Dengan Folk, Iksan Skuter Mampu Menyengat Coklatfriends Sumedang

Dengan Folk, Iksan Skuter Mampu Menyengat Coklatfriends Sumedang

Menyaksikan banyak orang bernyanyi lagu “Indonesia pusaka”, dengan Iksan yang turun langsung ke tengah-tengah penonton sebagai dirijen, menjadi pemandangan yang rasanya tidak mungkin jika tidak membuat merinding.

Pada gelaran DCDC Sahur Nikmat On The Road di Sumedang, Iksan Skuter sanggup meregenerasi energi lewat musik yang dia mainkan. Musik folk yang belakangan semakin banal dengan isian lagu-lagu yang terbilang dangkal, kemudian dimentahkan Iksan dengan lantang lewat lagu-lagunya yang tidak hanya punya hook di banyak isian liriknya, tapi juga mampu menyampaikannya dengan ‘hati’. Tidak heran jika pada penampilannya banyak orang yang tergerak mengikutinya bernyanyi.

Sumedang menjadi saksi dari dinamika menarik antara humor empat presiden yang hadir ditengah-tengah penampilan Iksan, dan satu hal yang ‘sakral’ lewat lagu pamungkas dari Iksan berjudul “Shankara”, yang kemudian disambungkan dengan lagu “Indonesia Pusaka”. Menyaksikan banyak orang bernyanyi lagu “Indonesia pusaka”, dengan Iksan yang turun langsung ke tengah-tengah penonton sebagai dirijen, menjadi pemandangan yang rasanya tidak mungkin jika tidak membuat merinding.

 

Lirik-lirik personal yang Iksan nyanyikan mampu menyengat meski hanya disajikan dengan gitar akustik, dan sebuah alat musik bikinannya sendiri bernama Dug Dug Boy (merunut pada bunyi instrumen ini, akhirnya dia menamakannya ‘dug dug’). Meski sempat ‘direcoki’ empat presiden dari negara-negara imajiner, namun Iksan tetap mampu ‘menyalakan lampu’ nya sendiri, dengan semua kejeliannya menangkap situasi dalam menampilkan performa terbaiknya.

Ditemui disela-sela penampilannya di gelaran DCDC Sahur Nikmat On The Road, Iksan menuturkan jika musik bisa menjadi medium untuk menyampaikan pesan apapun. Baginya musik harus bisa ‘bicara’ lebih banyak, termasuk tentang keberagaman. Satu hal yang kemudian dia terjemahkan juga di dalam karyanya, yang memang banyak mengetengahkan tema-tema lirik keseharian dengan makna yang dalam. Meski ditingkahi kritik di banyak sisi lagunya, baik yang tersirat maupun tersurat, Iksan mampu menerjemahkan itu sebagai kendaraannya untuk berwacana tentang tanah airnya.

 

Selaras dengan apa yang dia temukan di gelaran DCDC Sahur Nikmat On The Road setiap tahunnya, Iksan mengakui ada ikatan emosional yang terjalin, ketika semua orang terlibat dalam suasana penuh keintiman, dan selalu ada alasan bagi Iksan untuk selalu terlibat menjadi bagian dari keluarga DCDC Sahur Nikmat On The Road.

BACA JUGA - 4 Presiden dan Suguhan Manjur Pelipur Lapar di Cianjur

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner