DCDC Music Chart - #1st Week of March 2019

DCDC Music Chart - #1st Week of March 2019

Coklatfriends, ini dia DCDC Music Chart hasil pilihan dari music director untuk DCDC Radio, yaitu Angga Kusuma (Taring, Asiaminor, Janevalla) yang bakal menemani minggu pertama di bulan Maret lo jadi lebih menarik. Simak karya-karyanya di bawah ini!

 

Coffee Reggae Stone - "Demon"

Karakter snare drum piccolo yang nyaring dimainkan dengan ketukan "nanggung" khas jamaican music menjadi pilihan Coffee Reggae Stone untuk membuka lagu mereka, “Demon”. Selanjutnya, gerombolan reggae dari Cicalengka, Kabupaten Bandung ini memainkan apa yang biasa kita dengar dari typical musik semacam ini. Bedanya, mereka punya usaha lebih untuk memasukan unsur musik lain dalam lagu ini. Sedikit nyerempet ke funk pada bagian verse-nya, lalu nyerempet ke blues pada bagian interlude-nya. Penambahan suara latar dan vokal keroyokan pada bagian reff membuat lagu ini jadi punya tenaga lebih. Mungkin, seperti kebalikan dari band The Paps, yang punya pembawaan super selow dalam musiknya, Coffee Reggae Stone punya lontaran nada-nada mayor yang riang sebagai sebuah lagu pesta pora ala Jamaika.

 

Dirtydolls - "Dirtydolls (Masih Disini)"

Dari awal lagu ini dimainkan, terdengar jelas jika lagu ini merupakan sebuah lagu anthem atau semacam lagu tema dalam sebuah serial televisi, misalnya. Lagu ini berisikan tentang Dirtydolls dari perspektif mereka. Ada kenikmatan sendiri mendengarkan olahan distorsi dan brass section dari trompet dan trombon, bergantian menyuarakan musik ska dan punk. Sesuai judulnya, Dirtydolls masih ada dan masih (akan) bersuara.  

 

Jamphe Johnson - "Anak Sangsaka" (Feat. Melanie Subono)

Harus diakui, lirik lagu ini terdengar (maaf) klise dan banal. Namun, olahan musiknya bisa menebus "dosa" itu. Catatan khusus pada pola rekaman departemen gitar yang diolah sedemikian rupa hingga terdengar bergantian di sisi kiri dan kanan pada earphone yang sedang dipasang. Selebihnya, deretan lick gitar dengan olah suara garing dan nge-crunch jadi fokus utama dua gitaris Abay dan Taphey di lagu ini. Sedikit ditingkahi permainan cowbell saat menimpali permainan melodi gitar di interlude jadi sebuah cara tepat dalam merepresentasikan rock n roll dengan gaya vintage.

 

Ketika Petir Menyambar - "OnFire"

Sepertinya bukan tanpa alasan band ini dinamakan Ketika Petir Menyambar. Musik dari band ini kiranya memang merepresentasikan petir dalam arti sebenarnya. Menggelegar dengan caranya. Pada pola rekamannya, suara gitar diletakan di depan. Begitu kuat, hingga kadang sang vokalis harus punya tenaga lebih untuk menyuarakan lirik yang dia nyanyikan. Lagu “OnFire” menangkap itu, dan memang sepertinya mereka sedang dalam kondisi prima untuk membawakan lagu ini. Setidaknya jika dibandingkan dengan Atta Halilintar, band ini lebih bisa menggambarkan petir atau halilintar dengan artian yang sesuai. 

 

Weirdos - "Plug and Play"

Dibuka dengan olah suara feedback, band ini menyiratkan nostalgia ria perihal musik grunge dan kedigdayaannya pada era '90an. Namun, tentunya dengan pilihan sound kekinian, yang tetap mengindahkan hal-hal esensial dari apa itu musik kotor (menurut istilah yang pernah dilontarkan oleh Che Cupumanik). Unit rock alternatif asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini cukup punya nyali untuk sama-sama bersanding atau bahkan melewati pencapaian band-band sebelumnya, ketika band grunge lainnya hanya berkutat pada romantisme yang disajikan oleh Nirvana.

 

DCDC Radio mengudara setiap hari dan DCDC Music Chart akan diperbarui setiap minggu. Pantau terus DCDC Radio dan DCDC Music Chart dan dengarkan karya dari band-band independen berkualitas di tanah air. Daftarkan juga band kalian di DCDC ShoutOut! dan dapatkan kesempatan di berbagai program milik DCDC!

BACA JUGA - DCDC Music Chart - #4th Week of February 2019


DCDC RADIO MUSIC DIRECTOR

ANGGA KUSUMA (minorstrings@gmail.com)

Angga Kusuma atau yang lebih akrab dipanggil Angga adalah seorang musisi independen yang berasal dari kota Bandung. Ia aktif sebagai gitaris di berbagai proyek musik, seperti di Asiaminor, Taring dan Janevalla.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner