Korelasi Antara Dukungan Orang Tua dan Semangat Muda

Korelasi Antara Dukungan Orang Tua dan Semangat Muda

Ada beberapa faktor psikologis yang dapat memengaruhi proses belajar. Faktor yang pertama adalah minat, faktor kedua adalah efikasi diri, sedangkan faktor terakhir adalah motivasi. Efikasi diri adalah persepsi diri sendiri mengenai seberapa bagus diri dapat berfungsi dalam situasi tertentu, sedangkan motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu, seperti dukungan orang tua, sebagaimana yang kita ketahui bahwa dukungan orang tua sangat diperlukan ketika anak sedang dalam proses pencarian jati diri.


Hardy Nyanknyank

Adzan Ashar mengoyak udara yang berat menekan dada. Saya hampir tertidur di pelukan Ibu, setelah saya dimarahi besar oleh Bapak. Beliau memarahi saya karena uang bulanan untuk bayar iuran Sekolah Sepak Bola saat itu saya belikan kaset Balcony album Instant Justice dan album Dua Sisi dari Burgerkill. Dua album itu saya beli sepulang bekunjung ke rumah saudara teman saya yang bernama Kiemo "Moch Nuryakin", semasa saya duduk di kelas 2 SMP. Bapak lebih senang saya menjadi pemain bola dibanding menjadi musisi. Sekolah Sepak Bola yang saya ikuti dari kelas 5 SD saya tinggalkan begitu saja setelah saya mulai menyukai musik. Alhasil, Bapak pun marah besar, marah yang bergemuruh bak pidato Bung Karno. Dengan kuping menempel ke dadanya sembari mendengarkan denyut kasih yang berlebih di jantung Ibu, sambil mengelus kepala saya, Ibu berkata, "Ibu mendukung hal apa yang kamu suka dan yang kamu pilih, asalkan bertanggung jawab." Wejangan dari Ibu menjadi penyejuk hati dan membendung air mata saya. Selang beberapa hari setelah Bapak marah, beliau akhirnya mengijinkan saya bermain musik, tentu saja dibantu oleh bujukan Ibu.

Ibu sangat suka menunjukkan sesuatu, dibandingkan menasehati. Ibu tidak suka musik, tapi beliau selalu sabar ketika terpaksa mendengarkan musik dengan volume keras. Akan tetapi, Ibu pasti marah ketika saya banyak bertele-tele ketika beliau menyuruh saya untuk melaksanakan ibadah sholat.

Terlahir dari keluarga yang notabenenya bukan penyuka musik membuat saya menjadi berbeda. Namun demikian, saya tetap tidak melawan arus, karena melawan arus itu adalah tindakan bodoh, bunuh diri. Apa yang saya lakukan lebih tepatnya membelokan arus, dan hal tersebut menguntungkan saya, karena saya hanya perlu mengeluarkan sedikit tenaga tetapi efek yang saya dapatkan menjadi lebih besar.


Burgerkill 'Dua Sisi' & Balcony 'Instant Justice'

Saya masih ingat panggung perdana di perpisahan pelepasan kakak kelas SMP. Band saya meng-cover lagu milik Balcony yaitu "Believe" dan "Sakit Jiwa" dari Burgerkill. Saat itu, band saya menjadi satu-satunya band yang bergenre keras: Hardcore, yang kala itu masih asing di telinga kawan-kawan saya. Mengapa? Karena pada saat itu, lagu "All the Small Things”, “Adam’s Song” dan “The Rock show"  milik Blink 182 sedang hits di kawan-kawan seangkatan saya. Terbukti, banyak band angkatan saya maupun kakak kelas di SMP meng-cover lagu-lagu tersebut. Meski begitu, saya tetap nekat. Bermodalkan berani dan percaya diri—walaupun setelah selesai manggung suara saya habis karena menirukan karakter vokal Baruz dan Ivan Scumbag (almarhum)—saya membawakan lagu milik Balcony dan Burgerkill dan lelah saya terbayarkan oleh antusias dari kawan-kawan dan itu di luar ekspektasi saya. Dari situ, saya semakin yakin bahwa sesuatu yang minor itu akan mempunyai porsi lebih dibandingkan sesuatu yang mayor, dalam arti lain menjadi berbeda akan memberikan sorotan lebih ketika mempunyai sesuatu yang beda untuk ditawarkan kepada orang lain. 

Hardy Rosady atau lebih dikenal dengan panggilan Hardy Nyanknyank adalah vokalis dari grup musik hardcore asal Bandung, yaitu Taring. Ia tertarik dengan hal-hal berbau politik, sosial, dan seringkali turun ke jalanan untuk menyuarakan idealismenya.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner