Bagaimana MIDI Membantu Musisi Bermusik

Bagaimana MIDI Membantu Musisi Bermusik

Kita pasti udah sering ngedenger istilah MIDI. Tapi kalo soal sejarahnya mungkin ga semua orang tahu.  MIDI itu singkatan dari Musical Instrument Digital Interface, dulu tahun 1982, disepakatilah adanya spek format Midi 1.0. Sejarah mencatat bahwa pada awalnya MIDI diciptakan untuk menghubungkan dua instrument music dari produsen yang berbeda. Karena sebelumnya, setiap produsen memiliki standard pemograman masing-masing, jadi untuk menghubungkan keduanya mengalami kendala.

BACA JUGA - Karya yang Tidak Memiliki Hak Cipta

Lalu muncul kesepakatan tersebut yang diikuti oleh Korg, Roland, Sequential, Yamaha, Kawai, dll untuk membuat standard MIDI. Tentu saja mereka ingin setiap instrument dapat dihubungkan secara MIDI dan dapat memahami instruksi dari setiap instrumennya. Lalu, berkembanglah beberapa perusahaan instrument music lainnya mengikuti standard ini.

Tahun 1983, muncul lah produk dari Yamaha, bernama DX7. Synthesizer ini tercatat sukses mengawali penerapan standard MIDI yang disertai fitur yang bisa terhubung dengan PC. Berkat produk ini, ‘demam’ MIDI pun menyebar ke seluruh dunia hingga Indonesia. Maka muncul lah music-musik elektronik yang berkembang ke berbagai jenis musiknya seperti dance music, techno, house, drum sampler.

Ada banyak alasan mengapa MIDI digunakan luas oleh banyak orang. MIDI sudah menjadi sistem basic yang didukung produsen keyboard untuk menjadi bagian dari desain synthesizer digital mereka. Tapi, teknologi MIDI ini gak hanya di synthesizer aja, input data MIDI udah bisa men-trigger berbagai hal, mulai dari drum, guitar hingga spotlight. Seperti yang kita ketahui, file MIDI bukan hasil rekaman suara dari instrument keyboard, tetapi merekam instruksi memainkan instrument tersebut. Instruksinya bisa berupa nada-nada, dinamika, volume, velocity dll. Catatan instruksi tersebut menjadi serangkaian kode 1 dan 0 yang bisa kita simpan dan gunakan kembali di berbagai instrument juga software yang compatible dengan MIDI file.

MIDI sudah menjadi bagian sejarah dalam perkembangan music. Dia sudah membantu menjadi metode yang praktis untuk digunakan oleh berbagai musisi, mulai dari kamar hingga Hollywood. Hal ini juga didukung dengan munculnya software-software music untuk sequencing, editing dan writing. Sebut saja sebagian besarnya ada Steinberg, Twelve Tone Systems, Propellerhead, Ableton, Imagine Line dll yang menyediakan semua pekerjaan music format MIDI di computer. Tentu saja computer ini menyapu semua peralatan studio music ke dalam kotak computer secara virtual.

Pengaruh MIDI tidak hanya sampai di sini, dia berperan juga dengan kemunculannya Virtual Instrument yang muncul awal 2000-an. Bermunculannya sound module ini diawali oleh IK Media dengan produknya Sample Tank, Sonic Synth atau Native Instrument dengan produknya FM7 Battery atau di Indonesia sendiri muncul Kuassa dengan berbagai plugin audio amp simulator hingga mastering plugins.

Kini, semua teknik bermusik sudah bisa ‘dirobotkan’ melalui MIDI, namun tetap saja sisi humanize akan memengaruhi ‘feel’ dari music itu sendiri. MIDI memudahkan kita untuk menulis lagu secara offline melalui komputer, MIDI juga memanjakan kita untuk ‘merasakan’ berbagai jenis alat music secara virtual lewat VST plugins. MIDI meringankan kita untuk memainkannya secara ‘live’ lewat MIDI Controller. MIDI memberi kesempatan kepada kita tentang efisiensi biaya, pengaturan, pengontrolan, penulisan, pengubahan dan lagu-lagu kita praktis untuk dipindahkan dari satu sofware ke software yang lain. Namun, manusia adalah manusia, dia tercipta dan terbentuk dari berbagai perasaan. MIDI hanyalah MIDI yang membantu menyampaikan perasaan manusia tersebut menjadi music. Kita masih perlu kan sisi kemanusiaan di setiap musiknya?

Images: wikipedia
www.musicrepo.com

Writer
New Media Artist
Song Writer
Traveller

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner