Plagiat  dan Azas “Kebetulan” (Bag. 1)

Plagiat dan Azas “Kebetulan” (Bag. 1)

Duhai kekasihku
Cintaku tertinggal di Malaysia
Haruskah ku kembali untuk bersamamu
Duhai kekasihku
Haruskah ku tinggalkan semuanya yang ku miliki
Untuk hidup bersamamu

Potongan lirik lagu diatas saya ambil dari lagu “Cintaku Tertinggal Di Malaysia” yang dinyanyikan / dibawakan oleh sebuah grup musik pimpinan Ahmad Dhani yang bernama Dewa 19. Saya kurang tahu, kapan sebenernya lagu ini dirilis dan ada di album yang mana. Tapi dari hasil penelusuran di internet akhirnya saya dapet info bahwa lagu ini sengaja diciptakan…ehh maaf dibuat pada saat grup musik Dewa 19 akan melakukan tur di negara Malayasia…dan konon katanya lagu ini hanya bisa didapat lewat download resmi di penyedia layanan selular di negara tersebut. Begitu mungkin bahasanya. Saya kurang paham. Tapi kalau mau denger, silakan cari di internet.

Yang pasti, saya cukup kaget…kaget sekali saat pertama kali denger lagu Dewa 19 tersebut. Saya pertama kali tahu “gonjang – ganjing” tentang lagu ini dari kawan – kawan di komunitas Proclaro (progresif & classic rock) di Bandung.

“geus ngadangukeun can lagu eta? Nj***ng ngerakaeun tah jelema eta..jiga lain musisi wae!!” (Udah degerin belum lagunya? Malu-maluin orang itu, kayak bukan musisi aja!"

Begitulah kira – kira salah satu reaksi yang pernah saya denger. Banyak reaksi dan komentar lainnya yang saya dengar, yang kurang lebih bernada dan berarti sama. Kecewa, kesel, geleuh, dan lain – lainnya. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk cari tahu, macam mana sih lagu itu kok sampai jadi segitu ramainya? Dan sampai pada akhirnya saya dengar lagunya…wadaaw….

BACA JUGA - Indonesian Rock : Early Stages

Oh my ruthless queen
You are still the treasure of my dream
It's the twinkle in your eyes
That took me my surprise
Oh my ruthless queen
I just can't accept our love has been.

Ya. Lirik lagu diatas adalah lagu “Ruthless Queen” yang dinyanyikan oleh grup musik beraliran progresif rock asal negeri Belanda bernama “Kayak”. Lagu yang terdapat dialbum “Phantom Pf The Night” ini sangat popular di tahun 70an akhir sampai 80an awal. Buat beberapa penggemar progresif, lagu ini bisa dibilang everlasting. Di banding single – single Kayak yang lain seperti Seagull, May dan Starlight Dancer, Ruthless Queen mungkin bisa dibilang yang paling popular.

Dan saya pun mengerti kenapa banyak komentar – komentar dan respon – respon yang sangat galak yang diarahkan kepada Ahmad Dhani terkait lagu tadi. Ternyata oh ternyata…kedua lagu diatas mempunyai kemiripan yang kadarnya bisa dibilang mendekati 99%!! Selain liriknya yang beda bahasa dan versinya yang full band & hanya piano, kedua lagu tersebut sangatlah mirip. Nada, irama, “lick piano”-nya. Sama. Mirip. Persis. Kum. Penjiplakan? Kalau arahnya kesitu udah pastilah Ahmad Dhani yang jadi “pesakitan’-nya. Lah udah jelas – jelasan Ruthless Queen itu dibuat tahun 1978, diamana Ahmad Dhani saat itu mungkin masih usia anak – anak. Lagu itu sangat popular saat dia anak – anak, makanya dijiplak. Gila gak kreatip banget nih. Plagiat?!

Nanti dulu! Ternyata bukan begitu ceritanya. Ahmad Dhani pernah bilang di salah satu interviewnya di sebuah media bahwa sangat menyukai band – band yang memiliki harmonisasi yang bagus seperti Queen dan Kayak. Mengenai lagu diatas sendiri, ternyata sudah ada klarifikasinya dari pihak Ahmad Dhani atau manajemennya atau siapapun itu pihak – pihak yang terkait, bahwa ternyata sudah ada izin yang resmi untuk menggunakan lagu Ruthless Queen, termasuk memberikan perubahan di lagu tersebut. Alih bahasa menjadi bahasa Indonesia. Saya kurang paham kalau kasusnya seerti ini apakah masih bisa di bilang penjiplakan atau bukan. Plagiat? Ngga tahu juga ya.

Cerita diatas mungkin sudah basi. Mungkin sudah banyak yang tahu, mungkin juga banyak yang belum tahu. Cerita diatas Cuma pengantar aja. Icebreaker lah istilahnya kalau jaman saya ngajar dulu. Yang mau saya bahas selanjutnya adalah sedikit tentang penjiplakan, plagiarism atau apapun itu kalau ada istilah lain yang saya tidak tahu.

Apa yang dimaksud “plagiat / plagiarisme”?

plagiat/pla·gi·at/ n pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri; jiplakan

(sumber: http://kbbi.web.id/plagiat)

Dalam buku Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah, Felicia Utorodewo dkk. menggolongkan hal-hal berikut sebagai tindakan plagiarisme:[6]

·         mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri,

·         mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri,

·         mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri,

·         mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri,

·         menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asal usulnya,

·         meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya, dan

·         meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.

Yang digolongkan sebagai plagiarisme:

·         menggunakan tulisan orang lain secara mentah, tanpa memberikan tanda jelas (misalnya dengan menggunakan tanda kutip atau blok alinea yang berbeda) bahwa teks tersebut diambil persis dari tulisan lain

·         mengambil gagasan orang lain tanpa memberikan anotasi yang cukup tentang sumbernya

Yang tidak tergolong plagiarisme:

·         menggunakan informasi yang berupa fakta umum.

·         menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini orang lain dengan memberikan sumber jelas.

·         mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas jelas bagian kutipan dan menuliskan sumbernya.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Plagiarisme)

Kalau secara keilmuan, mungkin begitulah kira – kira penjelasannya. Tinggal bagaimana kita menyikapi dan mengimplementasikannya dalam kejadian sehari – hari, khususnya di dunia musik.  Seperti kasus Ahmad Dhani dan Kayak diatas tadi. Seakan – akan gampang sekali mengambil kesimpulan bahwa sebuah hasil karya adalah hasil jiplakan dari karya lain tanpa cari tahu dulu bagaimana sebenarnya cerita dibalik karya tersebut.Ya memang manusiawi bila kita mendengarkan sebuah lagu, lalu tiba – tiba secara tidak disadari di lagu tersebut ada nada – nada (sedikit atau banyak) dari lagu tersebut yang mengingatkan kita akan lagu lain yang mempunyai nada yang sama. Atau mungkin nuansa dan sound dari lagu tersebut.

Secara tidak di sadari, otak kita mempunyai kemampuan untuk menyimpan ingatan akan sesuatu hal, bahkan hal kecil sekalipun, yang kadang – kadang timbul kembali apabila ada pemicunya. Bingung ya? Begini contohnya, saya bukanlah penggemar Maroon 5. Saya tidak pernah tahu lagu – lagu Maroon 5. Suatu saat saya mendengar sebuah lagu, pada saat itu adalah sebuah lagu baru yang sedang ramai di putar di radio, penyanyinya adalah Isyana Saraswati. Di bagian tengah lagu, kalau ngga salah bagian reff-nya, tiba – tiba ada nada yang membawa ingatan saya ke sebuah lagu lain. Cuma sedikit nada kok. Tidak banyak. Tapi tetep, mengingatkan saya akan bagian sebuah lagu yang pernah saya dengar entah kapan dan dimana. Dan itu adalah lagunya Maroon 5 yang berjudul “Payphone”. Yang pasti, ingatan kecil tersebut tersimpan di otak saya dan sekarang timbul lagi begitu denger lagunya Isyana Saraswati. Apakah saya langsung berkesimpulan bahwa ada unsur penjiplakan disini? Ya jelas ngga lah. Ini cuma kebetulan.

Ada kesamaan nada sedikit disini dan ini sering terjadi di banyak sekali lagu. Seperti lagu “Dari Sabang Sampai Merauke” dengan lagu kebangsaan Negara Perancis dan lagu “All You Need Is Love”-nya The Beatles. Coba denger bagian awal dari ketiga lagu tersebut. Ada kesamaan. Hanya kebetulan. Lalu lagu lain seperti intro music  lagu “Cinta Kau dan Dia” nya Ahmad Band dengan lagu “Very Best Years”-nya The Grays. Contoh lagu lain adalah reff lagu “Semut Hitam” God Bles yang terdengar sama dengan reff lagu “She Don’t Know Me” milik Bon Jovi. Atau contoh di luar negeri adalah reff lagu “Born To Be My Baby”-nya Bon Jovi yang terdengar sama dengan nada reff lagu “The River”-nya Bruce Springsteen. Hampir sama & hanya kebetulan. Penjiplakan? Jelas bukan. Mereka mungkin tidak pernah saling dengar antar satu lagu dengan lainnya. Jelas – jelas hanya kebetulan.

(Bersambung)

Bassist of:
Pure Saturday
D'Ubz Bandung
A4/Akustun Band

View Comments (1)

Comments (1)

  • Julian669
    Julian669
    5 Aug 2016
    sippp lah mantap
You must be logged in to comment.
Load More

spinner