Eksploitasi Sampai Mati !!!

Eksploitasi Sampai Mati !!!

Jumlah penonton dalam berbagai festival secara umum sudah mulai melandai. Pertengahan tahun 2023 ini akan menjadi titik rawan dari munculnya kebosanan. Penikmat festival sudah mulai jenuh dengan line up band yang itu-itu saja. Mereka akan menjadi lebih selektif dalam menonton festival

Pasca berakhirnya pandemi di tahun lalu penantian orang untuk bisa kembali hadir di festival musik seolah tak tertahankan lagi. Deretan festival musik hadir di setiap akhir pekan dengan aneka konsep acara dan puluhan band yang jadi line up. Dari yang mulai mencampurkan aneka musik dan kolaborasi hingga yang mengusung konsep hanya spesifik memainkan musik satu genre saja. Semua berusaha memanfaatkan momentum di mana orang-orang ingin menumpahkan kerinduan mereka untuk kembali berjumpa dan berkumpul menikmati sajian musik secara live setelah muak dengan sajian panggung-panggung virtual.

Musisi dan band kebanjiran order manggung disana-sini untuk kembali mengisi pundi- pundi rupiah yang morat-marit selama pandemi. Skala event besar dengan harga tiket bersaing antri memenuhi agenda venue dan ramai seliweran di lini masa sosial media. Penonton yang sudah lapar akan suasana konser seolah kalap berburu tiket dan mengejar setiap festival yang digelar di berbagai kota besar. Yang dijual oleh promotor tentu saja deretan penampil yang memang punya kemampuan mendatangkan massa baik penampil lokal maupun dari luar negeri. Begitu juga band yang punya basis massa besar kembali kelimpungan menyusun jadwal manggung di berbagai kota. Bahkan dalam satu hari bisa tampil di tiga lokasi berbeda menjadi hal yang terpaksa dijalani.

Selain festival musik dengan skala besar ada banyak festival musik skala komunitas yang turut memanfaatkan momentum ini. Di berbagai kota, festival semacam ini kembali menggeliat mengisi ruang-ruang alternative di komunitasnya masing-masing. Walau situasi perijinan di beberapa kota masih terbilang sulit, namun tidak lantas menyurutkan niat mereka untuk menggelar pertunjukan dengan berbagai cara. Tidak semua bernasib baik. Banyak yang akhirnya dihentikan dengan banyak pertimbangan, namun yang paling krusial dengan alasan keamanan.

Aneka gelombang festival musik yang datang silih berganti selama 6 bulan terakhir sebetulnya secara umum tidak menawarkan pengalaman baru bagi penontonnya. Line up band yang dimainkan juga masih didominasi oleh nama band yang sama. Kemasan musik campur sari dalam sebuah festival masih menjadi menu andalan yang dijual promotor kepada konsumen. Karena pasca pandemi belum nampak trend musik yang mendominasi dan masing-masing genre seolah sedang kembali mencari momentum untuk bisa kembali tampil mendominasi pasar. Semua genre mempunyai peluang yang sama.

Dampaknya dalam 6 bulan terakhir konsumen sudah mulai jenuh dan dahaga mereka akan hiburan musik di festival sudah terpenuhi. Jumlah penonton dalam berbagai festival secara umum sudah mulai melandai. Pertengahan tahun 2023 ini akan menjadi titik rawan dari munculnya kebosanan. Penikmat festival sudah mulai jenuh dengan line up band yang itu-itu saja. Mereka akan menjadi lebih selektif dalam menonton festival. Band juga kesulitan untuk membuat karya baru ditengah kepadatan jadwal manggung dan tour. Kita semua sedang menuju jalan buntu. Terbentur pada dinding kebosanan dan kebingungan untuk mencari bentuk baru.

Menyambut bulan-bulan selanjutnya, DCDC akan kembali hadir dengan aneka program baru dan program regular. Yang patut ditunggu adalah event kolaborasi antara musik dan seni rupa, dan tentu saja di bulan puasa kita akan kembali menyapa lewat program-program ramadhan. Nantikan saja updatenya dan tetap update keseruan serta dinamika musik Indonesia di kanal ini.

BACA JUGA - Ancaman Suka Cita Ditahun 2023

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner