Gofar Hilman dan Persona yang Kebablasan

Gofar Hilman dan Persona yang Kebablasan

Lawless merasa harus memberikan keputusan dan pernyataan serius jika Gofar sudah bukan bagian dari perusahaan ini. Seolah Arian, Sammy, Ucup, dan Roni berkata “oke Gofar you’ve gone too far”

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata persona bisa berarti sebuah topeng, wajah, ciri khas seseorang, yang identik dengan pribadinya. Satu hal yang jika dihubungkan dengan musik maka kita akan banyak menemukan contoh yang sejalan dengan itu, dari mulai yang urakan seperti GG Allin (bahkan mengarah ke extreme mengingat kontroversinya yang pernah buang air besar di panggung dan memakan kotorannya sendiri), hingga yang hadir dengan persona layaknya pop idol yang serba klimis nan rapi. Hal tersebut kemudian sejalan pula dengan musik yang kemudian menjadi industri yang berhubungan erat dengan ‘jualan’.

Bicara musik maka jika konteksnya hanya perkara bagus dan tidak bagus, rasanya musik tidak pernah benar-benar bisa ditempatkan di kolom bagus dan tidak bagus, karena sifatnya yang sangat relatif. Namun jika konteksnya adalah tentang bagaimana caranya agar menarik perhatian, musik kemudian jadi satu hal yang ‘seksi’ jika kita ulik lebih jauh lagi. Salah satunya dengan memunculkan persona dari si empunya karya.

Lewat berbagai media seperti majalah hingga televisi musik kemudian diberi label dan ditempatkan dalam katalog-katalog khusus, dari mulai pop, jazz, rock, metal, atau punk misalnya. Hal tersebut kemudian tergambar pula pada fashion style si musisinya, yang tidak jarang pula diaplikasikan dalam bentuk merchandise. Efeknya cukup signifikan dalam membangun persona yang ingin disajikan si musisi. Sebutlah band Kiss, Slipknot, atau bahkan The Misfits yang kuat secara branding, hingga tidak berlebihan rasanya jika persona dari masing-masing mereka sanggup melebihi ekpektasi musiknya itu sendiri.

Dari dalam negeri ada Koil dan Seringai, yang bisa dibilang kuat secara penciptaan branding. Dua band ini cukup menyadari adanya persona kuat dari bandnya masing-masing, sampai akhirnya Koil membuat God.​Inc, serta dua dari personil Seringai, Arian 13 dan Sammy Bramantyo membuat clothing line bernama Howling Wolf (cikal bakal Lawles Jakarta).

Menggaris bawahi kata wolf di clothing line milik Arian dan Sammy, hal tersebut kemudian sejalan pula dengan band mereka, Seringai yang identik dengan serigala (wolf). Tidak hanya secara artian dan rima yang selaras, namun secara filosofis pun terbilang mewakili citra yang ingin ditampilkan oleh Arian dan Sammy, yakni serigala jantan yang liar dan ‘laki banget’. Makin bertambah lengkap kala Arian dan Sammy gabung dengan toko Piston, yang berjualan segala sesuatu pernak pernik tentang motor milik Yusuf Abdul Jamil (ucup) dan Gofar Hilman.

Membayangkan persona serigala liar dan motor besar di jalanan tentu secara citra akan terasa sangat kuat, dan dari segi branding cukup menjanjikan sebagai sesuatu yang menjual. Dan benar saja, keduanya makin bertambah kuat kala bergabung dan melahirkan Lawless Jakarta. Ditambah dengan kehadiran Roni Pramaditia, sebagai yang bertanggung jawab untuk urusan manajemen bisnis, pada perkembangannya Lawless Jakarta makin menggurita. Kelima orang ini kemudian bersinergi membangun kerajaan bisnis Lawless Jakarta yang meliputi clothing line, bengkel otomotif, studio tato, hingga kuliner (Lawless Burgerbar & Lawless Dogbar).

Arian yang bertanggung jawab untuk urusan visual dan ‘image’ yang ditampilkan Lawless Jakarta, kemudian mendapat tandem yang tepat kala Roni (juga Sammy dan Ucup) menguatkannya dengan manajemen bisnis yang tepat. Namun jika bicara tentang siapa orang yang dianggap pas merepresentasikan Lawless Jakarta, maka Gofar Hilman adalah orangnya. Latar belakang Gofar sebagai ‘mantan anak punk’ lewat bandnya yang bernama Social Distrust, ditambah profesinya sebagai penyiar radio dirasa cukup pantas untuk merepresentasikan citra dari Lawless Jakarta itu sendiri.

Benar saja, persona Gofar yang dianggap ‘jantan’ dengan perawakan dan pembawaannya kemudian cukup berpengaruh pada branding Lawless. Sampai akhirnya berita mengejutkan datang dari Lawless yang mengabarkan jika Gofar sudah bukan bagian dari PT Lawless Jakarta Indonesia dan PT Lawless Burgerbar Asia, karena dugaan kasus pelecehan seksual yang menyeret namanya. Karena kasus ini Lawless merasa harus memberikan keputusan dan pernyataan serius jika Gofar sudah bukan bagian dari perusahaan ini. Seolah Arian, Sammy, Ucup, dan Roni berkata “oke Gofar you’ve gone too far”, lengkap dengan emot sedih yang diunggah Sammy, Ucup, dan Roni di insta story akun mereka masing-masing. Kecuali Arian yang sedikit memberikan pernyataan tegas “I stand with the victim”.

Kasus yang mencuat dua hari ini berawal dari cuitan dari akun twitter @quweenjojo yang mengungkap jika pada tahun 2018 lalu dia mengalami pelecehan seksual oleh Gofar, di mana Gofar menjadi salah satu bintang tamu di acara yang bertempat di Rumah Opa, Malang tersebut. Kasus ini jadi seperti episode akhir dari perjalanan Gofar Hilman alias si pergi jauh yang kerap hadir dengan personanya sebagai seorang yang serampangan, blak-blakan, bahkan mungkin kerap diidentikan pula dengan citra fuck boy, yang kerap berganti pasangan lawan jenis. Satu hal yang pernah dibenarkan juga oleh Gofar jika dalam perjalanan hidupnya dia sudah meniduri sekitar 100 perempuan, bahkan saat dia masih berusia 21 tahun (sumber : https://www.youtube.com/watch?v=EFsrmUS2JzQ). Entah itu sebagai sebuah lelucon atau tidak, namun persona yang dia tampilkan sebagai seorang bad boy atau fuck boy seolah menjadi kebablasan karena dia terlalu menghayati perannya.

Penyiar/presenter yang identik dengan tagline Sekut cuy nya ini sedang dihadapkan pada serangan netizen tentang kasus yang dihadapinya, meski lewat twitternya dia telah memberikan klarifikasi tentang kasus ini (versi dirinya), dan bahkan sampai menyanggupi untuk menempuh jalur hukum. Namun meski begitu, Lawless kadung memberikan pernyataan jika Gofar sudah bukan bagian dari mereka, mengingat sebagai sebuah perusahaan yang dibangun secara kolektif tersebut Lawless tidak ingin mewajarkan hal ini, hanya karena Gofar merupakan salah satu pemilik Lawless Jakarta, atau mungkin bisa dibilang icon bagi Lawless Jakarta. “I Dont Want To Be Part Of Your Scene”, kalau kata Camera Obscura di lagu “Keep It Clean”. Yang kalau versi Arian, Sammy, Ucup, dan Roni menjadi “I Dont Want To Be Part Of Your Sin”.

Langkah Lawless Jakarta yang responsif dan cepat tanggap ini diapresiasi positif oleh banyak orang, seperti @ernestprakarsa yang menuliskan “pay attention, people. This is how it’s done. Massive respect”. Atau dari @yogach_ yang menuliskan “Lawless has already disowned Gofar. Good PR move. Way better than Gofar’s statement”. Namun lepas dari itu, semoga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi, di mana masing-masing dari kita bisa saling menghargai satu sama lain, dan stop normalisasi pelecehan seksual, baik secara fisik atau pun verbal.

BACA JUGA - Jawaban Klasik Musisi Ketika Diwawancara

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner