“DCDC BDG: IYES IN ABSURDUM” : Gelaran Merayakan Seni Penuh Uforia dan Atensi

“DCDC BDG: IYES IN ABSURDUM” : Gelaran Merayakan Seni Penuh Uforia dan Atensi

Sumber Foto : Tim Digital DCDC

Semua penampilan seni dalam gelaran “DCDC BDG: IYES IN ABSURDUM” ini tentunya sangat totalitas dan menjadi ajang ‘Merayakan Seni’ bagi setiap pelaku dan penikmatnya

“Seni itu totalitas. Jika tidak lebih baik, lebih baik tidak”, sebuah quote dari Ayah Pidi Baiq yang rasanya cocok menjadi kata pembuka artikel ini. Ya, beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 17, 18, 19 Maret 2023 DCDC baru saja menyelenggarakan pagelaran seni dengan tajuk “DCDC BDG: IYES IN ABSURDUM”, yang diselenggarakan di Kampus IKOPIN, Jatinangor. Gelaran ini adalah acara lanjutan dari sebelumnya yang juga pernah diselenggarakan di Jogja – “DCDC YOGYES IN ABSURDUM”. Sama seperti sebelumnya, fokus dalam gelaran ini adalah seni musik dan seni rupa, dengan melibatkan para musisi yang juga memiliki karya rupa dan aktif di dalamnya.

Acara dibuka secara resmi dengan penggambaran mural yang dilakukan oleh The Panasdalam, Komunitas Mural Bandung dan juga teman-teman dari IKOPIN dan UNPAD. Performing art dari Tisna Sanjaya yang berkolaborasi dengan Sound Art dari Etza menjadi penampil pembuka gelaran ini yang dengan cepat menarik atensi dari semua orang yang hadir. Penampilan itu menjadi aksi teatrikal yang elegan, ditambah Tisna Sanjaya adalah seorang seniman senior yang karyanya patut dicap ‘masterpiece’.

 

Selanjutnya peresmian gelaran ini dilakukan dengan Opening Ceremony yang dihadiri oleh para kurator, seniman, dan teman-teman yang terlibat, kemudian acara dibuka secara simbolis dengan menyiram tanaman. Setelah itu ruang pameran mulai dipadati pengunjung dengan antusias tinggi dan menjadi sajian baru nan segar di tahun 2023 ini. Perlu diketahui, seniman-seniman yang mengisi ruang pameran dengan karya-karyanya antara lain; Pidi Baiq, Farid Stevy, Tisna Sanjaya, Nasirun, Lara Marino, Satria Nurbambang, Sir Dandy, Arian13, Erwin Koboy, Etza Meisyara, Alga Indria, Ahmad Oka, Ajeng Pratiwi, Hendra ‘Blangkon’ Priyadhani, Soni Irawan, Riono Tanggul Nusantara, Tegar Aji Wibowo, dan Antino Restu Aji.

Ditemui di sela-sela pameran, Farid Stevy selaku seniman dan musisi yang terlibat dalam acara ini menyampaikan tanggapannya seputar DCDC BDG: IYES IN ABSURDUM ini,

Tentu saja saya sangat berterima kasih kepada semua orang yang terlibat dalam menyelenggarakan acara ini, semoga acara ini dapat menjadi penyegar suasana di lingkup seni. Tentunya saya juga senang ketemu sama perupa dan pemusik Bandung.” jelas Farid Stevy.

Kalo perbedaan antara Bandung dan Jogja pastinya banyak, tapi saya lebih tertarik ngomongin persamaannya, yaitu sama-sama membutuhkan seni dan ruang apresiasinya. Karena kalo ngomongin perbedaan ditakutkan nantinya malah membuat jarak antara Bandung dan Jogja,” tambahnya ketika disinggung perbedaan antara Bandung dan Jogja – menariknya Farid Stevy lebih tertarik dengan persamaannya.

Menurut saya musik dan seni rupa itu kaya Patrick dan Spongebob, yang satu bodoh, yang satu kacau, tapi keduanya bisa berteman baik dan keduanya tidak masuk akal tapi menyenangkan, kurang lebih seperti itu. Entah musik yang mempengaruhi karya seni rupa saya ataupun sebaliknya.” Tutup Farid yang kemudian kembali melanjutkan kegiatannya.

Masuk dalam ranah seni musik, acara ini turut dimeriahkan dengan penampilan-penampilan musisi seperti Sarah N Soul, Sangkakala, dan Iksan Skuter di hari pertama dan menjadi malam pembuka yang padat sekaligus berisik dipenuhi sing a long dari penonton yang hadir. Di hari kedua band SS 12 Juli X EASTERNSVM menjadi band pembuka yang kemudian disusul oleh El Karmoya dan ditutup oleh penampilan liar dari Teenage Death Star. Lalu di hari terakhir band KMF UNPAD menjadi penampil pertama, kemudian malam hari FSTVLST hadir mengguncang jiwa, dan The Panas Dalam Bank menjadi penutup sempurna gelaran ini.

 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner