Banyak Nama-nama Potensial, DCDC SHOUT OUT Day Bekasi Sukses Digelar!
Sumber Foto : Aset DCDC (diambil oleh Agung Rainda)
Secara keseluruhan, band-band Shout Out yang tampil mampu menyajikan karya dan penampilan yang maksimal. Tentunya ini bukan perkara mudah bagi Agung dan Putceh dalam mengkurasi band-band ini
Gelaran penting yang menjaring potensi-potensi musisi/band di berbagai daerah di Indonesia, DCDC SHOUT OUT kembali digelar. Bedanya dengan DCDC SHOUT OUT tahun lalu yaitu penjaringan yang digelar kali ini lebih luas, dengan beberapa rangkaian: DCDC SHOUT OUT Stage yang diikuti berbagai band Shout Out, dan dikurasi langsung oleh para kurator yang meliputi musisi dan orang-orang yang berpengalaman dalam dunia musik. Setelah dikurasi, kemudian dipilih tiga band dan perjalanan mereka berlanjut menuju DCDC SHOUT OUT Day. Setelah tampil di DCDC SHOUT OUT Day, kemudian akan dikurasi kembali dan dipilih satu band yang akan tampil di gelaran utama DCDC yaitu SOUND OF KRETEK.
Semua proses pengkurasian dalam DCDC SHOUT OUT Stage sudah rampung dilaksanankan, dan pelaksanaan DCDC SHOUT OUT Day titik pertama sukses digelar di Kota Garut pada 14 September 2024. Kemudian di tanggal 15 September 2024, keseruan DCDC SHOUT OUT Day berlanjut di Kota Bekasi keesokan harinya, atau lebih tepatnya pada tanggal 16 September 2024, dengan gabungan band-band Shout Out dari Bogor, Karawang dan sekitarnya, dengan total keseluruhan mencapai 9 Band!
Acara DCDC SHOUT OUT DAY Kota Bekasi ini diselenggarakan di Bekasi Mega Mall, dan dimulai tepat setelah Adzan Ashar yang dibuka dan dipandu oleh Ayushi. Penampil pertama diisi oleh Terasoma dengan musiknya yang berwarna Pop klasik. Ciri khas Terasoma terdapat pada gaya vokal dari kedua vokalisnya, dan tentunya materi lagu yang menarik dan dikemas dengan ciamik menjadi identitas Terasoma dalam berkarya.
Setelah penampilan Terasoma, HLMN turut unjuk skill dan memamerkan segala karyanya di atas panggung. Tampil membawa musik bernafas Punk Rock, HLMN beraksi secara agresif lewat lagu-lagunya yang bertensi tinggi. Kemudian kehebohan di atas panggung dilanjutkan dengan riff-riff Blues dari Jeans Roek. Band yang berisikan trio ‘bengal’ ini mampu tampilkan skill yang gila dan liar, dengan isian musik yang padat diwarnai aransemen yang jempolan.
Giliran Bliss Remains yang unjuk kemampuan. Mereka meyuguhkan musik-musik Metal Core yang dieksekusi dengan gahar di atas panggung. Riff dan lead yang menari-nari begitu sangar, vokal scream yang kerap bertransisi menjadi clean vokal, serta iringan dari instrumen lainnya dikemas dengan komposisi yang pas. Tak kalah sangar dari Bliss Remains, Dramatical Misery juga tampil gahar lewat music Black Metal-nya yang khas. Terlebih kolaborasi antara vokal bernada tinggi dengan scream yang menggertak, serta komposisi musik yang ‘gelap’ merubah suasana menjadi mencekam.
Di penghujung sore, Strive tampil membawa warna Metal Core yang kental. Sisi vokal dengan scream bernafas Panjang cukup mencuri atensi. Tentunya transisi tempo musik menjadi identitas mereka dalam setiap karyanya. Secara keseluruhan, Strive mampu tampil rapih dan maksimal dihadapan penonton dan juga Kurator (Agung dan Putceh dari Burgerkill).
Di tengah waktu break maghrib dan Isya, para band diboyong ke dalam sebuah ruangan untuk mengikuti sharing session. Di sesi ini, Dahlia Wijaya selaku Director dari Believe Country Indonesia, Malaysia, dan Singapura ditunjuk sebagai narasumber. Dahlia banyak membagikan materi seputar apa saja yang mesti dilakukan band ketika sudah menciptakan sebuah karya, mulai dari pendistribusian, cara promosi, dan banyak lagi.
Sesi break dan sharing session telah usai, dan malam dibuka oleh penampilan musik Alternative dari Rasvala. Bisa dibilang musik band ini cukup unik, di mana mereka tidak terpaku pada satu genre saja dan tampil mengeksplorasi beberapa gaya musik. Ini menjadi hal yang menarik, sekaligus menjadi identitas band yang kuat bagi Rasvala.
Selepas penampilan Rasvala, Daririna hadir membawa kesyahduan melaui karya-karyanya. Daririna sendiri merupakan solois dengan karakter vokal yang unik. Membawa unsur Pop dengan tema musik seputar percintaan, Daririna tampil dengan materi yang kiranya cocok dengan tren musik saat ini. Selanjutnya giliran The Rice yang memeriahkan malam. Mereka tampil dengan warna musik Ska, dan yang menjadi menarik adalah gaya berpakaian tiap personilnya yang sangat terkonsep dengan baik. Di sini The Rice mampu mengajak penonton berdansa ria lewat lagu-lagunya.
Di penghujung acara, Lomba Sihir tampil menjadi sajian spesial dari gelaran ini. Kerumunan dengan cepat merapat ke depan panggung. Sedari lagu pertama, sing a long dari arah penonton begitu kompak terdengar. Lampu redup menjadi konsep unik yang mereka bawa, dan ini menjadi penebal suasana lagu-lagu yang penuh ‘sihir’ dari band ini. Yang menjadi highlight dari penampilan mereka adalah stage act dari Natasha Udu, di mana dirinya menari-nari dengan bebas mengikuti irama lagu, dan ini menjadi satu suguhan yang paling memukau dalam gelaran ini.
Secara keseluruhan, band-band Shout Out yang tampil mampu menyajikan karya dan penampilan yang maksimal. Tentunya ini bukan perkara mudah bagi Agung dan Putceh dalam mengkurasi band-band ini. Namuin dengan segala penilaian dari penampilan mereka di atas panggung, nama Rasvala kemudian dipilih untuk tampil dalam gelaran Sound Of Kretek. Memang dari sesi DCDC SHOUT OUT Stage, Rasvala tampil percaya diri dengan kemampuan tiap personilnya serta materi lagu yang mereka bawa. Selamat Rasvala!
Comments (0)