Ahmad Albar Sang Role Model Rocker Tanah Air

Ahmad Albar Sang Role Model Rocker Tanah Air

Sumber Foto : Dok. Instagram/aialbar

Ahmad Albar merupakan Role Model bagi setiap musisi rock di tanah air. Meskipun sudah berada pada fase usia senja, namun Ahmad Albar tetap pancarkan semangat bermusiknya hingga hari ini

Musik rock adalah gaya bermusik yang berisi bebunyian yang keras, liar dan sukses menjadi salah satu genre musik yang banyak digemari oleh masyarakat dunia, tak terkecuali di Indonesia. Perkembangan musik rock di Indonesia memiliki cerita panjang dan terdapat berbagai lika-liku kontroversial yang turut mewarnai dalam masa perkembangannya. Memang dalam masa itu bisa dibilang sebagai masa-masa perjuangan bagi musik rock untuk dapat mencuat ke permukaan. Kembali ke tahun 70-80an, di mana pada saat itu mulai bermunculan band-band rock yang menjadi pioneer bagi pergerakan musik ini seperti The Rollies, God Bless, Gang Pegangsaan dan masih banyak lagi. Seiring perkembangannya, istilah underground’ mulai terdengar sebagai sebutan bagi band-band yang mengusung musik-musik liar, cadas, ekstrim dan non-mainstream. LOGISS RECORD muncul sebagai sebuah label rekaman yang menyanggupi segala bentuk kreatif musik rock. Sudah banyak band rock yang berada di bawah naungan label LOGISS RECORD, salah satunya adalah God Bless.

Berbicara seputar God Bless maka tidak akan lepas dengan nama besar yang menjadi founder dari band ini, Ahmad Albar. Lahir di Surabaya pada 16 Juli 1946, Ahmad Albar sudah memulai karirnya sejak kanak-kanak dengan menjadi bintang film “Djendral Kantjil” sekitar tahun 1958. Sejak umur 12 tahun, Iyek (nama sapaan Ahmad Albar) dan teman-temannya membentuk sebuah grup musik bocah bernama BIntang Remaja, Ketika mengikuti Festival Band Bocah di Lapangan Banteng, Jakarta. Hanya berselang dua tahun, Bintang Remaja harus bubar. Tak berselang lama dari situ, ia dan Titi Qadarsih mulai membentuk Kuarta Nada yang lagi-lagi tidak bertahan lama.

Memasuki tahun 1960, Ahmad Albar mulai datang dan menetap di Belanda selama beberapa waktu. Selama berada di negara kincir angin itu, nampaknya Ahmad Albar tidak bisa melepaskan gairah bermusiknya. Dari kegelisahan tersebut akhirnya ia membentuk grup musik Take Five (1966-1967). Gairah berapi-api Ahmad Albar tunjukan dengan mengikuti festival musik hingga meraih gelar vokalis terbaik di festival itu. Pada tahun yang sama, Iyek bersama band barunya yang bernama Clover Leaf berhasil menelurkan sembilan single ke permukaan. Beberapa diantaranya adalah “Don’t Spoil My Day” dan “Grey Clouds” yang cukup dinikmati para penikmat musik di Belanda.

Maju pada akhir tahun 1972, Iyek dan Ludwig Lemans (gitaris Clover Leaf) mengunjungi Indonesia. Selama berada di tanah air, mereka berdua mulai melihat dan mengamati kehidupan masyarakat Jakarta. Setelah melakukan observasi, akhirnya Iyek memutuskan untuk mencari musisi yang mau bergabung dengannya. Lalu pada awal tahun 1973, Iyek bersama Fuad Hassan (drum), Donny Fattah (bass), Jockie Surjoprajogo (keyboard) dan seorang teman dari belanda, Ludwig Lemans (gitar) mengadakan sebuah sesi latihan di Puncak (Bogor) selama dua minggu. Kegiatan latihan itu dilakukan mereka dalam menghadapi pagelaran musik di Taman Ismail Marzuki pada tanggal 5 Mei 1973. Selama proses latihan, akhirnya mereka sepakat untuk membuat sebuah band bernama God Bless.

Setelah serangkaian proses latihan, mereka akhirnya sukses merilis album perdananya yang bertajuk God Bless pada tahun 1975. Bahkan berkat dari kesuksesan album itu mengantarkan God Bless menjadi band pembuka konser grup rock dunia, Deep Purple yang digelar di Jakarta. Selepas dari konser tersebut, figur Ahmad Albar mulai meroket dan bertransformasi menjadi seorang superstar rock Indonesia. Selain itu, Majalah Tempo edisi 27 September 1975 menjadikan Ahmad Albar sebagai laporan utama dengan memajang foto Iyek di sampul depan. Selain bersama God Bles, Iyek yang memiliki rambut kribo tersebut pernah membentuk sebuah grup musik bernama Duo Kribo bersama Ucok Harahap (vokalis AKA Band) yang juga memliki rambut kribo. Perpaduan antara dua sosok ini sukses menelurkan tiga buah album, diantaranya Neraka Jahanam (1977), Pelacur Tua (1978) dan salah satu album fenomenal, Panggung Sandiwara (1978).

Tak melulu bergelut di musik rock, Ahmad Albar pernah merilis sebuah album dangdut berjudul Zakia (yang juga melahirkan single berjudul sama, “Zakia”). Secara musikalitas mungkin album ini sangat kontras sekali bila dilihat dari latar belakang Ahmad Albar yang kental akan nuansa glam rock. Namun ia ingin mengeksplor lebih jauh hasrat bermusiknya dengan mencoba merilis album dangdut ini. Tak disangka, salah satu lagu di album tersebut yang berjudul “Zakia” berhasil meledak di pasaran.

Kembali ke God Bless. Pada tahun 1980, God Bless mengeluarkan album kedua bertajuk Cermin. Setelah rilisan tersebut, God Bless memutuskan untuk vakum dalam waktu yang cukup lama. Akan tetapi, semangat musik tetap membara di dalam diri Ahmad Albar dengan tetap tampil bersolo karir/tampil bersama penyanyi lain seperti diantaranya Gito Rollies dan Mus Mujiono.

Beberapa saat setelah berkarir solo, sebuah band bernama Gong 2000 yang merupakan band besutan Ian Antono, Albert Wijaya, Yaya Muktio, Harry Anggorman dan Donny Fattah sedang mencari vokalis. Teringat bahwa Iyek memiliki suara yang cocok untuk musik rock, akhirnya ia bergabung dengan Gong 2000. Pada tanggal 26 Oktober 1991, tepatnya di Parkiran Timur Senayan, perhelatan konser Gong 2000 sukses memuaskan sekitar 100.000 penonton dengan tampilan panggung yang megah. Gong 2000 terhitung sudah menghasilkan empat album, diantaranya Bara Timur (1991), Gong Live (1992), Laskar (1993) dan Prahara (2000).  Menjadi vokalis di Gong 2000, Ahmad Albar nyaris sempurna melahirkan God Bless kedua. Bahkan tampaknya para penggemar tidak peduli apa yang mereka tonton dan dengarkan itu Gong 2000 atau God Bless, karena secara personil antara kedua band hampir sama.

Pada saat bersolo karir, Iyek juga pernah mengeluarkan beberapa album solo diantaranya Bis Kota (1990), Giliran Siapa (1991), Rini Tomboy (1991), Menanti Kepastian (1992), Bunga Kehidupan (1994), Biarlah Aku Pergi (1994) dan Kendali Dendam (1995). Kemudian ketika berada di God Bless, Iyek juga turut menjadi pemikir kreatif dalam setiap pembuatan album lanjutan di band ini seperti Semut HItam (1988), Raksasa (1989), The Story of God Bless (1990), 18 Greatest Hits of God Bless (1992) dan Apa Kabar (1997).

Sedikit intermeso. Terdapat hal unik selama Ahmad Albar sukses menjadi seorang Rockstar. Pada suatu hari, pria dengan wajah blasteran arab ini pernah didatangi oleh seorang pengusaha asal Jawa untuk meminta air doa darinya. Sang pengusaha meminta agar usahanya terhindar dari kebangkrutan. Tak hanya sekali, Ahmad Albar berulang kali menjelaskan bahwa dirinya bukan praktisi agama dan tidak memiliki kemampuan itu. Karena si pengusaha bersikukuh, akhirnya Ahmad Albar terpaksa menuruti keinginan orang tersebut. Setelah botol dibuka, Ahmad Albar mulai berkomat-kamit seakan sedang membacakan suatu ayat atau doa. Setelah kejadian tersebut, percaya atau tidak, sang pengusaha yang meminta doa tadi bisa bangkit dan kembali berjualan. Mungkin dilihat dari ceritanya seperti mengada-ngada, tetapi cerita tersebut disampaikan langsung oleh Ermanto sebagai sahabat Ahmad Albar.

Selain cerita tadi, sebuah kejadian unik juga lagi-kagi dialami oleh Ahmad Albar. Ketika Rombongan God Bless sedang berada di bandara Soekarno-Hatta untuk melakukan pemberangkatan, Ahmad Albar tiba-tiba dikerumuni para rombongan Jemaah haji yang meminta doa keselamatan kepada Ahmad Albar. Tak ingin menarik perhatian banyak orang, akhirnya Ahmad Albar berkomat-kamit pada sebuah botol yang disodorkan sebelumnya. Setelah rombongan itu pergi, Ahmad Albar mengakui bahwa yang sebenarnya ia baca hanya surat Al Fatihah.

Sumber :

http://www.dirgantaraonline.co.id/2018/07/ahmad-albar-sang-legenda-musik-rock.html?m=1

https://www.google.com/amp/s/shopee.co.id/inspirasi-shopee/sejarah-musik-rock-di-indonesia-kamu-harus-tahu/amp/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Albar

BACA JUGA - Irvan Sembiring, Rotor, dan Cetak Biru Thrash Metal Tanah Air

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner