Album Review : Godplant – Turbulensi

Album Review : Godplant – Turbulensi

Sumber foto : Instagram Goodplant

Distorsi Mencekam dalam suguhan dua belas lagu di suguhan terbarunya Godplant.

Setelah bergerak dan bersuara akan tematik politik sedari 2013 lalu, Godplant merilis album penuhnya. Tidak cuma merilis album semata, Godplant menyisipkan berbagai pesan tersirat dalam lirikal yang dilantangkan oleh Litong sang vokalisnya. Serta dibantu oleh tiga anggota lainnya di garda belakang : Oyoy (gitar), Bahrul (bass) dan Cicing (drum) dengan hentakan super berat nan lambat penuh distorsi menyala dalam aliran musik beridentitas, Sludge metal.

Album pertama milik Godplant masih dirilis oleh label yang sama seperti demo Preambule sebelumnya, Lawless Jakarta Records. Atau sebagian orang lebih mengenal sosok berdirinya label indiependen asal Jakarta itu adalah para personil Seringai, khususnya Arian 13 dan Sammy. Selain label, juga Godplant mengajak ilustrator komik wanita bernama Shane Tortilla sebagai pemanis gambar bayi hijau di sampul depan album Turbulensi. Memang, album band sludge metal ini cukup beda dengan album sludge metal lainnya yang cenderung menggunakan tengkorak atau ilustrasi seram lainnya. Tapi, coba lihat dari sisi lainnya, album ini punya daya tarik tersendiri untuk pendengarnya ; baik itu yang telah lama mengenal Godplant maupun yang pendengar baru sekalipun.

Sedangkan teruntuk materi, mungkin ini cukup menarik. Dasar musik Godplant sebenarnya terletak dari distorsi, namun diramu dengan cukup berani dan gagah. Bahkan tak melulu berat dan lambat, beberapa ketukan ala Hardcore Punk dengan tempo cepat pun dimainkan oleh mereka. Seperti diantaranya di lagu berjudul “Radikal”, “Strangled By Smoke”, atau “Infeksi Layar Semu” yang digabung dengan suara rintihan seorang wanita, seperti ada kekejaman di track ke-3 itu. Selain mengunggulkan distorsi, petikan bass yang menebal turut menghiasi di beberapa lagu album ini, contohnya saja di lagu “Pseudo-Reality” atau efek halusinasi dengan tingkat FPS (frame per secod) lambat di lagu “Daun Lima Jari”.

Lagu demi lagu pun terus berputar, aura yang meletup-letup terus dimainkan oleh Godplant. Masuk di pertengah lagu, “Turbulensi” menjadi penanda bahwa pendengar telah mencapai titik tengah album penuh ini. Sebelum masuk ke dimensi yang nantinya cukup mengangetkan, “Tula” kembali memberi tempo berat nan lambat kepada pendengarnya, sebelum masuk “Anxiety” yang siap melibas kuping nantinya. Dibandingkan dengan lagu lainnya, “50k” bukan hanya mengunggulkan judul lagu dengan menggunakan angka yang mengistilahkan dari lima puluh ribu semata, melainkan sebuah lagu dengan riff tebal menyeramkan. Menuju tiga lagu akhir, “Boar” adalah satu bentuk kejutan dari Godplant untuk pendengarnya dan dua sisanya “Tangan Besi” dan “Euphoria/Drunken Sludge” berakhir dengan anti sadar.

Kurang lebih, Godplant bisa dikatakan cukup baik dalam meramu musiknya. Mereka paham apa yang mereka mainkan, mereka paham apa yang mereka bicarakan, dan mereka pun sangat paham kedepannya mereka mau melakukan apa. Semoga ini album ini bukan hanya seonggok cakram padat semata, melainkan jadi saksi atau penanda akan perkembangan musik ekstrim sebagai bentuk ekspresi penggiatnya. Selamat menerima hantaman yang berat dan kejam dari Godplant.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner