“All I Want” : Sajian Dendam dan Asmara Dari The Panturas

“All I Want” : Sajian Dendam dan Asmara Dari The Panturas

Sumber foto : Rilisan pers The Panturas

Film pendek “All I Want” mampu menampilkan cerita yang mungkin tidak akan disangka-sangka. Adegan romantis yang dengan cepat berubah menjadi adegan mencekam dan penuh teror adalah plot twist menarik di film ini

Berselancar di derasnya arus dunia maya, mencari artikel-artikel musik dan fakta-fakta unik lainnya. Banyak sekali artikel yang membahas tentang produktivitas band-band pada masa pandemi ini. Saya rasa mereka sudah muak dengan situasi yang ada, ketika semuanya dibatasi dan harus terjebak di rumah tanpa penghasilan yang jelas. Mungkin saya juga merasa bahwa situasi saat ini seakan mengekang dan membunuh secara perlahan bagi mereka yang tidak memiliki penghasilan dan kreativitas lebih. Namun, nyatanya situasi ini tidak mematahkan produktivitas dan kreativitas mereka, bahkan banyak juga yang dapat menghasilkan karya-karya yang secara kualitas di atas rata-rata. Salah satu band yang dapat melakukan hal tersebut adalah The Panturas yang tetap tampil produktif meski dihadang pandemi.

Setelah sebelumnya mengajak untuk kembali berselancar dengan musik surf-rock yang tertuang di album Ombak Banyu Asmara, kini kolektif musik asal Jatinangor ini lagi-lagi berulah dengan meluncurkan sebuah film pendek bertajuk “All I Want” (lagu yang juga terdapat dalam album Ombak Banyu Asmara). Secara makna, lagu ini menceritakan tentang seseorang yang ingin memilki kekasihya secara utuh. Oleh karena itu ia ingin membawa kekasih yang dicintainya keluar dari rumahnya untuk kemudian bersama-sama membangun kehidupan yang baru.

Tak membutuhkan waktu lama dari perilisan album Ombak Banyu Asmara, akhirnya setelah banyak rumor yang berseliweran tentang sebuah film yang ‘katanya’ akan dibuat, akhirnya The Panturas menjawabnya dengan merilis sebuah film pendek berjudul sama dengan soundtracknya, “All I Want”. Menggandeng Edy Khemod (Seringai) sebagai sutradara, The Panturas optimis bisa menjadikan film ini sebagai salah satu pencapaian terbaiknya. Dibintangi oleh aktor-aktor yang sudah tidak usah diragukan lagi kualitas aktingnya, seperti Prisia Nasution berperan sebagai Ida, Dimas Danang sebagai Anwar dan salah satu aktor senior, Tio Pakusadewo yang berperan sebagai tukang jagal dan pembunuh. Film ini juga mengambil latar tempat kota Jakarta dengan nuansa tahun 80’an.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner