Review Album “Perspektif Bodoh II” Nosstress

Review Album “Perspektif Bodoh II” Nosstress

Setelah meluncurkan “Perspektif Bodoh” jilid satu, kini kembali trio folk asal Pulau Dewata (Bali), Nosstress meluncurkan kumpulan alunan sendu folk yang dikemas kedalam sebuah album berjudul “Perspektif Bodoh II”. Album yang terdiri dari 10 nomor lagu ini dirilis pada bulan Agustus 2014 lalu. Pengemasan lagu dalam album ini terdengar lebih segar meskipun unsur simple, tanpa distorsi, dan tanpa bumbu elektronik masih menjadi ciri khas Nosstress dalam pengemasan alur musik di album keduanya ini. Mereka masih menjadi trio folk apa adanya yang semakin matang.

Di album “Perspektif Bodoh II” ini juga Nosstress berkolaborasi dengan beberapa musisi macam, musisi blues Made Mawut dan Sanjay, gitaris rock band The Kantin sekaligus personel duo folk Pygmy Marmoset, yang turut digandeng mengisi dua nomor dalam album ini.

“Manipulasi Hari” mengawali album kedua ini. Diawali dengan genjrengan akustik yang membawa nuansa rindang yang terdengar begitu menyejukan, dengan berbagai eksperimen musik akustik yang dilakukan oleh band yang dimotori oleh Man Angga (Gitar/vokal), Cok Gus (Cajoon/Harmonika/Pianika) dan Kupit (Gitar Vokal) ini. Album ini pun dilanjutkan dengan lagu berjudul “Tanam Saja”, sebuah lagu yang mungkin tak asing didengar oleh para pendengarnya ini seakan memberikan sebuah isyarat pesan tentang bumi yang semakin memperihatinkan.

“Lagu Semut”, menjadi lagu ket-3 di album ini. Pengemesan lagu ala Nosstress yang memadukan musik accapela dengan akustik  terdengar begitu humoris di nomor satu ini. Namun, Anda jangan tertipu dengan suara-suara lucu yang didendangkan oleh mereka, karena lirik dari lagu ini sangat menyentuh dengan pesan saling berbagi yang sudah sangat jarang kita lihat di kehidupan masa kini. Coba Anda perhatikan potongan reff di lagu ini. “Ku tak ingin semua milikmu, hanya sedikit sisa rotimu. Ruang ini sungguh besar, mampukah kita berbagi kawan. Bolehkah hidup berdampingan kawan?”, coba Anda renungkan.

“Apa Susahnya”, menjadi nomor keempat. Diawal lagu Anda akan mengira kalau lagu ini berkisah tentang kisah romantisme. Namun, jangan tertipu. Lagu ini memang lagu cinta, tapi bukan lagu romantis. Lagu ini syarat akan pesan pluralisme yang sudah semakin luntur di negeri ini.

“Ini Judulnya Belakangan”, lagi ini menjadi lagu kelima. Lagu ini seakan menggambarkan suasana Bali dimasa kini. Album ini pun berlanjut dengan “Minor Bahagia” di nomor ke-6. “Pegang Tanganku” sepertinya ini menjadi nomor andalan Nosstress. Lagu ini bercerita tentang hidup yang selamayanya berjalan indah dan menyenangkan. Tanpa ada maksud untuk menggurui dengan lirik pretensius di nomor ini, Nosstress hanya memberi pesan tentang hidup yang mulai menyebalkan ini. Album ini pun masih berlanjut dengan nuansa akustika sederhana yang memang menjadi ciri khas Nosstress. “Semoga Hanya Lupa”, “Laguku Untukmu”, dan “Perspektif Bodoh menjadi” tiga nomor terakhir yang tersaji di album ini.

 (Septian Nugraha)

Foto : Nosstress Docs.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner