Alda ‘The Changcuters’, Musisi Sekaligus Juragan Beras

Alda ‘The Changcuters’, Musisi Sekaligus Juragan Beras

Sumber foto : Diambil dari akun instagram @algojz

Pokonya semenjak ada pandemi ini saya mencoba untuk berkegiatan lain selain ngeband contohnya berjualan. Saya mencoba buka grosir sembako, tapi sebenernya itu udah dari dulu pas nikah sama istri”, ujar Alda

Situasi pandemi memang berimbas pada profesi banyak orang, salah satunya adalah musisi. Karena jadwal manggung kosong, akhirnya banyak musisi yang mencoba bertahan hidup dengan menjalani profesi lain. Hal ini juga yang dirasakan oleh salah satu personil The Changcuters, Alda. Melalui program DCDC d’Podcast, Alda bercerita tentang bagaimana dirinya bisa terjun langsung ke dunia bisnis, lebih tepatnya bisnis grosir sembako. “Pokonya semenjak ada pandemi ini saya mencoba untuk berkegiatan lain selain ngeband, seperti contohnya berjualan. Saya mencoba buka grosir sembako, walaupun sebenernya itu udah dari dulu pas nikah sama istri. Awalnya tuh mertua udah buka grosir beras, terus ibu juga udah buka grosir sembako. Dari situlah mulai belajar buat cari penghasilan selain dari musik. Kebetulan juga istri emang passionnya disitu. Jadi ya udah akhirnya kita buka toko grosir, dan saya bantu di bagian manajemen”, ujar Alda

Seakan tidak mudah dalam menjalai bisnis grosir, Alda kemudian menceritakan tantangan yang harus dihadapi ketika membuka bisnis grosir, khususnya bisnis grosir beras. “Karena sembako itu kebutuhan masyarakat luas, jadi bertemu dengan orang-orang dari kalangan bawah sampai atas dan service atau cara berkomunikasinya pun agak berbeda. Mungkin agak aneh ketika beli beras ¼ harga beda sedikit itu bisa jadi masalah. Jadi kita harus tahu juga harga di setiap daerah, atau kita harus ngemaping dulu daerah-daerah tersebut. Standar harga tergantung daerah yang bisa dihitung dari jarak operasional dan lain-lain. Jadi agak berat sih tantangannya. Sedikit-sedikit belajar ya akhirnya jadi bisa”, jelas Alda

Berbicara tentang timbun-menimbun, ternyata Alda juga merasa jengkel pada orang yang menimbun barang yang dapat menyebabkan kenaikan harga. “Wahh itu juga pasti dengan kondisi seperti ini banyak lah yangbermain, kaya banyak yang menimbun barang yang bikin harga jadi naik. Kalo saya emang ngga nimbun karena ga dapet apa yang harus di timbun. Soalnya kebanyakan yang nimbun tuh mafia, malah kalo grosir tuh lebih cepet kejual lebih bagus, perputarannya cepat. Jadi kalo nimbun ya rugi”, ujar Alda.

Kembali pada situasi pandemi, ternyata usaha yang digarap Alda sempat terhambat oleh hadirnya bansos. Saat bansos dibagikan, orang-orang mulai jarang datang ke toko Alda karena orang-orang sudah tidak membutuhkan sembako karena sudah terbantu oleh bansos. Akan tetapi seiring berjalannya waktu keadaan kembali normal seperti biasanya. “Awalnya emang agak terhambat, pendapatan pun menurun. Ketika ada bansos itu kan disalurkan ke masyarakat jadi masyarakat udah ga perlu lagi sembako. Tapi lama kelamaan juga karena kebutuhan manusia semakin banyak, akhirnya mau ga mau perekonomian harus berputar kaya warung-warung kecil harus tetep pergi ke grosir buat nyediain kebutuhan pokok. Jadi hambatannya cuma di awal-awal aja, kesininya tuh normal lagi. Ya intinya tuh harus sabar, Kalo misalkan kondisi lagi gini ya udah gini aja dulu, jalanin aja. Karena pasti ada siklusnya”, jelas Alda.

Kemudian Alda sedikit menjelaskan tentang tokonya yang ternyata meneruskan dari mertuanya dan sudah membuka dua toko. “Kebetulan nerusin yang mertua namanya toko Fahmi Jaya. Nama itu di ambil dari nama adik ipar saya, Fahmi. Untuk saat ini saya sudah buka dua toko, yang pertama di Parakan Saat, yang satu lagi di Margahayu”, ujarnya.

Lebih mendalam, Alda kemudian menjelaskan tentang jenis-jenis beras dan bagaimana dirinya bisa mendapatkan supply beras. “Pandan Wangi, Sentra Ramos, Petruk, Berlian yang masing-masing karakternya ada yang pulen, gurih, renyah. Harga beras premium itu tuh kisaran 12.000 keatas perkilonya, paling mahal kalo di toko saya 13.500-14.000 an per kilonya. Ada lagi yang lebih mahal itu kaya beras jepang dan beras biryani. Kalo beras jepang itu emang lengket kaya ketan dan itu tuh murni beras. Kalo beras jepang saya dapetnya dari supplyer di Jakarta yang langsung di Impor dari Jepang”.

Alda mengungkapkan tentang harapan kedepannya untuk usaha yang sedang dijalaninya. “Kalo di bisnis ya tetep menjalani lah, saya kan baru terjun secara langsung sekarang sambil ikut jaga di took. Jadi sambil belajar juga, ya siapa tau bisa mengembangkan ya Alhamdulillah, kalo engga pun bisa memperbaiki manajemennya”, ujar Alda.

Dari beras beralih pada profesi Alda sebagai musisi/salah satu personil band The Cangcuters. Band yang identik dengan tata busananya ini ternyata punya latar belakang menarik, sampai akhirnya band ini memutuskan memakai kostum yang seragam dalam setiap penampilannya. Alda menjelaskan tentang visual dan kostum dari The Changcuters yang awalnya terinspirasi dari band-band jaman dulu. “Itu langsung dari keinginan si personil, jadi dari awal sebelum terbentuk pun kita sering nonton gigs, tapi liat visualnya kok kurang bagus, musiknya emang bagus tapi gak enak aja liat visualnya. Akhirnya kita coba pake kostum supaya enak diliat dan ternyata entertaiment musik tuh emang audio visual, jadi keduanya harus seimbang. Sedikit flashback, ternyata band-band dulu kalo ngehibur pasti berkostum. Jadi kita terinspirasi dari situ, sampai akhirnya setiap manggung suka pake kostum, Misalkan pake kostum jaket kulit atau jas, pokonya stelan semi formal. Bahkan ketika kita diwawancara oleh radio, kita tetep konsisten menggunakan kostum, walaupun sebenernya ga keliatan sama pendengar, haha”, jelas Alda seraya tertawa.

Terakhir, Alda kemudian menyampaikan beberapa hal yang ia berikan untuk orang-orang di luar sana agar tidak mudah putus asa. “Ya paling tetep jaga kesadaran aja lah. Terus kalo bahas musik, bisnis, atau apapun lah, ya tetep aja berpegang pada pepatah yang mengatakan bahwa manusia itu makhluk yang bisa beradaptasi dengan segala keadaan. Jadi jangan cepet putus asa, tetep ikhtiar Insya Allah ada hasilnya”, tutup Alda.

BACA JUGA - BMX Motogang, Wahana Berkarya Baru Bagi Buux Frederiksen dan Andri Metaldear

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner