Tentang Drapetomania: Dunia Tidak Sesempit dan Semengerikan Itu

Tentang Drapetomania: Dunia Tidak Sesempit dan Semengerikan Itu

Katanya, umur Bumi hari ini sudah lebih dari 4,5 miliar tahun. Jika memang sudah setua itu, maka (sebenarnya) adalah wajar jika kondisi yang ada di tubuh bumi terus berubah karena yang disebabkan oleh proses revolusi. Tapi, memang perubahan tidak selalu identik dengan hal yang baik. Isi bumi yang makin kacau dan tak berhenti meracau membuat banyak ketakutan yang muncul akan kondisi di sekeliling. Dunia yang luasnya ratusan juta kilometer persegi ini menjadi kecil dan sempit, karena Bumi bagian titik ujung kiri adalah milik mereka yang juga berdiri di titik ujung kiri. Istilah xenophobia pun muncul, untuk menggambarkan kondisi manusia yang ketakutan dengan dunia luar.

Kondisi seperti ini mengganggu sebagian orang di dunia, yang tidak suka jika ruang geraknya di Bumi harus dibatasi oleh rasa takut. Karena menjelajah bumi adalah hak dan menjaganya adalah kewajiban. FIlastine & Nova pun bicara dan ingin melawan. Sebuah album dengan tajuk Drapetomania yang dirilis pada 10 Juni 2017 menjadi sarana Filastine & Nova dalam melawan semua gejala xenophobia, dan menggagas bahwa dunia luas dan tanpa batas.

Sekilas tentang Filastine & Nova, duo ini terdiri seorang produser/komposer asal Amerika Serikat, yaitu Grey bersama dengan Nova Ruth, penyanyi asal Indonesia. Mereka melawan xenophobia lewat musiknya, dengan cara mengkombinasi berbagai jenis musik lintas budaya dalam sebuah lagu. Suara-suara khas Afrika, Asia, Arabik dipadukan dengan musik elektronik, drum & bass, industrial, hingga dubstep dikomposisikan dengan ciamik oleh Grey. Nova selanjutnya mengambil bagian untuk mendendangkan nyanyian berbahasa Inggris, Indonesia, yang kadang dipadukan dengan langgam khas Indonesia.

Selain secara musikalitas dan lirik, Filastine & Nova pun menggagas opini tentang dunia tak berbatas melalui proses pembuatan album Drapetomania. Berbagai tempat yang spontan dijadikan ruang bernyanyi dan merekam lagu-lagu Filastine & Nova menjadi bukti bahwa mereka memang ingin menyuarakan ketidaksetujuan terhadap xenophobia dari berbagai unsur. Beragam negara, sarana, tempat singgah, menjadi studio musik Filastine & Nova untuk merumahkan lagu-lagunya. Drapetomania dirilis dalam format CD, dan dapat diperoleh di Omuunium (Bandung), Lawless (Jakarta), Warung Musik (Jakarta), dan Solidrock (Malang).

Drapetomania berisi 12 lagu dan memuat empat karya audio-visual yang pernah dirilis sebagai episode dari sebuah film seri berjudul Abandon: “The Miner”, “The Cleaner”, “The Salarymen”, dan “Los Chatarreros”. Beberapa musisi pun terlibat dalam Drapetomania, seperti Brent Arnold (Cello), Safril (Suling), Gondrong Gunarto (Sitar, Kendang, Ukulele), Scott Adams (Akordion), dan Totok Tewel (Gitar) yang tak lain merupakan ayah dari Nova Ruth. Filastine & Nova sendiri sedang dalam perjalanan Drapetomania Live 2017, yang rencananya akan menyambangi Indonesia pada Bulan September 2017 mendatang.

Foto: Julieta Feroz

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner