DCDC Substereo: Satu Malam yang Gila Bersama Black Teeth

DCDC Substereo: Satu Malam yang Gila Bersama Black Teeth

Tanpa rem, musik Black Teeth malam itu mengudara dengan liar di kanal Radio OZ 103.1 FM Bandung.

Di malam hari tanggal 12 September 2017, program yang diadakan di Radio OZ 103.1 FM Bandung yaitu DCDC Substereo didatangi dan dimeriahkan oleh penampilan empat pemuda dari Jakarta. Mereka menamai band mereka dengan sebutan Black Teeth. Grup musik Rock yang terkenal dengan lirik berbahasa sarkas nan vulgar itu akan mengudara dan tampil dengan gila-gilaan.

Penampilan Black Teeth kemarin merupakan kali pertama bagi saya menyaksikan kegilaan mereka. Sebelum saya mendatangi lokasi Radio OZ 103.1 FM Bandung, saya telah diberi sedikit info mengenai imej dari band Rock yang satu ini. Saya sangat tertarik, dan ketika saya mendengar kabar bahwa mereka akan tampil di minggu kedua Bulan September ini, saya langsung bergegas ke lokasi DCDC Substereo. Saya sampainya sekitar pukul setengah sepuluh malam. Dari arah saya memasuki ruangan, saya langsung disambut dengan senyum oleh para personil Black Teeth. Selanjutnya, saya langsung menuju ke bagian dalam, menemui beberapa rekan dari Radio OZ 103.1 FM Bandung, sambil rehat sejenak, duduk di sofa dan menyulut sigaret.

Setelah kurang lebih setengah jam, Rama selaku produser acara DCDC Substereo dari tim Radio OZ memanggil para personil Black Teeth untuk memasuki ruang siaran yang sekaligus menandakan acara ini telah dimulai. Keempat personil Black Teeth yang beranggotakan Said Satriyo (vokal & gitar), Jerremia L Gaol (bass), bersama dua personil barunya yaitu Arya Novanda (gitar) dan Morris Orah (drums) pun masuk ke ruang siaran berbilik kaca tersebut. Obrolan dua pihak itu pun langsung disiarkan secara langsung.

Saya yang kala itu berada di luar ruang siaran sempat ketinggalan perbincangan mereka di awal segmen, karena tengah fokus mengabarkan rekan lainnya untuk datang. Tapi, sesekali saya mendengarkan perbincangan mereka dari luar ruang siaran yang terkesan cukup hangat, diselingi dengan tawa, baik dari para personil Black Teeth dan pihak penyiar radio OZ 103.1 FM Bandung. Tak lama kemudian, Rama mempersilahkan para personil Black Teeth untuk berpindah ruangan dan memasuki sesi live di studio musik untuk memulai aksi gilanya.

Penampilan Black Teeth di segmen pertamanya diisi dengan membawakan dua lagu berjudul “Shit” dan “Pengecut”. Black Teeth menampilkan performa yang belum pernah saya temukan dalam sebuah grup musik. Penampilan mereka cukup sederhana, tetapi liar dan cukup gila. Mereka urakan! Karakteristik band semacam ini sangat saya sukai, dan omongan orang lain tentang Black Teeth yang saya dengar tidak lagi saya ambil pusing. Dengan kesan rebel, saya menilai penampilan Black Teeth kala itu cukup jujur dan semakin membuat penasaran untuk melihat penampilan mereka di segmen selanjutnya.

Setelah selesai di segmen pertama, yang sekaligus menjadi pemicu akan kegilaan penampilan Black Teeth di DCDC Substereo itu, para personil diberikan waktu rehat sekitar 2-3 menit sebelum masuk segmen kedua, saya pun kembali memilih untuk duduk sambil berbincang bersama rekan radio OZ 103.1 FM Bandung dan tak lama kemudian rekan saya akhirnya tiba jua tepat segmen kedua hendak dimulai. Segmen kedua pun tiba, para personil Black Teeth kembali masuk di ruang siaran milik radio OZ 103.1 FM Bandung untuk kembali memulai perbincangan selanjutnya.

Jika sebelumnya saya melewatkan perbincangan mereka, lain halnya dengan segmen kedua ini. Black Teeth banyak membahas mengenai lirik lagunya yang terkesan vulgar. Satriyo selaku penulis lirik bercerita mengenai penulisan lagu Black Teeth. Alasan Black Teeth hadir dengan kemasan lirik yang bersifat negatif itu adalah sebagai ungkapan jujur dari Satriyo seputar ruang lingkup kehidupannya tanpa diada-ada sama sekali. Perbincangan pada segmen kedua ini cukup menarik, karena tidak hanya membahas mengenai lirik lagu Black Teeth, melainkan juga ada pembahasan mengenai hadirnya dua personil baru Black Teeth yakni Arya dan Morris.

Kehadiran dua personil baru Black Teeth yang mengisi kekosongan pasca ditinggalkan Eno dan Choki seakan menambahkan ide baru bagi Black Teeth. Selama perbincangan berlangsung, suasana terasa cukup hangat karena dibumbui gelak tawa, terlebih lagi sifat para personil Black Teeth yang humble dan membuat obrolan live kala itu tidak membosankan. Usai perbincangan, pihak Radio OZ 103.1 FM Bandung kembali mempersilahkan para personil Black Teeth untuk kembali tampil. Dua lagu berjudul “Anjing Kantor” dan “Pesta di Neraka” adalah amunisi yang digeber malam itu.

BACA JUGA - Cerita dari Black Teeth, Tentang Perjalanan Bermusik dan Hadirnya Dua Senjata Baru

Saya kembali dihadapkan dengan suasana yang berbeda dari penampilan live Black Teeth. Pada lagu “Anjing Kantor” yang diawali dengan genjrengan gitar sambil membicarakan tentang kebosanan mengenai siklus Kota Jakarta, tanpa diduga-duga pada bagian reff Black Teeth mengeluarkan hasrat utama dari lagu tersebut yang berkesan seperti bentuk kemarahan atas kehidupan kantoran di Ibukota, dengan raungan tempo musik yang mendadak ngebut tanpa rem serta permainan melodi gitarnya yang berapi-api. Lagu selanjutnya pun tak kalah gilanya, yakni “Pesta di Neraka”. Di lagu ini, saya mempunyai penilaian tersendiri tepatnya pada tema lagunya yang seakan menggambarkan pesta pora tanpa batas di Neraka. Tema dan musiknya berbanding lurus, mereka beringas tanpa kendali.

Segmen terakhir pun tiba. Perbincangan pada penghujung acara ini terasa semakin intim. Pembahasan pun menyentuh soal rilisan fisik. Dengan maraknya berbagai helatan dalam mendukung kembali hadirnya rilisan fisik, penyiar Radio OZ menanyakan pada pihak Black Teeth tentang minat mereka merilis rilisan fisik yang unik atau dibuat sedemikian rupa sebagai respon dari maraknya kebiasaan mengkoleksi rilisan fisik hari ini. Pihak Black Teeth menjelaskan bahwa mereka telah sempat berpikir ke arah sana, tapi masih belum tahu ke depannya akan seperti apa bentuk dari rilisan selain CD yang mereka rilis.

Setelah perbincangan selesai, pihak Radio OZ 103.1 FM Bandung undur diri dan menutup acara DCDC Substereo dengan penampilan terakhir dari Black Teeth. Mereka mengcover lagu milik grup Rock asal Inggris tahun 70’an bernama The Damned berjudul “New Rose” dan menyambung kembali penampilan mereka denga lagu “Bodo Amat” (hidden track).

Dengan demikian, DCDC Substereo berakhir dengan cukup gila. Terus simak program DCDC Substereo, karena masih banyak band yang tak kalah keren lainnya!

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner