Terinspirasi Pertunjukan Film Layar Lebar Nasional

Terinspirasi Pertunjukan Film Layar Lebar Nasional

Mungkin sudah tidak terlalu asing lagi mendengar band WSATCC, yap singkatan dari White Shoes & The Couples Company ini memang grup musik yang sangat unik dengan nuansa vintage ala tahun 70an, disini kami bakal mengulas sedikit hasil interview Djarum Coklat bareng vokalis mereka, Sari. Berikut ulasannya

White Shoes & The Couples Company adalah sebuah kelompok musik yang membawakan musik Pop Indonesia. Musiknya banyak dipengaruhi oleh lagu-lagu soundtrack film layar lebar yang populer pada era 1940′an hingga akhir 1970′an, semacam classic jazzdiscoeasy listening ballads dan lain sebagainya, Sebagai group musik mereka mencoba meramu segala macam genre musik dan sedikit sentuhan nada dari keyboard mainan anak-anak keluaran akhir tahun 70-an Indonesia tahun 70-an, dan terinspirasi dari semangat akustik para musisi tahun 30-an, untuk membuat lagu yang unik dan kreatif sehingga para pendengar puas akan musik mereka.

White Shoes & The Couples Company terbentuk pada tahun 2002 disebuah kampus kesenian dibilangan Jakarta Pusat. Awalnya saya, Aprilia Apsari (Sari) & Yusmario Farabi (Rio) memutuskan untuk membuat sebuah grup musik, dengan mengajak teman dekat kami, Saleh. Maka terbentuklah formasi pertama grup musik  White Shoes & The Couples Company. Awalnya saya pada posisi vokal & violin, Rio pada posisi gitar rhythm serta Saleh pada posisi gitar melodi. Atas dasar kebutuhan, kemudian Sari & Rio mengajak rekan-rekan dari fakultas musik di kampus kami, Ricky pada posisi Bass & Cello serta Mela pada posisi Keyboard, Piano & Viola. Terakhir di tahun 2004 Ricky mengusulkan untuk merekrut kawannya, John Navid  yang juga dari fakultas musik menduduki posisi drummer. Jadilah formasi lengkap White Shoes & The Couples Company seperti sekarang ini.

Mereka mengaku karena semua personilnya gemar menyanyi, maka itulah yang dijadikan influence dalam gaya bermusik mereka, disetiap aksi panggungnya semua personilnya selalu ikut bernyanyi. Setiap pertunjukannya juga mereka tidak pernah terpaku pada suatu gaya apapun, “sangat jelas terlihat White Shoes tidak pernah terpaku pada tahun tertentu, Kami terpinspirasi dari segala macam jaman, yang jelas inspirasinya dari film-film layar lebar nasional, atau film layar perak asia. Referensi kami segala sesuatu yang menyenangkan dan yang paling penting harus tetap nyaman di kenakkan diatas panggung. Namun akhir akhir ini kami lebih terbuka untuk masalah fashion, kami sangat menyukai beberapa desain buah karya desainer muda Indonesia seperti ,  Kleting dan Rama Dauhan, juga label lokal modern seperti Wondersoul, Suede head Shoes dan Amble Shoes.” Tambah sari sang vokalis.

Namun disamping itu menurut sari, tetap audio dan visual untuk penampilan WSATCC diatas panggung harus sesuai dan seimbang. Terlihat banyak sekali hal tradisional yang mereka pakai, dari mulai pakaian, mainan dan juga lagu-lagu atau musik tradisional. Sebagai penikmat dan pekerja seni mereka beranggapan, tidak hanya musik kita harus membuka pikiran, karena manusia diciptakan sebagai mahluk berkembang. “Makanya kami (WSATCC) tidak pernah terpaku menikmati jenis musik apapun. Karena semuanya serba relatif, selera tidak bisa diatur-atur, itu tidak baik. Nikmatilah semua musik yang kamu sukai.Jangan membatasi diri melakukan apapun, terus berkreasi dan tetap apresiatif”’. 

Di tahun 2014 bersama White Shoes & The Couples Company kabarnya mereka berencana untuk membuat pagelaran konser tunggal, mudah-mudahan bisa terlaksana.(Muhammad.Yusuf)

Foto credit :  Ananda Suryo

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner