Album Review: Holaspica - 'Naik Ke Laut'

Album Review: Holaspica - 'Naik Ke Laut'

Sumber foto : Diambil dari sampul album Holaspica

Suguhan fragmen lima babak dalam mini album Holaspica, yang membentuk theater of mind pendengarnya tentang laut dalam cerita yang berdasar pada lirik naratif dari lagu yang dibuatnya. 

Ada kalanya musisi membuat album dengan isian tema spesifik dan dibalut dengan benang merah yang menjadi tema besar lagu-lagunya. Seperti halnya yang dilakukan oleh Holaspica, ketika dia mencoba menerjemahkan hal-hal yang menurutnya menarik tentang laut dalam mini albumnya yang berjudul Naik Ke Laut. Lewat lagu-lagunya dia membentuk theater of mind pendengarnya tidak hanya lewat nada lagunya, tapi juga secara gamblang dia visualisasikan dengan desain sampul albumnya yang dikemas sedemikian rupa menangkap “laut” hasil imajinasi Holaspica.

Dengan warna-warna pastel dan ilustrasi artwork berbentuk vector menarik, laut versi Holaspica adalah sesuatu yang hangat dan menjadi gambaran dari utopia hasil dari imajinasinya, lengkap dengan detil menarik seperti desain yang menyerupai sisik ikan ketika kita akan membuka CD nya. Selain itu bayangan ikan dibalik ilustrasi sosok Holaspica di sampul depan juga turut menguatkan jika album ini diisi dengan detil-detil menarik, serta konsistensi Holaspica akan tema laut yang diusungnya dalam mini album ini.      

Lagu-lagu dengan lirik naratif jadi kelebihan Holaspica menyuguhkan lagunya, dimana hal itu juga makin dikuatkan dengan beberapa suara latar yang memberi ambience kuat, seperti halnya suara ombak yang terdengar di lagu pembuka mini album ini berjudul “Naik Ke Laut”. Bunyi desir ombak di lagu ini, bisa menjadi “ruh” yang sesuai sebagai latar bunyi gitar akustik, dimana hal itu makin terasa syahdu dengan ditingkahi sedikit string section kala Holaspica mengajak pendengarnya naik ke “laut”. Holaspica juga piawai membangun dinamika yang solid dari awal lagu hingga coda lagu menunjukan grafik yang menanjak, dengan diakhiri tarikan nafasnya yang perlahan menurun sebagai tanda lagu berakhir.

Selesai dengan “Naik Ke Laut”, Holaspica melanjutkan dengan lagu "Dying Sky", yang merupakan terusan kisah dari "Naik ke Laut". Lagu berbahasa Inggris ini menggambarkan tentang betapa sulitnya perahu dan nelayan yang hanya bermodal dayung untuk sampai ke tengah. Belum lagi, cuaca menghantarkan isyarat akan adanya badai dan perubahan arus, menyulutkan rasa ingin menyerah dan pulang tanpa membawa apa-apa.

Namun lagu ini juga memberikan konklusi menarik tentang keindahan menerima dan mampu mengalahkan besarnya ketakutan tersembunyi. Meski arus ombak mampu menenggelamkan semua yang dimilikinya, tapi harapan selalu ada, ketika orang terkasih menunggu di rumah dan dengan doa-doanya yang mampu membawa sosok ditengah laut tersebut pulang suatu hari nanti. Selain itu, adanya unsur perkusi dalam lagu ini juga mampu membuatnya terasa hidup, dan seakan bergandengan dengan petikan gitar akustik untuk menyajikan sebuah lagu sarat makna, dan pintar menggiring pendengarnya membayangkan dilema ditengah laut, dengan harapan yang ingin terus dihidupkan sampai coda lagu berakhir.  

Dilema ditengah laut yang diceritakan Holaspica di lagu “Dying Sky”, mendapatkan jawabannya di lagu ketiga berjudul “Eleonora”. Sebuah judul lagu yang mempunyai arti sinar/cahaya harapan ini menggambarkan jika sosok yang terjebak ditengah laut tadi akan terus menerjang samudera, untuk menemukan jalan pulang. Masih diiringi dengan iringan gitar akustik dan sayup suara string section seperti di lagu sebelumnya, Holaspica menambahkan juga dengan harmoni suara bersahutan dari vokalnya. Hal tersebut jika dihubungkan dengan tema lagu yang berisikan harapan tadi, seperti suara hati yang memberikan kekuatan bagi keyakinan sosok tersebut jika dia pasti bisa pulang. Lirik “i will find my way to you”, yang diucapkan berulang-ulang semacam sugesti yang memberi kekuatan tersendiri, dibalik nada dan harmoni selaras dalam lagu ini.   

Dua lagu terakhir dalam mini album ini yang berjudul “The Rain is Coming” dan “Waktunya Pulang”, jadi akhir cerita yang berakhir happy ending, dimana pada lagu “The Rain is Coming”, Holaspica menuliskan jika keyakinan sosok ditengah laut tersebut pada orang yang dia sayang menjadi alasan kuat kenapa dia ingin pulang. Lewat gambaran lirik “To be with you is the greatest thing i want to get warmer”, Holaspica memberikan paradoks menarik ketika lirik tersebut diucapkan saat hujan ditengah udara yang dingin. Sampai akhirnya, dengan berbagai macam tempaan ditengah laut di lagu-lagu sebelumnya, lagu “Waktunya Pulang” suguhkan helaan nafas rasa lega, karena akhirnya sosok itu bisa “pulang”. Dengan iringan perkusi yang stagnan dan konstan menggiring lagu ini sampai menuju “rumahnya”, Holaspica menutup fragmen-fragmen cerita menarik tentang laut dengan indah. Apalagi dengan penambahan bunyi biola di lagu ini, semakin menguatkan perasaan bahagia dengan akhir yang menyenangkan.

BACA JUGA - Review Mini Album: Fragmen Cerita Bernada dalam Harmoni Folk

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner