DeadSquad “Dibajak” Jadi Dutsquad di Pengadilan Musik #7

Suasana Kantinnasion yang berlokasi di Jalan Ambon No 8A, seketika disulap menjadi “meja hijau” oleh kru DCDC pada Jum’at (30/9) lalu. Seketika venue dipenuhi dengan beberapa kalangan berpakaian hitam, serta pengunjung dari berbagai kalangan pun ikut hadir meramaikan suasana di Kantinnasion. Hal tersebut ternyata didasari oleh tudingan bahwa Deadsquad yang merupakan salah satu unit metal Jakarta, hendak disidangkan pada malam itu. Apa yang kemudian membuat Deadsquad harus “disidang” malam itu?

Band beraliran death-metal yang digawangi oleh Daniel Mardhany (voc), Stevie Item (gitar), Alan Musyfia (bass), dan Andyan Gorust (drum) menjadi terdakwa dalam acara yang bertajuk Pengadilan Musik#7. Yoga PHB dan Gebeg Taring, menjadi pembela mereka atas tudingan uji tes 'Quality Control', mengenai album barunya mereka yang berjudul  Tyranation dan rencana tur perdana mereka ke negeri sakura Jepang. Tudingan yang dijatuhkan kepada Deadsquad juga masih dipertanyakan kelayakan mereka dalam bermusik di tanah air.

Seiring menunggu acara dimulai, beberapa pihak yang tergabung dalam pengadilan seperti Man Jasad sebagai hakim, Budi Dalton dan Pidi Baiq sebagai jaksa penuntut, Eddie Brokoli sebagai panitera, secara bergiliran datang dan melakukan briefing di belakang panggung. Saya pun berkeliling di sekitar area untuk menemukan tempat duduk yang asyik untuk menyaksikan acara. Ternyata hampir seluruh spot Kantinnasion telah diisi oleh pengunjung yang datang. Mau tak mau saya harus rela berdiri untuk menyaksikan acara persidangan.

Tak lama setelah itu, Eddie Brokoli naik ke atas panggung mengawali dengan memanjatkan do'a bersama terkait musibah yang terjadi di Garut beberapa waktu lalu. Tanpa mengulur waktu Eddie Brokoli selaku Panitera langsung mempersilahkan Jaksa Budi Dalton dan Pidi Baiq ke atas panggung. Pengunjung sangat terkesima dengan kehadiran mereka di atas panggung dengan memberikan gelak tawa serta tepukan tangan yang sangat kencang. Terlebih pada Budi Dalton yang mengenakan kostum tentara bersenjata. Setelah itu hakim, pembela, dan terdakwa pun langsung mengisi bagian mereka di atas panggung dan persidangan pun dengan memukul palu sebanyak 3 kali oleh hakim.

Tuntutan pertama, yang dilontarkan jaksa Pidi Baiq adalah penggunaan kostum yang dikenakan oleh terdakwa, “kalian pasukan mati, kenapa tidak memakai kostum pocong ?” ujar Pidi Baiq. Sesaat guyonan ringan tersebut menjadi awal yang baik di acara Pengadilan Musik #7, dan berbagai tuntutan lainnya dilontarkan oleh jaksa kepada terdakwa yang membuat acara semakin ramai dengan adanya pembelaan dari Gebeg Taring dan Yoga PHB serta hakim Man Jasad.

Ditengah keseruan tawa pengunjung, persidangan pun dihentikan sejenak. Sesi ini digunakan untuk cooling down dan disempatkan oleh beberapa pengunjung menikmati jajanan di Kantinnasion. Sebelumnya dalam uji tes 'Quality Control' Deadsquad menerima tantangan dari jaksa Pidi Baiq berupa men-cover lagu “Gelas-Gelas Kaca” karya Nia Daniati yang dinyanyikan oleh Stevie selaku personil DeadSquad. Coba bayangkan pemuda gondrong berkaus hitam harus menyanyikan lagu mellow. Suatu paradoks yang mengasyikkan.

Acara kembali digelar setelah sesi istirahat, pada kali ini perdebatan antara jaksa dan pembela semakin seru. Hadirnya saksi yang menyatakan nama Deadsquad telah diparodikan menjadi “DutSquad” oleh grup musik PHB. Tak tanggung - tanggung, parodi tersebut pun telah dicetak dalam bentuk merchandise dan plagiarisme atas sampul album kedua DeadSquad, Profanatik menjadi 'Profantura' dengan adanya mobil truk yang menjadi karakter budaya pantura.  Hal tersebut menciptakan tawa yang sangat riuh dan hangat di Kantinnasion.

Kini acara Persidangan pun, telah mencapai titik puncaknya. Hasil dari persidangan pun diumumkan oleh hakim Man Jasad, menyatakan bahwa musik DeadSquad layak di konsumsi oleh masyarakat dikarenakan konsistensi mereka di kancah musik indonesia. Pengadilan musik ini juga membahas rencana DeadSquad untuk tur ke Jepang. Nantinya mereka akan bermain di beberapa titik di Kota Jepang seperti Tokyo, Chiba, dan Osaka, serta sekaligus promo album teranyar mereka yang dinamakan Tyranation. Peluncuran album Tyranation ini pun sekaligus menjadi perayaan eksistensi satu dekade mereka yang tetap konsisten bermusik. 

Foto : ArdlyldrA

View Comments (1)

Comments (1)

  • antigod2
    antigod2
    8 Feb 2017
    DeadSquad klo ntar ke Jepang,pasti ketemu lagi ama kembarannya Bapa Hakim, Mirai Kawashima
You must be logged in to comment.
Load More

spinner