Hariz Lasa, Pebisnis yang Menjelma Menjadi Musisi

Hariz Lasa, Pebisnis yang Menjelma Menjadi Musisi

Sumber Foto : Akun Instagram Hariz Lasa

Hariz Lasa adalah satu dari sekian banyak musisi yang diketahui menyelami dunia bisnis. Bisnis yang ia garap cukup beragam, mulai dari toko oleh-oleh, toko perhiasan hingga bisnis di bidang IT.

Musisi-musisi Indonesia rata-rata memiliki keunikannya sendiri dalam setiap penampilannya di atas panggung. Namun, di balik penampilannya di atas panggung, tak sedikit musisi yang turut aktif menjalani bisnis di luar ranah permusikan. Hariz Lasa, vokalis sekaligus gitaris yang tergabung dalam band Troü adalah satu dari sekian banyak musisi yang diketahui menyelami dunia bisnis. Bisnis yang ia garap cukup beragam, mulai dari toko oleh-oleh, toko perhiasan hingga bisnis di bidang IT.

Kita mulai pembahasan dari toko oleh-oleh yang kini tengah digarap oleh Hariz. Mengusung jenis bisnis oleh-oleh Haji, ternyata bisnis ini sudah turun temurun yang pertama kali dibangun oleh buyutnya pada tahun 1913 dengan nama toko oleh-oleh At Tamimi yang berlokasi di Cirebon. Memiliki omset yang cukup besar, bisnis ini pun akhirnya terus berkembang dan berjalan secara turun temurun. Pada tahun 2013 almarhum ayah Hariz jatuh sakit, hingga akhirnya toko oleh-oleh ini diurus oleh Hariz. “(Tahun) 2013 almarhum bapak mulai sakit jadi diturunin sama saya. Tapi ga sepenuhnya sama saya, jadi anak-anak dari kakek tuh ikut juga ngurusin dan ada strukturnya juga, saya sekarang di bagian operasional. Pegawai di toko tuh sekarang udah ada 19 orang,” jelas Hariz.

Masuk ke bisnis kedua yaitu bisnis di bidang perhiasan yang bernama Tanda Rasa (@studio_tandarasa), kali ini Hariz membangun bisnis ini bersama kekasihnya, Fasya. Dalam bisnis ini, Hariz sendiri berperan sebagai bagian marketing. Berlokasi di The Hallway lantai dua, Kosambi, toko ini buka dari pukul satu siang hingga sembilan malam. Kemudian Hariz mulai menceritakan tentang awal mula bisnis ini bisa terbentuk. “Jadi awalnya teh banyak temen-temen yang mau bikin cincin di toko emas tapi bentuknya gitu-gitu aja. Terus pada nanya boleh di desainin ga. Akhirnya dibikinlah sesuai dengan keinginan si calon mempelai ini,” pungkas Hariz.

Berbeda dengan toko perhiasan lainnya, Tanda Rasa memiliki keunikan pada sisi personalizing-nya. Salah satu contoh adalah mereka dapat membuat cincin yang keduanya bisa bersatu membentuk huruf inisial para calon mempelai. Hariz juga mengakui bahwa bisnis ini sebenarnya berawal dari keisengannya. Tetapi lambat laun mulai menunjukan profit yang menguntungkan dan mulai dikenal oleh banyak orang. Relasi adalah kunci utama keberhasilan bisnis yang sedang Hariz geluti saat ini. Berawal dari teman-teman terdekat yang disampaikan dari mulut ke mulut, hingga akhirnya mulai merambah ke jenjang yang lebih luas.

Hariz kemudian menjelaskan bagaimana awalnya ia bisa membuka toko. Merintis bisnis yang awalnya dikerjakan di rumah secara online, Hariz melakukan komunikasi negosiasi bersama kliennya dengan cara bertemu di suatu tempat atau rumah makan. Salah satu client service yang dilakukan Hariz adalah dengan menjamu para klien yang akan menggunakan jasanya. Namun seteleh dihitung-hitung, ternyata pengeluaran yang dikeluarkan sama saja dengan membuka toko. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk membuka toko sendiri. “Akhirnya di Kosambi, sekarang kan udah ada Creative Space dan kita coba trail selama dua tahun ini dulu di Hallway. Kita buka di sana sebenernya baru tiga bulan, tapi bisnisnya udah ada dari tahun 2019,” jelas Hariz.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner