Net Label : Label Rekaman Non-profit

Net Label : Label Rekaman Non-profit

Perkembangan teknologi digital ikut memengaruhi perkembangan industri musik di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Kini mulai bermunculan istilah net label yang ikut memberikan perkembangan distribusi dan referensi rilisan musik di Indonesia. Net label merupakan record label berbentuk virtual atau record label online yang menyajikan rilisan musik berbentuk audio digital dengan 'mudah' melalui internet. Secara general, rilisan di net label itu legal bebas unduh.

Banyak istilah lain yang menempel di net label. Beberapa orang menyebutnya dengan MP3 label, online label, web label, internet label hingga net audio label. Lahirnya net label ini diawali dari sebuah gerakan sharing file yang dilakukan oleh para tracker. Di akhir tahun 1980-an, komunitas tracker tersebut memanfaatkan jaringan internet untuk sharing file berupa data audio, video dan gambar, yang tentunya kebanyakkan tentang musik. Pada waktu itu, data audio belum berformat MP3, tetapi berformat MOD, tentu saja format ini jauh lebih sederhana dari segi kualitas suara dibandingkan MP3.

Ketika MP3 pertama kali dikenalkan kepada publik oleh “Fraunhofer Society” pada tanggal 14 Juli 1995 (hingga dijadikan sebagai MP3 Day dan Net Label Day) maka pergeseran konsumsi musik di dunia pun dimulai dengan digitalisasi audio. MP3 ini telah memicu para pendengar untuk menikmati musik lebih 'sempurna' karena lebih praktis. Bagi para musisi, hal ini pun menjadi kesempatan besar untuk menyebarkan karyanya lewat internet karena efektif untuk didistrubusikan secara luas. Mereka menyebarkan lagu-lagu tersebut melalui ‘P2P’, sejenis ‘Soulseek’.

Net label digunakan oleh para musisi untuk kepentingan distribusi dan promosi musik. Mereka melihat distribusi dan promosi dalam bentuk fisik (vinyl, cassette, CD) sudah banyak, monoton dan ribet secara birokrasi. Maka mereka lebih memilih untuk menjalaninya dalam bentuk digital, di mana semua lagu yang disajikannya bisa didapat dengan bebas bahkan gratis secara legal.

Lalu pertanyaan muncul, kenapa digratiskan?

Terbentuk sebuah pemikiran dan (mungkin) idealisme dalam diri mereka, bahwa membuat musik didasari oleh ketulusan dan berekspresi untuk hal-hal yang non-komersil. Bahkan ada pemikiran tentang intelektualitas internet, dalam artian kita bisa mengakses berbagai informasi secara bebas di internet, oleh karena itu, lagu-lagu yang disebarkan di internet pun menjadi bagian informasi yang bisa diakses secara bebas oleh publik. Musik itu merupakan produk budaya dan tentu saja menjadi produk yang bisa berguna bagi masyarakat.

Saya pribadi pernah berbincang dengan Cholil di suatu waktu ketika Efek Rumah Kaca dan Bottlesmoker berada di satu backstage. Saya bertanya "Kenapa lagu Efek Rumah Kaca" kini dibebas-unduhkan?". Dia menjawab dengan yakin, "Lagu-lagu Efek Rumah Kaca diharapkan menjadi karya yang memiliki informasi dan ilmu pengetahuan di dalamnya, oleh karena itu ilmu pengetahuan perlu disebarkan secara bebas seluas-luasnya".

Menurut Edgar Bronfman Jr dari “Warner Music Group”, berpendapat bahwa net label itu memiliki konsep yang bagus. Baik itu dari sisi label, dari pembiayaan yang sangat terjangkau, variatif artis, dan materi yang bisa dipublikasikan sangat cepat. Dan kini orang-orang lebih suka mencari apa yang mereka butuhkan secara mandiri, mereka aktif menggali apa yang mereka inginkan. Maka sebagai penikmat musik, mereka mempunyai kesempatan mendengar materi lagunya dulu tanpa harus membayar. Meskipun tersirat net label ini sangat praktis, namun sistem - sistemnya mengadaptasi pada sistem record label konvensional atau fisikal, seperti pada sistem distribusi, marketing, promosi hingga pemilihan artisnya.

Net label merupakan label rekaman yang non - profit karena orang-orang di balik net label itu sendiri menjalankan semuanya dengan tulus. Dalam artian mereka beraktivitas di dunia musik tidak selamanya memikirkan masalah laku atau tidak lakunya musik mereka. Net label ingin membantu artis-artis dalam mewujudkan cita - citanya untuk membuat album dan menyebarkannya. Mereka hanya ingin berbagi musik.

Beberapa pionir net label yang banyak dikenal adalah Kosmic Free Music Foundation (a.k.a. Kosmic, 1991 – 1999), Five Musicians (a.k.a. FM, 1995 – 2000), Monotonik (1996 – present), Tokyo Dawn Records (1997 – present), No Type (1998 – present), Illogik (1999 – present), Kahvi Collective (1997 – present). Saat ini, sudah banyak net label yang dapat kita temukan di internet dengan berbagai macam jenis musik dari artis-artis dunia, termasuk Indonesia.

Di Indonesia sendiri kita sudah mengetahui banyak net label, seperti Yesnowave Music, Tsefula/Tsefuelha Records, Hujan! Rekords, InMyRoom Records, StoneAge Records, Mindblasting, Sorge Records dan masih banyak lagi. Bahkan, Indonesia memiliki asosiasinya yang diberi nama “Indonesian Netlabel Union (INU)”.

Di sebuah diskusi Indonesian Netaudio Festival I yang digelar oleh INU pada tahun 2012 di Yogyakarta, mengumpulkan banyak pendapat tentang alasan memilih net label. Diskusi tersebut dihadiri oleh artist net label, pemilik net label, pengamat sosial budaya, jurnalis hingga penikmat net label. Lalu muncul pendapat; pertama, mereka bermusik hanya untuk mengekspresikan diri, bukan untuk uang, dengan tanpa uang tersebut, mereka lebih bebas dan nyaman dan ini pun merupakan sebuah pekerjaan yang menarik. Ini merupakan pemikiran yang istimewa dalam berproses kreatif.

Net label sangat terbuka dengan berbagai jenis musik. Karena salah satu dasarnya adalah berbagi musik, maka perilisan di net label bukan berbicara tentang 'laku - tidak laku di pasar' namun lebih pada posisi 'menarik - tidak menarik' bagi pemilik net label. Jenis musik? Sangat tidak terbatas.

Mungkin lebih banyak musik electronic yang kita temukan di net label, karena berhubungan dengan konsep virtual dan futuristic dari tampilan internet, tetapi kini kita bisa menemukan net label dengan sajian musik yang tidak biasa, seperti Abstract, Metal Shoegaze, Shoegaze, Ambient, Noise, Atmospheric, Audio-Narrative, Avantgarde, Breakcore, Chillout, Clicks’n’cuts, Folk, Ballad, DIY, Dancehall, Art-Metal, Dark Ambient, Deeptech, Digital Laptop Reggae, Downtempo, Drum and Bass, Lo-Fi, Dubtech, Nintendo Core, Punk dan ratusan atau bahkan ribuan jenis musik yang lainnya, dan sekarang, musik yang (katakan lah catchy/pop) pun sudah banyak tersaji di net label.

Di Indonesia sendiri, beberapa net label memiliki warna rilisan musik yang menjadi ciri khasnya. Misalnya StoneAge Records yang mendokumentasikan rilisan dari scene punk atau Yesnowave Music yang rilisannya sangat lintas genre pada arena cutting edge.

Net label telah menjadi pilihan bagi musisi - musisi tulus untuk menyebarkan karya-karyanya dan dinikmati orang dari berbagai penjuru dunia. Untuk itu, bagi musisi-musisi yang tertarik untuk sign dengan net label, caranya bisa dikatakan sangat mudah dan sederhana. Tidak seperti record label biasa, artis di net label tidak dihadapkan dengan banyaknya prosedur dan birokrasi. Tapi, bukan berarti musik yang dirilis di net label itu bisa dibuat asal-asalan.

Pertama - tama tentu saja musisi harus mengadaptasi prinsip bahwa ini merupakan industri musik yang tulus non - profit dan mereka bermusik bukan untuk komersil. Musisi harus sadar akan konsekuensi dari net label, bahwa musik mereka ‘dijual’ dengan bebas dan atau gratis. Jadi jangan berharap untuk mendapatkan keuntungan finansial dari sistem net label ini.

Masih dalam diskusi di Indonesian Netaudio Festival I, manfaat dari netlabel ini sangat luas. Keuntungan dari merilis album itu tidak selamanya tentang keuntungan finansial, bukan royalti, bukan uang. Namun hal-hal seperti yang dialami oleh Bottlesmoker, Senyawa, Frau, Efek Rumah Kaca, hingga Banda Neira yang masih nyaman dengan rilisan net label ini bisa menjadi contoh nyata tentang respond public pada mereka di industri musik Indonesia.

Setelah adanya keyakinan dengan karakter dan sistem net label untuk merilis karya kalian, melakukan dialog dengan net label untuk berkonsultasi pun sangat terbuka. Karya yang hanya disimpan di komputer karena buntu oleh birokrasi label rekaman atau keuangan pun kini memiliki kesempatan untuk tersebar secara legal dan diakui sebagai rilisan resmi. Karena saya percaya, jika hanya ada 10 orang yang menyukai musik kita di sini, pasti ada 1000 orang atau bahkan lebih yang jauh di sana yang akan menyukainya. Maka, sebarkan lah !

Writer

New Media Artist

Song Writer

Traveller

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner