DCDC ShoutOut! Day - Energi Tanpa Batas di Ujung Sumatera

DCDC ShoutOut! Day - Energi Tanpa Batas di Ujung Sumatera


A.U.G | DCDC ShoutOut! Day, Pringsewu - Lampung

Setelah dipanaskan oleh Tujah, tensi kembali diturunkan lewat permainan musik blues rock dari A.U.G. Band ini diperkuat oleh empat orang personil, satu orang vokalis merangkap gitaris, satu orang gitaris, satu orang bassist dan satu orang drummer. Kedua pemegang gitar sama-sama memakai gitar akustik. Menyenangkan sekali melihat pembawaan sang vokalis, tidak terlalu berusaha untuk banyak ramah tamah, tapi ia terlihat santai dan menikmati penampilannya. Melodi gitar dari sang gitaris juga sangat menarik untuk disimak. Sayangnya, masih ada beberapa lagu cover yang mereka bawakan. Tapi, mereka tetap memainkan lagu milik mereka, yang menurut sang vokalis salah satu lagunya adalah lagu menye-menye. Meski begitu, kebanggaan terhadap karya sendiri lah yang kami ingin lihat di setiap panggung DCDC ShoutOut! Day.


Cheery Trees | DCDC ShoutOut! Day, Pringsewu - Lampung

Usai A.U.G, giliran duo bernama Cheery Trees yang tampil di panggung. Ini adalah duo suami istri, memainkan musik pop yang total syahdu dan menenangkan. Meski hanya berbekal satu gitar akustik yang dipadukan dengan dua vokal, penampilan Cheery Trees sangat mengundang perhatian. Nampaknya, istilah less is more bisa cukup menggambarkan seperti apa musik dari Cheery Trees. Tidak berlebihan, berada dalam takaran yang pas. Suara angelic dari sang vokalis perempuan membuat musik Cheery Trees makin indah.

Waktu sudah dekat ke adzan magrib ketika Cheery Trees selesai membawakan lagu terakhir. Otomatis, mereka menjadi band penutup sesi pertama di DCDC ShoutOut! Day Pringsewu. Acara kembali dilanjutkan sekitar pukul setengah delapan malam, selepas jeda isya.

Kali ini, giliran dua orang narasumber yang naik ke atas panggung untuk mengisi sesi sharing. Di DCDC ShoutOut! Day Pringsewu kali ini, Toteng dan Karina, jurnalis dari DjarumCoklatDotCom (DCDC) menjadi pembicara yang akan membahas dua topik yang berbeda, yaitu tentang teknis sound dan memanfaatkan media digital untuk mendukung karir bermusik dari teman-teman musisi Lampung.


Sharing session dari Karina dan Toteng | DCDC ShoutOut! Day, Pringsewu - Lampung

Ditemani seorang MC, dua orang ini berbicara panjang lebar soal topik yang dikuasai oleh masing-masing. Toteng membuka sesi dengan memberi ulasan tentang jalannya simulasi dan sound check yang dilaksanakan siang hari, juga mengevaluasi beberapa hal terkait kendala teknis yang sempat dialami beberapa band. Ia menekankan bahwa kesehatan instrumen dan semua perlengkapannya mutlak harus diperhatikan, bahkan hal-hal kecil sekalipun, seperti kabel, adaptor efek, dan lain sebagainya. Selain itu, ia juga menekankan bahwa aktivitas sound check adalah salah satu yang seyogianya tidak dilewatkan, agar band bisa berkenalan dengan medan tempur terlebih dahulu, dan kendala-kendala teknis bisa lebih cepat ditangani.

Selanjutnya, Karina lebih menyoroti pada cara untuk memanfaatkan media seperti DjarumCoklatDotCom (DCDC) untuk mendukung penyebaran karya para musisi ke khalayak ramai. Rilisan pers adalah salah satu senjata efektif untuk bisa membantu musisi memperkenalkan karyanya. Sayangnya, masih banyak band yang belum menyertakan informasi lengkap dalam rilisan pers, dan hal tersebut berimbas pada penyampaian informasi yang kurang optimal. Untuk itu, ia membahas secara detail apa saja yang perlu disertakan ketika teman-teman musisi ingin karyanya bisa diulas dan tepat sasaran.

Penonton yang hadir cukup aktif dalam sesi ini. Beberapa teman-teman Lampung memberi pertanyaan, baik seputaran topik yang sedang dibahas bahkan juga tentang isu yang sedang hangat diperbincangkan. Tapi pada intinya, pembicaraan Toteng dan Karina kembali pada kebanggaan dari karya mereka masing-masing. Sebuah band bisa dinilai secara objektif dari karya yang mereka buat. Karena itulah, memainkan karya sendiri di panggung manapun adalah hal yang wajib dilakukan. Selama band tersebut masih berkutat membawakan lagu dari musisi yang lain, karya mereka sendiri malah tidak bisa terekspos ke publik. Jika alasannya mereka ingin memainkan lagu yang sudah dikenal banyak orang, alangkah lebih baik kita putar pikirannya; tidak kah teman-teman ingin musik kalian juga dikenal dan dinyanyikan banyak orang?

View Comments (2)

Comments (2)

  • Abenk16
    Abenk16
    29 Nov 2018
    Di palembang singgah juga dong Bang..? Kapan dinpalembang bang..
  • Abenk16
    Abenk16
    29 Nov 2018
    Di palembang singgah juga dong Bang..? Kapan dinpalembang bang..
You must be logged in to comment.
Load More

spinner