DCDC Substereo : Bersenandung Dalam Alunan Indie Rock ala Veskil

DCDC Substereo : Bersenandung Dalam Alunan Indie Rock ala Veskil

Ditengah menjalankan program tur di beberapa kedai kopi Bandung, Veskil sempatkan mengudara malam kemarin.

Mungkin dari segelintir band yang pernah tampil di DCDC Substereo, Veskil adalah band dengan warna musik yang berbeda. Tak cuma dari segi musikalitas saja, umur band ini pun tidaklah muda, tepatnya di akhir era 90-an mereka terbentuk di Kota Bandung. Dan sekaligus menjadi salah satu pionir untuk musik indie rock di kota kembang pada saat itu.

Beberapa waktu kemarin, Veskil tengah menjalankan satu program tur. Dalam tur ini pun cukup berbeda, yang mana mereka bersinggah di beberapa kedai kopi di Kota Bandung dalam tajuk ‘Veskil Showcase Coffee Shop Tour’. Tentu saja tak cuma bersinggah semata, melainkan ini merupakan upaya dari Veskil untuk berkenalan dengan para penikmat musik sekaligus menjembatani hal-hal yang terkait dengan album keduanya nanti, Pada Apapun Kau Sebut Fantasi yang rencananya bakal dirilis dalam waktu dekat ini. Ditengah berlangsungnya program itu, Veskil menyempatkan untuk tampil dan mengudara di DCDC Substereo yang berlangsung di Radio OZ 103.1 Fm Bandung, tepatnay pada tanggal 20 Maret 2018 kemarin.

Sebelum acara dimulai, Ojel (bass/vokal) dan dua personil lainnya melakukan sesi soundcheck. Usai sesi tersebut dilakukan dan berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan, acara DCDC Substereo pun mulai dibuka dengan bincang-bincang pembuka oleh dua penyiarnya Eky dan Denny Hsu, serta ditemani oleh Rama yang merupakan produser dalam program ini. Hingga akhirnya waktu acara pun telah tiba, dan kegiatan Veskil diawali dengan bincang-bincang dalam sesi siaran.

Dalam siaran sesi pertama, Ojel yang merupakan salah seorang personil tetap band ini menceritakan sedikit tentang awal terbentuknya Veskil. Beserta dengan cerita yang terkait dengan komunitas grunge di Punawarman Bandung pada era 90-an dulu hingga menghasilkan satu kompilasi fenomenal bertajuk Grunge Is Dead vol.1. Tak lama setelahnya, sesi pertama pun harus berakhir dan ditutup dengan penampilan langsung dari Veskil lewat lagu “Purnama Tanpa Cela”. Ketika lagu ini dimainkan kembali oleh Veskil, nuansa musiknya sama sekali tak berubah. Tapi disatu sisi menggambarkan warna musik rock yang cukup sederhana, tapi tetap mengedepankan idealisme terutama dalam pedanan lirikalnya yang terkesan seperti sajak. Hampir kesemua lagu Veskil berisikan lirikal yang mendalam, serta kata-kata yang digunakannya pun seakan cocok dengan musik indie rock ala Dinosaur Jr., Sebadoh dan semacamnya ini. Beda dengan kebanyakan musisi Indie rock, lebih mengedepankan pedanan lirikal bahsa inggris untuk dicerna oleh pendengarnya.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner