Post Hardcore Blitar, Crushed of Flower Luncurkan EP “SETARAMATA”

Ketika rakyat Indonesia tengah merayakan Hari Kemerdekaannya, sekumpulan pemuda asal Blitar yang tergabung dalam nama Crushed Of Flower pun merayakan sesuatu yang lain. Mereka merilis debut mini album yang berjudul SETARAMATA. Crushed Of Flower yang beranggotakan Guruh Bayu (vokal), Bam Pratama (gitar/vokal latar), Andro Amanusa (gitar) dan Nanda Reza (bas) ini merilis debut EP berisikan lima lagu dengan nuansa post hardcore yang kental dan mereka mengaku banyak terinspirasi dari band-band sejenis dari daratan Eropa khususnya Britania Raya.

SETARAMATA yang sudah digarap sejak pertengahan 2013 ini sempat mengalami beberapa masalah hingga akhirnya baru mereka rilis pada pertengahan 2015 lalu. Untuk cerita yang Crushed of flower coba sampaikan lewat lagu-lagu mereka ini sendiri bercerita tentang tingkah laku manusia terhadap sekitarnya, maupun kepada alam dan sang pencipta Tuhan.

Mini album ini menyajikan single pertama yang berjudul “SETARAMATA” yang pada akhirnya mereka jadikan nama EP. Sebuah lagu yang berceritakan tentang seorang manusia yang bermimpi terlalu tinggi, tentang keangkuhan dan kebanggaan yang berlebih terhadap dirinya sendiri. Sampai akhirnya manusia tersebut sadar bahwa seluruh umat manusia punya derajat yang sama di depan Tuhan.

EP ini banyak dibantu oleh nama-nama lain dari kancah musik Blitar seperti Wildan Setiawan a.k.a Oblk23 dari Sebuah Tawa dan Cerita yang menyumbangkan suaranya di lagu “The Remorse”. Juga ada Devy Geranium yang ikut menyumbangkan suaranya di lagu “Oleander” dan “In Between”. Dan terakhir, ada nama Ellena Michele yang turut berkontribusi di lagu “Father”. “Di EP ini, sound musik kami terinspirasi oleh band-band industrial. Selain itu kita juga mengadopsi musik elektronik dan berusaha menyeimbangkan (keduanya). Dan kedepannya kami ingin selalu mencoba hal-hal baru tanpa meninggalkan hal-hal yang lama,” tukas Bam yang kemudian menjadi gitaris Crushed Of Flower.