FOGFEST, Hernandes Saranela dan Black Metal Nusantara (Bagian Dua)

FOGFEST, Hernandes Saranela dan Black Metal Nusantara (Bagian Dua)

Foto di atas didapatkan di pojok eksibisi FOGFEST, lukisan darah hasil karya vokalis band black metal asal Manado, Northorn. Sudah mengalami proses editing.

Di artikel sebelumnya, Hernandes Saranela menceritakan tentang kisah awal terbentuknya FOGFEST, bagaimana ia memaknai black metal hingga segala macam fenomena yang membumbui ranah musik black metal. Ini merupakan artikel lanjutan dari wawancara bersama Hernandes Saranela. Disarankan untuk membaca artikel bagian pertama sebelum membaca artikel ini.

Tentang Gesekan di Antara Pegiat Black Metal

Ketika sebelumnya ditanya terkait alasan di balik nama FOGFEST, Hernandes menyatakan bahwa ada banyak klaim mengenai siapa yang paling cocok menyandang nama black metal. Lewat pernyataan ini, seolah muncul pernyataan selanjutnya bahwa ada gesekan antara pegiat di dalam ranah musik black metal. Saya menyoroti bagian ini, bertanya tentang sejauh mana gesekan itu terjadi dan apa alasannya.

Hernandes menjawab bahwa bentuk-bentuk gesekan terjadi tidak hanya di dalam scene black metal. Scene lain pun memiliki tendensi untuk terjadi gesekan atas alasan apapun. Menurutnya, sejumlah isu kuat yang memunculkan gesekan itu ada pada bentuk musik yang dihasilkan, menyusul aspek tampilan dan cara memaknai musiknya. “Jika dibandingkan, keduanya memang sangat berbeda, dan orang awam pun mampu menyadari perbedaan itu.”

Mengaburkan segala macam bentuk gesekan itu lah yang menjadi salah satu tujuan diselenggarakannya FOGFEST. Hernandes merasa gesekan ini perlu “dikaburkan”, karena hal ini berakibat pada munculnya asumsi-asumsi miring dari orang-orang yang hanya meyakini pilihan black metalnya sendiri. Namun ternyata, ada beberapa orang yang tidak setuju pada apa yang dilakukan oleh Hernandes, dan mereka menganggap bahwa Hernandes merusak tatanan black metal yang sudah mapan.

“Saya dianggap memiliki agenda khusus yang muaranya hanya demi keuntungan diri sendiri. Faktanya, apa yang saya lakukan ini juga menjadi pikiran banyak kawan di luar sana. Itulah kenapa ajang FOGFEST bisa terwujud pada akhirnya,” sambungnya.

Ketidaksetujuan dari beberapa pihak ini menghasilkan beberapa isu dan respon yang bisa dikatakan negatif. Dari mulai mempelesetkan FOGFEST menjadi F*CKFEST, hingga hadir satu opini yang disebarkan melalui sosial media, yang berbunyi: “Hati-hati jangan sampai terpengaruh oleh seseorang yang berambisi untuk dirinya dengan membawa-bawa nama black metal”. Namun, Hernandes memilih untuk membiarkannya.

“Mereka tidak pernah berkontribusi, jadi saya biarkan saja. Tapi, lalu saya menulis di DCDC: Boneka Black Metal.”

BACA JUGA - Bicara tentang Fulan, Si "Boneka Black Metal"

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner