Dont Kill Your Idol

Dont Kill Your Idol

Jauh sebelum saya bergabung dengan Deadsquad, saya merupakan fans dari band-band personil Deadsquad lainnya. Ketika saya masih berseragam putih biru (SMP) dan putih abu-abu ( SMA), saya rajin memutar kaset Siksa Kubur, band bentukan Andyan Gorust sejak 1996, hingga mengejar setiap konser mereka sampai ke Bandung. Contohnya pada saat Rottrevore Death Fest yang diadakan di Laga Pub pada 2005 silam yang diabadikan menjadi DVD  konser pertama di Indonesia dan dirilis Rottrevore Records milik sosok paling inspiratif di skena death metal, (almarhum) Dwinanda Satrio alias Rio “gendut”. Satu-satunya label yang bernyali merilis album pertama Deadsquad,  Horror Vision, pada 2009.

BACA JUGA - Proses Kreatif: Barisan Aksara Seputar Tyranation (Bagian 2)

Saya juga ingat ketika menonton aksi Stevie Item berduet dengan Ricky Siahaan bersama Stepforward di panggung pentas seni SMU. Bermoshing di pit menyaksikan Boni dengan band Thrashline di berbagai panggung hingga akhirnya saya berkenalan dengan mereka karena frekuensi saya datang ke gigs cukup intens pada saat itu. Sampai akhirnya mereka membentuk Deadsquad. Sebelum mereka mendapatkan vokalis pertama Babal, Boni sempat mengajak saya tapi saya abaikan ajakan dia. Hingga pada suatu saat Babal berhalangan manggung dan pagi harinya saya dikontak Boni untuk bantuin Deadsquad manggung malam harinya tanpa latihan sama sekali. Hanya bermodal MP3 dan lirik via sms akhirnya saya membawakan lagu “Bangsat Kuasa” di Vicky Sianipar bersama mereka.

Selang tidak lama dari itu Boni kembali menelpon saya untuk penawaran kedua mencoba latihan bareng Deadsquad dan akhirnya itu berlangsung hingga saat ini. Sampai akhirnya saya menghasilkan tiga album bersama band yang terbentuk tahun 2006 tersebut. Malah yang ngajak yang cabut duluan dari band. Saya berhutang budi dengan Boni sampai kapanpun. Tanpa dia mungkin jalan hidup yang saya pilih tidak seperti sekarang ini.

Dari mengidolakan, akhirnya saya berteman dengan mereka, dan akhirnya ngeband bareng mereka. Idola-idola lainnya yang akhirnya menjadi teman secara tak langsung banyak memberikan kontribusi di sisi bermusik saya. Dari Otong Koil saya dapet wejangan soal tips dan trik ngancurin gitar atau instrumen lain sebagai bagian dalam sebuah pertunjukan yang sampai sekarang belum kesampaian saya lakukan. Dari Addy Gembel (Forgotten) saya menjadi lebih bernyali membuat lirik dalam bahasa pertiwi. Dari Japra (Hellcrust , ex-Siksakubur) saya dulu lumayan sering share soal pattern vokal. Dari Arian 13, yang kaset Puppen karyanya sering banget saya putar ketika SMP, saya terjerumus menjadi pemadat cakram padat sampai saat ini dan mungkin sampai akhir hayat nanti. Dari Baruz (Balcony) saya belajar menjadi tetap muda dan berdagang secara mandiri dengan bantuan komunitas. Dari Iyo (Pure Saturday dan Teenage Deathstar) saya belajar untuk hidup dari industri kreatif dan komunitas. Saya tumbuh dengan membaca majalah Ripple bentukan Iyo dan itu menjadi pondasi saya menjalankan Tortunes Video Magz yang absurd bersama Alan, bassist Deadsquad  sekarang. Mereka semua secara usia memang di atas saya dan menginspirasi saya menjalankan bisnis clothing Dhroned, records label , video magazine, dan karir saya sebagai "pegawai band" hingga saat ini.

Kalau di liga musik pop-non-mainstream fanantisme saya dengan Sore bermuara dengan pertemanan saya dengan Ade Paloh dan label rekaman saya, Alaium Records, ketika diberi kesempatan merilis album solo miliknya dalam format kaset yang ludes dalan hitungan hari dan harganya dipasaran sekarang sudah berkali-kali lipat dari harga awalnya. Alaium Records dengan pondasi pertemanan dapat merilis kumpulan b-side dan single salah satu band favorit saya Kelelawar Malam  dan Zoo asal Yogyakarta.  Cetak covernya saya dibantu MC idola saya Ucok alias Morgue Vanguard (Homicide). Dari Bimo (Undying Music) saya banyak belajar soal mengelola label rekaman.

Banyak hal inspiratif yang saya dapatkan dari idola - idola dari skena lokal baik itu secara langsung ataupun tidak langsung dan sangat berguna bagi masa lalu, saat ini. dan masa yang akan datang.

Image: www.deadsquad.net

***

Vokalis dari band death metal Ibukota, Deadsquad.
Owner dari minor label dengan genre musik heterogen Alaium Records, fokus merilis album band dalam format kaset.
alaiumrecords@gmail.com
www.facebook.com/alaiumrecords

View Comments (1)

Comments (1)

  • rama666
    rama666
    13 Feb 2017
    Sangat inspiratif dan mendidik salut untuk bang Daniel
You must be logged in to comment.
Load More

spinner