DCDC Music Chart - #3rd Week of March 2019

DCDC Music Chart - #3rd Week of March 2019

Coklatfriends, ini dia DCDC Music Chart hasil pilihan dari music director untuk DCDC Radio, yaitu Angga Kusuma (Taring, Asiaminor, Janevalla) yang bakal menemani minggu ketiga di bulan Maret lo jadi lebih menarik. Simak karya-karyanya di bawah ini!

 

Bleu House - "Sign"

Satu kata yang bisa menggambarkan musik Bleu House adalah kata "cozy". Balutan elektro-pop dengan sentuhan R&B seperti yang tertuang dalam lagu mereka, “Sign”, terdengar nyaman dengan pilihan olah suara dan cara mereka membawakan lagu. Vokal yang bergantian di bagian verse, kemudian disajikan berbarengan di bagian chorus terdengar berlapis, tapi tidak saling tumpang tindih. Bebunyian sampling yang mereka mainkan juga tidak terdengar asal nempel, dan tiap instrumen dibunyikan dengan timing yang pas. Mereka tahu kapan harus mengalun, kapan harus break, dan kapan harus melepas hook lagunya. Analogi sebuah sofa yang empuk, mungkin menjadi gambaran paling sesuai dengan lagu “Sign”, lewat semua bangunan atau komposisi musik yang Bleu House buat.

 

Colours and Carousels - "Imaginary"

Drum di awal lagu “Imaginary” milik Colours and Carousels terdengar seperti peluru. Variasi ropel dan permainan double pedalnya terdengar seperti senapan AK-47, yang memburu dengan rentetan pelurunya. Namun, meski menampilakan musik yang agresif, Colours and Carousels masih memberi ruang untuk bebunyian string section yang menjadi latar musik di lagu ini, untuk difungsikan sebagai cara mereka rehat sejenak. Dinamika yang menarik, karena setelahnya mereka kembali liar dan menyerbu dengan rentetan permainan gitar, bas, dan drum yang semuanya terdengar seperti dalam arena balap. “Imaginary” terdengar seperti sebuah peperangan, dan Colours and Carousels menciptakan ruang bagi pendengar untuk ikut terlibat dengan mood yang mereka ciptakan.  

 

Kill the Day - "And Then You Die"

Lagu “And Then You Die” milik Kill The Day adalah apa yang bisa orang harapkan tentang thrash metal, dengan irama yang cepat dan karakter sound yang heavy. Awam mungkin menganalogikan lagu ini seperti sebuah arena balap liar. Siapa yang lengah akan mati terlindas pembalap-pembalap liar yang ugal-ugalan. Permainan drum di lagu ini cukup mencuri perhatian, dengan teknik rekaman yang menyimpan segala detail pukulan sang drummer di depan. Di belakangnya, Abbay, sang veteran hardcore ini membayangi dengan permainan bas-nya, hingga pada interlude lagu giliran sang gitaris yang tampil ngebut, dengan semua teknik yang ia pamerkan. Lagu ini begitu bertenaga, dan selama lebih kurang tiga menit lagu ini berjalan, pendengar seperti tidak diberikan jeda untuk sedikit bernafas, karena grafik yang terus menanjak sejak intro hingga coda lagu diputar.

 

Lembide - "Arogan Pembenci"

Kolektif metalcore asal kota kota Takengon, Aceh ini mulai menyalakan api dan pijakan pedal gas yang dalam pada bulan Januari 2017 lalu, dan hingga kini, api itu masih menyala. Salah satunya tergambar dalam lagu “Arogan Pembenci”. Sebuah lagu yang berisikan riff-riff gitar yang diolah sedemikian rupa hingga menghasilkan sayatan-sayatan distorsi bertensi tinggi yang kemudian digabung dengan pola ritmis yang solid. Lagu ini ibarat sebuah pedang yang langsung menusuk, membunuh lawannya tanpa membiarkan lawannya kesakitan terlebih dulu. Mereka menghujam langsung ke titik yang mematikan, dan mungkin sama mematikannya dengan makhluk fiksi yang dipercaya bernaung di danau Takengon, yang bernama sama dengan bandnya, Lembide. 

 

Hollywood Nobody - "Telescope"

Sebuah lagu lama dari band lama, Hollywood Nobody. “Telescope” menjadi lagu yang membuat publik musik di tanah air, khususnya Bandung kala itu terpesona dengan olahan musiknya. Secara komposisinya mungkin rumit, namun terdengar menyenangkan dan mudah melekat di telinga. Karakter suara gitar nylon dalam lagu ini cukup mendominasi, yang untungnya ditimpali dengan permainan drum dan basnya hingga menghasilkan komposisi musik bossanova yang sangat catchy. Apalagi dengan tingkah iseng sang pemain kibor, Iru Irawan dalam lagu ini. Notasi sederhana yang dia mainkan cukup memberi aksen dan tema lagu yang kuat lagi menarik, hingga menjadi ‘central point’ yang membawa benang merah dalam lagu ini.

 

DCDC Radio mengudara setiap hari dan DCDC Music Chart akan diperbarui setiap minggu. Pantau terus DCDC Radio dan DCDC Music Chart dan dengarkan karya dari band-band independen berkualitas di tanah air. Daftarkan juga band kalian di DCDC ShoutOut! dan dapatkan kesempatan di berbagai program milik DCDC!

BACA JUGA - DCDC Music Chart - #2nd Week of March 2019


DCDC RADIO MUSIC DIRECTOR

ANGGA KUSUMA (minorstrings@gmail.com)

Angga Kusuma atau yang lebih akrab dipanggil Angga adalah seorang musisi independen yang berasal dari kota Bandung. Ia aktif sebagai gitaris di berbagai proyek musik, seperti di Asiaminor, Taring dan Janevalla.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner