Social Black Yelling Hadirkan Album Keduanya

Social Black Yelling Hadirkan Album Keduanya

By: Karel

Kawanan thrasher muda asal Jakarta Social Black Yelling akhirnya merilis album studio kedua mereka bertajuk 'Naluri Pembunuh' awal Agustus kemarin terhitung empat tahun lamanya sejak album pertama, Mankind Under Condemnation (2011). Album ini memuat 10 lagu yang secara resmi dirilis di pasaran terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2015, dalam bentuk CD. Bentuk kaset akan segera menyusul yang dirilis via Alaium records milik vokalis Dead Squad, Daniel Mardhany. Album ini dikerjakan di Madhouse Studio (Ciledug, Tangerang), dan dimixing maupun mastering di kediaman Femil (Total Anarchy) di bilangan Bekasi, Jawa Barat.

Dari segi musik, album ini menjanjikan perkembangan musikalitas yang lebih jauh dari album pertama. Penggabungan antara agresifitas, kompleksitas, memorable, distingtif serta eksekusi yang jauh  lebih siap dalam komposisi musik, menjadikan musik di album ini terdengar amat berkembang dibanding album pertama. Sedangjkan dari segi lirik, album ini jauh tidak se-politik album pertama. Jauh berbeda. Disini mereka lebih banyak menggali tema psikologis seperti Mythomaniac, The One, Naluri Pembunuh, Amplifikas, Parafyllic Love Map,  penyakit sosial dalam Ras Tergilas dan Hells Fuel, kondisi tidak berdayanya manusia dalam ilustrasi Bencana. Penistaan agama dalam Symbolic Religion.     

Perlu penekanan bahwa tema penistaan agama dalam Symbolic Religion, tidak sama seperti penyudutan terhadap golongan ekstrimis (tema lirik yang menjadi sangat mainstream dalam scene metal). Lirik lagu ini lebih menitikberatkan bagaimana kaum manusia menggunakan agama hanya sebagai alat untuk memperoleh posisi, popularitas, hegemoni dan hal hal duniawi lainnya. Tetapi kenyataanya berapa banyak manusia yang menggunakan agama sebagai alat, mulai dari kalangan politikus, selebritis, pengusaha, pekerja,dll. Pengunaan agama sebagai alat, bisa berbagai bentuk mulai dari pengkultusan berlebihan tanpa ada toleransi untuk mendapatkan posisi di lebih, atau bahasa mudahnya numpang tenar. Atau bisa juga dengan cara menghina agama untuk mencari sensasi dan publikasi seperti yang sering digunakan oleh para selebritis, musisi, dll. Agama sesungguhnya adalah produk luhur yang sakral dan tidak bisa dipermainkan seenaknya. Sementara itu pengerjaan artwork, tema Naluri Pembunuh coba dieksekusi oleh Riza “Oyoy” Prawiro dengan menggali sisi Naluri ,dengan menampilkan konteks pembunuh di cermin yang menjadi antitesa kehidupan sehari hari Pakim (maskot yang kami angkat dalam artwork album ini).

Contact:

http://www.myspace.com/socialblackmetal

http://twitter.com/SBYthrash

http://www.last.fm/music/Social+Black+Yelling

http://www.reverbnation.com/socialblackmetal

Foto: SBY Thrash Docs.

 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner