Dua Kali Diseret Ke Pengadilan Musik, Rosemary Kembali Lolos Dari Dakwaan

Dua Kali Diseret Ke Pengadilan Musik, Rosemary Kembali Lolos Dari Dakwaan

“kami bukan musisi. Kami hanya sekumpulan anak muda yang suka skateboard, dan kebetulan iseng ngeband. Jadi tidak pernah ada keseriusan bermusik dari kami, sampai akhirnya kami merilis album baru ini"

Sekitar pukul delapan malam, halaman Kantinnasion Rumah The Panas Dalam, Jalan Ambon No. 8A, Bandung sudah mulai dipenuhi para penikmat karya Rosemary, yang biasa disebut dengan W.A.R.S. Dibuka oleh Soni Bebek yang bertindak sebagai panitera di DCDC Pengadilan Musik malam itu. Rosemary yang malam itu kembali diseret ke meja pengadilan mendapatkan status baru sebagai residivis, dari yang tadinya berstatus terdakwa. Selang lebih kurang 3 tahun, grup musik yang identik dengan olahraga skateboard ini kembali didakwa karena ‘kasus’ perilisan album baru mereka, Letter To Friends, dengan single yang mereka rilis berjudul “Come On”.

Perilisan album serta single tersebut menjadi barang bukti di pengadilan musik malam itu, yang ditayangkan lewat cuplikan footage video di awal acara, hingga akhirnya Budi Dalton, yang malam itu bertindak sebagai jaksa penuntut bersama Pidi Baiq, tampil dengan kostum seorang Bikers. Satu hal yang bisa dibilang sejalan dengan citra dirinya, yang memang punya ketertarikan berlebih dengan motor besar. Tampil menjadi ‘lawannya’ di persidangan, Yoga PHB mengenakan kaus bertuliskan tepung beras ‘Rose Brand’ sebagai bentuk parodi dari ‘Rosemary’. Rully Pasar Cikapundung, yang malam itu menjadi rekan Yoga yang duduk di kursi Pembela kembali membawa barang antik, serupa alat penanak nasi tradisional.

 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner