Album Debut Black Horses, 'Ballads of the Freedom Youth', Era Baru Rock Indonesia? (Bagian Tiga)

Album Debut Black Horses, 'Ballads of the Freedom Youth', Era Baru Rock Indonesia? (Bagian Tiga)

Foto didapatkan dari siaran pers. Kredit tidak disertakan.

Lester masih mengoceh, “tugas suci nan muliamu di dunia ini adalah menuliskan apa yang layak untuk diapresiasi dan dinikmati, setelah proses panjang memuakkan itu kau sebarkanlah musik mereka kepada khalayak luas.” 

Restu Sang Maha Suci, Imam Besar Lester Bang

Sedikit gusar dan bimbang hasil review kali ini saya tertidur kelelahan semalaman, meski terbakar kembali jiwa muda saya yang teringat masa indah ihwal kali pertama pergesekan dengan musik rock. Tiba-tiba Lester Bang mampir menyambangi saya di mimpi, entah sebuah nubuat, atau wangsit - Lester sambil mencekek botol NyQuil, bukannya miras dan terlihat seperti ada bekas bubuk dextropropoxyphene dan diazepam di bagian hidung bawahnya. Dia mengenakan kaus lusuh bergambar MC5. Luarannya ia mengenakan kemeja paisley lengan pendek yang lebih mirip batik Solo, boxer berbendera paman sam bolong-bolong terkena abu roko, sebagai simbol nasionalismenya yang tinggi.  Lester lalu  berkata "tulislah saja yang apa kamu tentang rockstar sombong yang membuat karya musik buruk itu! Toh, mereka bukan pula temanmu dan tidak akan mungkin juga seorang rockstar mau berkawan dengan jurnalis musik rock seperti kita semua! Bergaji rendah dan bebal", sekelebat seperti nyata. Ia mengucapkannya dengan bahasa Indonesia yang paripurna. Lester kau bangsat.

Saya pun teringat sebuah kutipan dari mendiang, Frank Zappa yang hebat. Ia pernah menyindir para jurnalis, "Kebanyakan jurnalisme rock adalah orang yang tidak bisa menulis dan wawancara dengan orang yang tidak bisa berbicara untuk orang yang tidak bisa membaca."

Lester masih mengoceh, “tugas suci nan muliamu di dunia ini adalah berdiri kaki sendiri, dan menuliskan apa yang layak untuk diapresiasi dan dinikmati, setelah proses panjang memuakkan itu kau sebarkanlah musik mereka kepada khalayak luas.”  Lester melanjutkan, “Scripta Manent Verba Volant! Menulis adalah bekerja untuk keabadian seperti kata Pram! Kau kenal dia bukan?? Jangan pernah mendengarkan omong kosong rock n roller tak berguna atau istilah batu bergelinding ungkapan rock purba belaka!Ingatlah itu!”.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner