Dari Iksan Skuter untuk Mahasiswa:

Dari Iksan Skuter untuk Mahasiswa: "Waspadalah, Semua Sedang Tidak Menentu"

Foto didapatkan dari manajemen Iksan Skuter.

Sebagai seorang musisi yang konsisten menyuarakan "suara rakyat", karya-karya Iksan Skuter jadi kembali relevan dengan kondisi Indonesia saat ini. Lagunya bahkan ikut dinyanyikan di tengah aksi mahasiswa sebagai bentuk protes mereka.

Dalam beberapa minggu terakhir, media banyak menyiarkan kabar yang sama: tentang masifnya aksi mahasiswa bersuara tentang kondisi negara yang (kembali) tidak baik-baik saja. Tujuh tuntutan yang jadi poin utama lantang diteriakan hampir di setiap daerah di Indonesia. Tuntutan itu berisi penolakan juga desakan terkait produk-produk RUU dan UU yang dihasilkan oleh DPR periode 2014-2019, pimpinan KPK pilihan DPR, TNI dan Polri di jabatan sipil, militerisme di Papua dan daerah lain, kriminalisasi aktivis, pembakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera oleh korporat dan kasus pelanggaran HAM.

Aksi demonstrasi itu dilaksanakan berturut-turut, dimulai pada 23 September 2019. Setidaknya, aksi terbesar terjadi tanggal 24 September 2019 dan 30 September 2019, tak hanya melibatkan mahasiswa se-Indonesia, tapi juga kelompok massa lainnya. "Reformasi Dikorupsi" dan "Mosi Tidak Percaya" berkumandang keras sebagai bentuk protes dari para mahasiswa dan rakyat.

Bicara tentang bentuk-bentuk protes, para seniman Indonesia juga punya caranya sendiri. Dikerucutkan dalam seni musik, kita tahu bahwa banyak musisi atau band yang memilih untuk menyuarakan kritiknya lewat lagu-lagu mereka, terutama yang bersifat sosial atau politis. Efek Rumah Kaca, misalnya, yang pasti langsung kita ingat ketika "Mosi Tidak Percaya" kembali ramai akhir-akhir ini, mengingat salah satu lagu mereka juga berjudul sama. Banyak juga nama-nama lain, sebut saja Jason Ranti, Sisir Tanah, Navicula, Morgue Vanguard, .Feast, Tuantigabelas, dan tentu saja Iksan Skuter.

Ketika aksi mahasiswa terjadi, lagu dari Iksan Skuter jadi salah satu pilihan untuk dinyanyikan sebagai bentuk "perlawanan". Ada banyak lagu buatannya yang mengangkat tema kritik sosial atau politik, sebut saja "Partai Anjing", "Cari Pemimpin", "Nyalakan Tanda Bahaya", "Papua Ku Cinta", atau "Bingung". Maka dari itu, sosok Iksan Skuter jadi erat kaitannya dengan kondisi Indonesia saat ini; karya-karyanya kembali relevan dengan energi para aktivis yang turun ke jalan.

Hal ini juga tak luput dari obrolan antara Iksan Skuter dan Addy Gembel yang terjadi pada 26 September 2019 lalu. Addy Gembel yang juga mengikuti informasi seputar aksi demonstrasi yang digagas mahasiswa-mahasiswa di Indonesia membahas kondisi ini serta bagaimana pendapat seorang Iksan Skuter ketika lagunya jadi anthem untuk mereka.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner