, menariknya meski "Krisis Hiburan" adalah lagu yang merangkum seluruh keluh kesah mayoritas manusia, Iga Massardi mengemasnya dengan nada yang santai, tidak membuat kita jadi terjerumus dalam rasa sedih atau marah. Meski memang kita tidak akan menemukan musik seperti yang biasanya kita dengar dari seorang Iga Massardi: yang rumit, mewah dan gegap gempita, seolah Iga Massardi "ikut lemas" digempur pandemi, tapi aura ceria masih tetap bisa ditangkap.

Belum lagi pengemasan video klip yang menarik. Dibuka dengan tipografi "Krisis Hiburan" yang menyerupai logo Metallica, dan kemudian penampilan sepuluh "bapak-bapak indie" yang memperagakan bagaimana pandemi membuat mereka mati gaya. Mengimplementasikan lirik yang terkesan ngasal dan santai, "Krisis Hiburan" dalam rupa visual nyatanya bisa jadi konten kontradiktif: jadi hiburan untuk kita yang menyaksikannya.

Terima kasih kepada Iga Massardi yang sudah sadar betul tingkat ke-sakaw-an kita dalam menghadapi kehidupan. Predikat '10 Musik Pandemi Terbaik Versi DCDC' nampaknya sudah jadi wajar untuk disematkan pada karyanya yang (padahal) sederhana tapi sangat erat dan dekat dengan kehidupan setiap pendengarnya.

BACA JUGA - StereoWall - "Who Saved My Life From Crashing Down" (Feat. Adri Dwitomo)

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner