‘Blacklight’ : Karya Lama Dengan Warna Baru Dari Koil

‘Blacklight’ : Karya Lama Dengan Warna Baru Dari Koil

Dilihat dari perspektif Koil, nampaknya mereka mengakui bahwa sebenarnya mereka tidak tertarik untuk merilis ulang album ‘Blacklight’, namun ternyata permintaan akan album itu besar dan dianggap monumental

Industri musik bawah tanah selalu dapat menampilkan hal-hal yang memiliki keunikan tersendiri, entah itu dari segi musik, dandanan ataupun gaya bermain di atas panggung. Koil adalah salah satu band rock yang memiliki keunikan dari semua aspek yang tadi disebutkan. Koil sukses menjadi sebuah role model bagi band-band yang mengusung genre rock industrial pada era 90an. Segudang karya sudah dihasilkan Koil dengan warna musik yang bisa dibilang ‘berbeda’ dengan band-band lain pada era itu. Megaloblast adalah album yang sukses membuat Koil muncul ke permukaan dan berhasil membuka jalan bagi Koil dalam pembuatan karya-karya selanjutnya.

Bertahun-tahun menapaki karir bermusik, apresiasi terhadap karya Koil menemukan pola baru ketika mereka dihadapkan pada persidangan yang digagas DCDC bernama Pengadilan Musik. Koil harus berurusan dengan pihak Pengadilan Musik dalam mempertanggung jawabkan album Blacklight yang dirilis ulang pada tanggal 24 Oktober 2021 lalu. Ditemui disela-sela persidangan, tim DCDC sedikit menginterview Otong dan Leon seputar album Blacklight ini.

Tentang album Blacklight ini Otong menjelaskan jika alasan pemilihan nama Blacklight sendiri dipilih karena memang desainnya sudah dibuat dan dirasa cocok untuk diterapkan pada baju. Memang terdengar sedikit aneh, tapi kemudian Otong bercerita bahwa setiap pembuatan karya Koil biasanya lebih melihat kecocokan dari desainnya terlebih dahulu. “Ga ada maknanya sih sebenernya, kita bikin nama Blacklight karena Koil tuh kalo bikin sesuatu selalu bikin dulu desainnya. Nah karena tulisan Blacklight ini kalo di sablon di kaos item mau dikasih warna apapun tuh selalu keren, jadi akhirnya kita kasih nama album ini tuh Blacklight. Album-album Koil tuh rata-rata kalo nentuin judul tuh selalu dibuat dari desainnya dulu.” jelas Otong.

Album Blacklight ini sebenarnya adalah album lama Koil yang kini dirilis ulang di bawah naungan label Warkop Musik. Terhitung sejak tahun 2007 album ini sudah sering kali dirilis ulang oleh beberapa label rekaman, diantaranya Apocalypse Records hingga label Nagaswara tercatat pernah memproduksi album ini. Dilihat dari perspektif Koil, nampaknya Leon mengakui bahwa sebenarnya mereka tidak tertarik untuk merilis ulang album ini hingga beberapa kali. Namun karena permintaan label, akhirnya album Blacklight ini kembali dirilis dengan beberapa versi yang sedikit berbeda. “Sebenernya Koil tuh engga pernah punya rencana untuk rilis ulang atau melakukan hal-hal seperti itu, tapi banyak pihak terutama pihak label yang ingin merilis ulang, karena mereka tau kalo dirilis ulang pembelinya akan banyak.” ucap Leon

Membahas tentang proses kreatif, nampaknya membutuhkan waktu yang cukup lama dalam merampungkan album Blacklight ini, bahkan sudah dirancang setelah album Megaloblast keluar dan Doni adalah dalang di balik pembuatan album ini. Namun karena waktu yang kurang pas, juga beberapa masalah mulai menghabat seperti Otong yang jatuh sakit dan kesibukan lain dari para personil, akhirnya pengerjaan album ini harus tertunda meskipun sebenarnya dari segi musik sudah selesai dikerjakan. Memasuki awal tahun 2007, Leon bercerita bahwa pada saat itu sebenarnya ia dan personil lainnya sudah lepas tangan untuk tidak meneruskan perampungan album ini. Namun secara tiba-tiba Otong hadir dengan membawa materi penuh untuk album ini dan akhirnya album Blacklight bisa diselesaikan dengan lancar.

Di Album Blacklight ini juga Otong mengakui sebagai album yang berbeda dari album-album sebelumnya. Hal itu bisa dilihat dari musik Koil di album-album terdahulu yang terdengar sangat industrial. Berbanding terbalik dengan album sebelumnya, album Blacklight direkam dengan komposisi live music dan lebih mengarah kepada musik-musik rock tahun 70an. Kemudian Otong juga menjelaskan tentang mengapa Koil memilih untuk merilis album yang berisikan lagu-lagu cover. “Sebenernya bukan ngecover lagu orang. Jadi kita ‘teh’ kalo rekaman bikin album baru selalu ngecover lagu-lagu orang, dengan harapan vibesnya lagu orang-orang tersebut bisa saya nyanyikan di lagu-lagu terbaru dari Koil.” jelas Otong. Selain itu Otong juga menjelaskan tentang mengapa lagu-lagu Pink Floyd dipilih sebagai lagu cover di album Second Installment yang sudah dirilis beberapa waktu kebelakang. “Pink Floyd tuh sebenernya band favoritnya Leon, jadi kita banyak bikin lagu cover Pink Floyd, jadi ya udah sekalian aja direkam dan dibagusin, karena kalo kita manggung ga pernah bawain lagu orang. Akhirnya kita rekam dan dijadiin CD, terus dibagiin secara gratis kalo ada yang beli kaos Koil.” lanjut Otong.

Sedikit menyinggung soal seri Installment yang sudah dibuat dua seri, nampaknya kini Koil sedang mempersiapkan seri Installment ketiga. Leon menjelaskan bahwa rencananya seri Installment ini akan dibuat hingga enam seri, dan setelah itu barulah album baru akan mereka rilis. Project ini juga sebenarnya dilakukan karena masa pandemi yang Leon akui menghambat proses perilisan album terbaru dari Koil. Akhirnya mereka menbuat seri Installment ini sekaligus menunggu berakhirnya masa pandemi. Untuk seri Installment selanjutnya Leon akui akan masih banyak lagu-lagu cover yang akan dibawakan oleh Koil.

Di akhir sesi interview, Otong memberikan pendapat tentang dipanggilnya Koil di DCDC Pengadilan Musik “Sebetulnya udah lama kita diajakin buat masuk persidangan ini, cuma waktu kebersamaan kita berempat tuh susah. Soalnya Adam di Jakarta dan Doni lagi ada kerjaan webinar, jadi waktu untuk latihan dan kumpul bareng-bareng tuh susah banget. Sekarang juga kita pake additional bass dan gitaris. Yang selalu standby itu sekarang cuma saya sama Leon.” ucap Otong. Selanjutnya Leon juga turut memberikan pendapat tentang dipanggil ke Pengadilan Musik yang ia akui sangat senang sekali karena bisa merasakan atmosfirnya secara langsung. “Rame sih, ya dari waktu itu juga udah diajakin, cuma kitanya belum bisa dan sekarang akhirnya bisa menghadiri langsung persidangan ini. Sebenernya saya merasa ‘teu puguh sih’ datang kesini soalnya jalannya sidang selalu ga terduga. Jadi intinya seneng banget lah.” tutup Leon seraya tertawa.

BACA JUGA - The Panasdalam Tunjukan Eksistensinya Lewat EP ‘Yes I Am”

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner