Fostan dan Memoar Manis Band Indies
Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Fostan
Fostan berhasil menghimpun semua energi setiap personilnya ke dalam sebuah materi yang dirangkum secara sederhana, namun punya kualitas di atas rata-rata
Kejadian masa lalu memang selalu terkenang setiap kita mengingatnya, baik itu kenangan indah atau pun yang buruk sekalipun. Semua memori itu dapat terpicu oleh berbagai hal, mulai dari peristiwa yang terulang kembali sama seperti yang pernah terjadi di masa lalu (De javu), ataupun segala bebunyian khas yang melekat. Menanggapi poin kedua, bebunyian-bebunyian khas baru-baru ini saya dengar yang kemudian mengingatkan saya akan nuansa masa lalu, tepatnya masa ketika saya beranjak ABG. Bebunyian itu terdengar ketika salah seorang teman memberikan beberapa list lagu, dan diantara beberapa lagu tersebut Fostan lewat single “Memoria”-nya dengan cepat menarik perhatian saya.
Sesuai dengan judulnya, ”Memoria”, lagu tersebut mampu membuat suasana flashback terasa ketika beat pop terdengar. Memori akan masa kecil langsung terasa, ketika saat itu (dibaca: 2009) tayangan televisi masih sering menayangkan band-band indie pop, dan Fostan mampu membawa kembali nuansa itu. Masuk lebih jauh dalam alunan lagu, semua terasa sempurna ketika iringan tamborin terdengar yang membuat nuansa indie pop awal 2000-an semakin kentara. Sokongan dari melodi gitar yang catchy abis, bass line sederhana namun pas, dan juga ketukan drum yang tidak muluk-muluk mampu menambah warna indie pop ‘lawas’ yang ringan di telinga.
Dari sisi lirik, secara keseluruhan lagu ini membahas masa lalu sepasang kekasih yang harus kandas. Semua kejadian terangkum sangat baik lewat lagu ini, “Gelak tawa dan air mata, Tersimpan rapi di memoria” adalah potongan lirik yang menggambarkan semua suasana masa lalu, dan kini hanya kenangan di kepala. Di sisi lain, lirik “Dan mengucap maaf” yang disebut berkali-kali mampu terngiang-ngiang di kepala. Bagian tersebut menjadi hook yang tepat dan sangat terasa ringan untuk kemudian dinyanyikan di sela-sela waktu.
Sedikit tentang Fostan, band asal Jakarta ini mengusung genre indie pop dengan formasi Zahra Adys (vokal), Raja Kautsar (gitar), Tommy Ramadhan (bass), dan Ammar (drum), mereka berhasil menghimpun semua energi setiap personilnya ke dalam sebuah materi yang dirangkum secara sederhana, namun punya kualitas di atas rata-rata.
Diketahui juga bahwa “Memoria” adalah debut single dari Fostan yang saya akui menjadi sebuah perkenalan manis, sederhana, namun menancap di kepala. Ramuan musikalitas yang disajikan Fostan secara ringan tapi berkualitas ini, akhirnya menarik perhatian DCDC untuk ikut menyebarkan segala memoria lewat DCDC Rocka Rockie. Coklatfriends, sambut Rocka Rockie bulan November, Fostan.
Comments (0)