Basboi : “Mami – Papi Said You Ain’ Fit!”

Basboi : “Mami – Papi Said You Ain’ Fit!”

Kembali ke soal publisitas dan respon positif sebuah karya musik dan sosok seniman di balik sekelumit prosesnya. Menjadi fokus yang menarik. Khalayak penikmat musik dewasa ini semakin cerdas dalam memilih musik yang notabene benar-benar bagus. Pengakuan publik memang tak dapat dihindari dan disinyalir memiliki andil cukup besar pengaruhnya bagi sebuah grup musik. Terlebih, jika karya musik yang diciptakan oleh kugiran tersebut memiliki daya pikat tersendiri, atau kata lain, berbeda. Membuai telinga, menggelitik inderawi dan mengoyak rasa. Soal selera, memang betul adanya menjadi konsumsi subyektif. Tergantung dari individu yang mendengarkan, pun juga saat menikmatinya. 

Hubungan sebuah grup musik dengan penikmat adalah komunikasi dua arah yang tidak terbantahkan. Musisi menciptakan karya, publik berkontribusi menilainya. Bisa dianalogikan juga bagai dua mata pisau. Saling menguntungkan satu dengan yang lain. Simbiosis mutulisme yang efektif, juga produktif. Tentu hal ini tergantung dari kreativitas karya musik yang dibuat. Diusung tidak asal jiplak, tambal sulam atau demam latah yang saat ini masih menjadi penyakit kronis di kalangan musisi independen.

Begitu halnya yang dilakukan oleh Basboi kala memperkenalkan debut EP yang bertajuk Fresh Graduate pada bulan Maret lalu. Sebagai “lulusan baru” di khazanah musik indie tanah air, Basboi sedang gencar-gencarnya bergerilya mempromosikan karya musiknya. Salah satunya dengan merilis video musik “Dreamgirl” yang terdapat dalam EP tersebut pada hari Jumat, 27 Septmber 2019 kemarin lalu.

Karir musiknya memang masih seumur jagung - tetapi Basboi  terhitung rajin dalam mempromosikan lagu-lagu yang terdapat dalam EPnya. Dengan mengadakan serangkaian tur yang berlangsung sepanjang bulan April 2019 dan mencapai klimaks ketika Basboi harus tampil di ajang  Converse X Gathering yang bertempat di Kuala Lumpur, Malaysia di pertengahan tahun 2019 ini.

Tentang “Dreamgirl” sendiri, Basboi menceritakan bagaimana para pekerja industri kreatif – terutama mereka yang belum terkenal dan stabil secara finansial – acap kali dipandang sebelah mata oleh banyak kalangan. Basboi mencoba mengejentawahkan, proses bertahan seorang seniman baru di tengah-tengah persaingan sengit yang berlangsung di industri kreatif. Irisan idealisme dan lain sebagainya menjadi fokus dari Basboi. Lewat lagu ini, secara eksplisit bercerita tentang sebuah persepsi yang hadir dari orang terdekat (pacar) yang merasa bahwa pasangan yang sedang mencari nafkah di jalur kreatif dan mengikuti kata hatinya (passion –red) adalah pasangan yang tidak memiliki prospek masa depan – jika dilihat dari segi finansial – serta dianggap kurang terpandang di masyarakat atau keluarga. Tidak seperti mereka yang berangkat kerja dari pukul 8 pagi  lalu pulang jam 5 sore, berpakaian rapi, pekerja kerah putih berdasi, kantoran dan berpenghasilan tetap.

Berdasarkan pengalaman Basboi sendiri? entah, mungkin saja. Hanya bisa menerka. Tetapi tidak berasumsi. Asumsi itu membunuh. Terlalu kejam. Kalau beropini boleh saja. Bernada satir. nyinyir, atau bertindak sinis seperti yang dilakukan Basboi. Untuk kewajiban kritik paling wahid nan sahih, saya kembalikan kepada pewarta musik senior saja; coba dengan kata kunci – Bens Leo. Sila berselancar.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner