Band, Kostum Panggung, dan Penciptaan Branding

Band, Kostum Panggung, dan Penciptaan Branding

Sumber foto : https://www.pexels.com/

Band-band dengan tatanan kostum dan visual yang menarik bisa menjadikan bandnya sebuah ‘produk’, dengan semua pernik menarik, yang mereka sematkan dalam bandnya.

Henry Foundation, pentolan grup musik Goodnight Electric menuturkan fakta menarik dalam sebuah wawancara yang dilakukan bersama Soleh Solihun, tentang tata kostum panggung dari Goodnight Electric. Menurutnya, pernah ada suatu masa Goodnight Electric mengalami fase manggung dengan jadwal yang padat, bahkan satu hari bisa tampil di dua sampai tiga acara. Hal tersebut menurut Henry berbuah pada kebingungan mereka akan kostum yang akan dikenakan di panggung. Karena jadwal manggung yang padat, maka kebutuhan akan kostum panggung pun tidak bisa terelakan lagi.

Sampai akhirnya Henry memutar otak dan berinisiatif mengenakan kostum seragam, sehingga meski tampil di banyak acara dengan kostum yang sama, hal tersebut pada akhirnya menjadi sesuatu yang enak dilihat secara estetika, dan karena hal itu, pada akhirnya malah menjadi satu bentuk branding bagi Goodnight Electric. Bahkan hal itu sampai menarik minat salah satu brand pakaian olahraga terbesar di dunia, yang menjadikan Goodnight Electric sebagai brand ambasador nya.  

Band lainnya yang juga punya konsep kostum yang seru adalah Koil, yang identik dengan tatanan fashion gothic hitam-hitam, lengkap dengan sepatu dari brand tertentu, yang di kemudian hari menjadi identik dengan band ini. Senada dengan Goodnight Electric yang menjadikan kostum panggung sebagai branding, Koil pun demikian, terlebih band ini punya brand sendiri (yang saat itu masih bernama God.Inc). Cara ini berhasil, mengingat Koil dan bisnis merchandise/clothing line nya sama-sama muncul ke permukaan, dan diapresiasi cukup baik oleh khalayak banyak.

Seakan meneruskan cara yang ditempuh Goodnight Electric dan Koil, band grindcore asal Bandung, Mesin Tempur sedikit banyaknya juga menyadari pentingnya branding sebagai ‘jualan’ si bandnya tersebut. Hal itu kemudian mereka aplikasikan dengan kostum yang seragam, lengkap dengan topeng (mungkin seperti masker?) yang mereka kenakan. Bukan tanpa alasan, penggunaan topeng/masker ini karena para personil Mesin Tempur merupakan orang-orang yang konon katanya sudah dikenal luas di khalayak banyak (khususunya ranah musik bawah tanah).

Mungkin tidak ingin ter-distraksi oleh wajah-wajah mereka yang familiar, akhirnya mereka menutupi identitas dirinya lewat kostum Mesin Tempur di atas panggung. Cara ini berhasil sebagai sebuah branding, jika Mesin Tempur merupakan band yang identik dengan topeng dan tatanan menyeramkan beraksen tengkorak dalam kostumnya.

Selain tiga band di atas, cukup  banyak sebenarnya band dengan tata kostum menarik dan konseptual di Indonesia. Dari mulai White Shoes & The Couples Company yang konsisten dengan tatanan kostum vintage nya, The Upstairs era awal yang identik dengan kostum warna-warni bertabrakan, hingga band Tashoora yang mempunya tatanan kostum menarik, yang menguatkan karakter setiap personil band tersebut. Terasa begitu konseptual dan komikal, mengingat olah tata busana tersebut seperti satu paket utuh tentang penokohan masing-masing personil.

Satu fakta menarik dari band-band dengan tatanan kostum menarik di atas adalah banyak diantara mereka berlatar belakang pendidikan seni rupa, yang bisa dibilang sudah akrab dengan apa itu estetika visual, hingga pada akhirnya bisa menciptakan karakter lewat persona masing-masing. Satu hal yang bisa dibilang point lebih bagi orang dengan disiplin ilmu seni rupa yang terjun ke dunia musik, dibanding band yang tidak diberi sentuhan seni rupa di dalamnya.

Mereka bisa membuat bandnya menjadi sebuah ‘produk’, dengan semua pernik menarik yang mereka sematkan dalam bandnya. Memang bukan fokus yang utama, karena musik tetap menjadi hidangannya. Tapi jika bukan karena visual branding yang baik, musik sebagus apapun tidak akan tersaji menarik, karena seperti halnya dalam semesta Marvel, rasanya kita selalu butuh tokoh-tokoh dengan persona yang relate dengan kita, atau sederhananya kita butuh gambaran dari apa yang kita imajinasikan. Coklatfriends ingin menambahkan? Tulis di kolom komentar ya.

BACA JUGA - Tiga Musisi/Band Dengan Feeds Instagram Menarik

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner