Black Metal dan Segala Ritualnya di Atas Panggung

Black Metal dan Segala Ritualnya di Atas Panggung

Sumber Foto: https://adiariadi5.blogspot.com/

Semua ritual kengerian dengan segala unsur klenik yang dilakukan oleh para band ‘setan’ ini mampu menambah kesan horror, dan menjadikan penampilan di atas panggung terasa lebih mencekam

Berbicara seputar kultur yang ada di sebuah negara, maka musik akan menjadi suatu entitas kuat yang menjadi kunci di dalamnya. Penggabungan dua kultur yang akhirnya menjadi sebuah budaya baru memang menjadi sebuah hal yang lumrah dalam sebuah perkembangan zaman – istilah ini sering disebut dengan sub-kultur atau turunan dari kultur yang sudah ada sebelumnya. Indonesia sudah menerima percampuran kultur dari sejak lama, dan salah satu yang terpampang jelas adalah dari dunia musik dan fesyen.

Di era 90an invasi budaya barat mulai menjamur di Nusantara melalui musik. Semua kultur tersebut menjadi sebuah wahana bermain baru bagi insan muda kala itu. Sebut saja musik-musik black metal yang secara budayanya lahir di barat dan kala itu hantamannya sangat terasa yang ditandai dengan munculnya band-band black metal lokal. Satanisme, paganism, pembunuhan, kegelapan dan kesadisan menjadi ciri khas musik black metal, di mana di Indonesia menjadi lebih mencekam dengan gabungan budaya lokal – sebut saja budaya Jawa dan unsur keagamaan – dan semua hal itu melekat erat hingga dibawa ke atas panggung.

Semua unsur yang disebutkan tadi menjadi sebuah penampilan unik yang mampu menambah kesan ‘gelap’ black metal di Indonesia. Tak sedikit band-band black metal Indonesia melakukan ritual-ritual ekstrim ketika di atas panggung yang tentunya demi memperkuat identitas black metal itu sendiri. Sebut saja band Jahanam. Unit black metal asal Mojokerto ini kerap kali melakukan berbagai ritual jawa kuno lengkap dengan atribut serba hitam dengan make up yang horror. Kembang tujuh rupa tersaji di atas tampah (tempat mengayak yang terbuat dari anyaman bambu), kemenyan dan dupa dibakar beriringan, adanya kelinci sebagai persembahan, dan juga mantra-mantra yang diucapkan oleh sang vokalis dengan suara growl disertai jeritan menjadikan pagelaran band ini nampak seperti sebuah ritual persembahan ‘tumbal’.

Beralih ke band Tahlilan (Tanggerang) yang dari namanya saja sudah terdengar ngeri. Bukan hanya sekedar nama, band ini benar-benar memaknai kengerian itu dengan segala ritual-ritual bak pemakaman yang ditunjukkan di setiap penampilannya di atas panggung. Keadaan semakin terasa mencekam dengan kostum para personilnya – sang vokalis tampil mengenakan kain layaknya seperti Pocong lengkap dengan make up berdarah-darah, dan personil lainnya menggunakan jubah berwarna merah. Lebih gelap dan ekstrim ketika sang vokalis menaiki panggung dengan diangkat beramai-ramai oleh personil lainnya yang memperkuat nuansa ritual pemakaman.

Masih banyak band-band black metal lokal yang tampil menyeramkan dengan ritual-ritualnya di atas panggung. Dan rata-rata semua kultur black metal barat yang diusung oleh band-band black metal ini dicampur-adukkan dengan kultur lokal – ritual, kepercayaan, mitos, musikalitas dan lainnya – di mana hal tersebut menjadi warna tersendiri bagi perkembangan musik cadas di Indonesia. Semua ritual kengerian dengan segala unsur klenik yang dilakukan oleh para band ‘setan’ ini mampu menambah kesan horror, dan menjadikan penampilan di atas panggung terasa lebih mencekam. Semoga pergerakan musik black metal Indonesia menjadi semakin berkembang dan segala unsur lokal tetap ada sebagai identitas yang unik dan beda dari band-band black metal luar negeri.

BACA JUGA - Ritual yang "Hilang"; Agustus Tanpa Keriuhan Wacken Open Air, Jerman

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner