Transaksi Hingga Lelang Di Cassette Store Day 2015 Jakarta

Words By : Daniel Mardhany

Ini adalah event selebrasi bagi para pecinta rilisaan fisik berbasis pita yang terselenggara di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Sabtu (17/10) lalu. Ini juga merupakan kali ketiga Cassete Store Day atau disingkat CSD diadakan secara kolektif di Jakarta dan gelara ini tetap gratis tanpa dipungut biaya masuk.

CSD yang pertama diadakan di Safron dan yang kedua dihelat di Blok M Square. CSD kali ini bisa dibilang lebih nyaman dan tertata dibandingkan CSD tahun sebelumnya. Tanpa sponsor yang massif, event CSD kali ini berjalan dengan meriah dan mengundang antusias para pemadat kaset pita.

CSD kali ini dimulai jam 11 siang sampai sekitar 9 malam tapi beberapa pemburu kaset sudah yang datang lebih awal. Sekitar jam 10 pagi sudah banyak pemburu yang datang.dilihat dari banyaknya pengunjung dan lalu lintas perdagangan di event ini antuasime terhadap kaset ternyata masih besar. Pengunjung dari berbagai usia dan gender lalu lalang berbelanja atau sekedar memilih dan melihat kaset - kaset yang merea incar dari booth satu ke booth lainya

Total ada 25 booth yang cukup variatif menjajakan kaset dari berbagai macam genre dari musik klasik, jazz, pop standar, indie pop, hardcore, punk dan metal baik band lokal maupun band mancanegara. Mulai dari kaset rilisan impor sampai lokal juga secara masif dijajakan di berbagai booth. Harganya pun variatif dari gratis, 10.000 sampai di atas 300 ribu. Dari harga wajar sampai harga tak wajar =)). Tergantung kondisi dan tingkat kelangkaan kaset tersebut.

Di CSD kali ini juga diadakan pelelangan kaset yang hasilnya disumbangkan ke salah satu panti asuhan di Yogyakarta. Kaset yang dilelang yakni EP Polka Wars yang ditutup dengan harga lelang yang cukup fantastis yaitu Rp 398.000,-. Selain itu juga ada workshop penggandaan kaset dari Bang Amar yang merupakan langganan mayoritas label/band jakarta menggandakan kaset di Jakarta.

Ada sekitar 22 rilisan kaset dari berbagai label yang dirilis ataupun di-reissue spesial pada hari itu seperti The Upstairs – ‘Magnet’, kedua album Polyester Embassy, That's Rockefeller – ‘Panca Dasa’, The Monophones, Betetleflux – ‘Trailee dan masih banyak. Dari segi geografis asal band yang mengeluarkan rilisan kaset pada momen CSD kali ini  juga beraneka ragam dari Jakarta, Bandung, Yogya  sampai Medan .

Jodi Setiawan dari Nanaba Records selaku ketua penyelenggara mempunyai harapan dari acara kemarin agar format kaset tidak mati suri kembali, dilihat dari peminatnya kayanya kaset sekarang bernyawa lagi.

Halaman belakang Dia.Lo.Gue juga disulap jadi panggung sederhana yang menampilkan sembilan band yang sebagian diantaranya ada Sajama Cut, Bedchamber, Zzuf, Superglad, That's Rockefeller. Beberapa band yang perform pada hari itu juga merilis album mereka dalam format kaset dan dijual perdana pada event itu .

Melihat animo masyarakat yang datang, bertransaksi hingga barter di event tersebut menandakan bahwa konsumsi akan kaset memang sedang bangkit kembali dan jauh dari kata mati walaupun tempat duplicating kaset semakin terbatas .

Event ini mungkin menjadi trigger untuk meningkatkan apresiasi massa akan rilisan fisik khususnya kaset tapi tidak perlu menunggu event seperti ini untuk berburu atau mengkonsumsi kaset. Saya berharap minat penikmat musik terhadap rilisan kaset tetap konstan walaupun tidak akan seperti era 90an saat kaset masih menjadi primadona dan saya berharap hype kaset beberapa tahun terakhir ini hanya bukan sekedar tren. Kaerna setiap jenis rilisan musik fisik mempunyai karakteristik yang khas seperti CD dengan kepraktisannya, vinyl dengan suaranya yang paling wah dibandingkan semua rilisan fisik lainnya dan kaset dengan desis yang khas, ketebalan dan kehangatan suara yang dihasilkan dari pita. 

Foto: Daniel Mardhany Docs.