Album Review : Vallendusk – Fortress of Primal Grace

Album Review : Vallendusk – Fortress of Primal Grace

Sumber foto : Bandcamp Vallendusk

Sebuah karya album yang mampu memikat pendengar lama – bahkan baru dengan intensitas lebih padat, kelam, nan dingin.

Kultur Black Metal di Indonesia mungkin dianggap masih kontradiksi dengan kultur yang ada. Terutama jika disinggungkan dari segi kepercayaan. Tapi, sebagian musisi sampai hari ini masih melantangkan aliran musik yang dulunya cukup populer di tanah Skandinavia ini. Dari musisi Black Metal yang ada di Nusantara, Vallendusk adalah salah satu diantaranya.

Maret kemarin, komplotan logam hitam melodik beranggotakan Rizky (vokal), Valendino Mithos (gitar), Danang Sugianto (gitar) dan Derick Prawira (drum) itu melontarkan album ke-4 mereka bertajuk Fortress of Primal Grace berisikan 7 lagu bernada Atmospheric Black Metal. Dan dibantu oleh Chad sebagai pengisi bass. Tak sekedar merilis, namun album ini mendapatkan respon yang sangat positif dari beberapa pihak, akan musikalitas yang dituangkan dengan total durasi lebih dari satu jam itu.

Dialbum ini, banyak ramuan musik yang dituangkan oleh Vallendusk. Seperti di lagu awal yang berjudul “The Presences” pendengar disuguhkan dengan hentakan perang yang kemudian lead gitar bermelodik – mistis beserta vokalnya yang sedikit parau, dimuntahkan dengan lugas kepada pendengarnya sebagai salam perkenalan dari mereka. Baik yang telah lama mengenal band ini atau baru sekalipun. Lalu “In Reverie”, memadukan sedikit unsur Black Gaze dengan mencondongkan permainan bass berbalut tempo cepat, menuju bagian tengah, ada jeda dan permainan bass yang menebal kembali dimunculkan secara berulang kali. Baru dua lagu, album ini telah memikat pendengarnya dengan karakteristik musik yang berbeda nan unik, tanpa harus menghilangkan benang merah alur utama musik mereka. Lanjut ke “Coronation”, gemuruh petir lansung menyambar dengan nuansa Atmospheric secepat kilat, tempo ketukannya masih terbilang sama dengan lagu-lagu sebelumnya, hanya saja nuansa musik yang lebih diperkuat salah satu contohnya ada bagian melodi gitar, seperti menggambarkan bendera perang terkibar diatas tumpukan mayat prajurit perang. Uniknya lagi, dibagian tengah lagu ada vokal bernada seruan yang semakin memperkaya musikalitas Vallendusk, maka tak salah jika lagu ini menjadi single untuk album Fortress of Primal Grace. Nuansa kelam diatas pegunungan hutan pinus yang berkabut mulai semakin terasa.

Terlebih ketika lagu “At the Heart of The Storm” diputarkan, peperangan dan pembataian terus dilanjutkan oleh Vallendusk. Setelah usai berperang, “Eons” mencoba buka kembali nuansa Atmospheric ala Vallendusk dengan petikan gitar dan dilanjuti dengan tempo musik yang semakin lama semakin cepat, dan dibaluti dengan riff gitar yang penuh melodik dan ditengah lagu petikan gitar kembali diulang. Di lagu “Higher Ground”, bagian awalnya serupa dengan “Eons” yang mengunggulkan petikan gitar sebagai kata lain dari sambutan, tapi lagu ini punya intensitas sedikit kejam yang ditonjolkan dari permainan double pedal – teknik ketukan blasting dan kocokan riff gitar padat. Dan sebagai penutup “The Shield” berikan partitur yang sedikit lumayan rumit, temponya berubah-ubah di beberapa bagian tapi paling seru ketika seruan seluruh instrument bernada dimainkan pada tengah lagu, seperti menggambarkan bahwa perang belum usai, para prajuritnya masih terus berontak diatas kudanya.

Kesimpulannya, jika yang suka dengan warna musik semacam Satricon, Ulver, Immortal, Amon Amarth yang memiliki unsur Viking Metal atau Black Metal pasti cocok dengan Fortress of Primal Grace. Layaknya seperti genderang saat berperang, seluruh dalam album ini mempunyai semangat yang cukup kuat, Hitam pekat, dingin – kelam, dan pembunuhan brutal yang sangat terasa di album ini. dan uniknya lagi mastering lagu Vallendusk baik di album ini atau sebelumnya sangat baik. Tak terlihat bahwa mereka adalah musisi dari Jakarta. Ini album yang patut dimiliki, karena banyak potensi didalamnya dan dipastikan umurnya bakal abadi sampai kapanpun mungkin.

BACA JUGA - Salah Satu Materi Terbaru Vallendusk Telah Terhendus

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner