Tropical Thrust, Rock Catchy dengan Sentuhan Timur Tengah
Tropical Thrust, empat pemuda asal Jakarta yang memainkan alternative/indie rock yang cukup catchy untuk disimak. Bermula karena pertemuan di satu hajatan musik gambus Salman (bass) dan Fairuz (gitar, vokal) berada di kelompok musik gambus yang berbeda dengan gitaris terdahulu, Nauval. Mereka bertemu dan merasa berjodoh untuk bermain musik bersama lalu seorang Nauval memperkenalkan Kiki drummer metal yang langsung diajak untuk mengisi posisi drummer. Beberapa tahun mengumpulkan materi, Nauval mengundurkan diri dan fokus di usaha mandirinya, lalu mereka mengajak Teji, operator studionya menjadi seorang gitaris hingga sekarang. Awalnya Tropical Thrust cuma senang dalam berkesenian, tapi karena dirasa bertemu dengan satu sama lain yang sungguh istimewa dan jenius di musik, jadilah mereka hingga kini
Kuartet ibukota ini mengaku senang dengan grup macam The Sastro, Sore, dan The Milo dalam cita rasa lokal. Sedangkan produk luar negeri, mereka menganggumi TOE, Explosion In The Sky, dan masih banyak lagi. Masalah karakter, masing-masing band pasti punya perbedaan. Instrumen Oud (alat musik dari Timur Tengah) yang mereka pakai menjadi satu warna dan pembeda tersendiri, menjadikan Tropical Thrust punya sesuatu yang khas
.
Awal bulan lalu, mereka telah menelontorkan debut album bertajuk “S/T”. Proses pembuatan album tersebut, diawali dari mengumpulkan materi “Hampa Kata”, “Galaman Galbu” dan “Saima” dengan bantuan para seniornya di Postcard Studio. Single berikutnya, “Land” lalu direkam di Blackmorse untuk kompilasi “Voice of Palestinian”. Kemudian mereka diundang bermain di Fun DFA (acara dari DONT FADE AWAY RECORDS yang tujuannya memperkenalkan musik bagus ke ruang publik, kala itu di Coffee Shop Ruko Mall Depok) melalui Andi Hans. Dari situlah Tropical Thrust diajak DONT FADE AWAY RECORDS untuk merekam materi album penuh hingga sekarang.
Satu yang patut diperhatikan, mereka sempat berkolaborasi dengan vokalis sekaligus pemetik gitar Sore, Ade Firza Paloh. Kolaborasi super tersebut didapatkan karena sebagian personilnya adalah fans berat Sore, dari situ mereka sering nyelonong ke markas band cult pop terbaik Ibukota tersebut. Ketika saat itu mereka main dan mempresentasikan satu lagunya di depan Dono Firman, Ade Paloh, dan Mondo Gascaro. Respon dari mereka sangat luarbiasa, bahkan seorang Ade Paloh yang menyulut semangat untuk membuat lagu terus.
Tepat 13 Desember 2014 kemarin dikelola Dont Fade Away Records, Tropical Thrust mengadakan pesta rilis (bersama Bite, JITMGP, dan Lightcraft) yang menurutnya "tidak biasa" karena peluncuran album tersebut di-set dalam format akustik dan diadakan di sebuah pasar, yakni Pasar Santa. Sebuah tempat yang menjadi sorotan karena menarik publik dan beberapa teman-teman kreatif yang me-repositioning pasar tersebut menjadi "Pasar Kreatif " bagi kalangan muda Jakarta. Rencana terdekat lain, karena kemarin peluncurannya menggunakan format akustik, DONT FADE AWAY RECORDS mencanangkan untuk merealisasikan pesta rilis dalam format full band. Layak ditunggu!
Contact:
Facebook: Tropical Thrust
Twitter: @TropicalThrust
Instagram: TropicalThrust
Soundcloud: Tropical Thrust
Reverbnation: Tropical Thrust
Myspace: Tropical Thrust
Oleh: Karel
Foto: Tropical Thrust
Comments (0)