Nostalgia Bersama ETA

Nostalgia Bersama ETA

Penyebaran British Invasion bukan hanya menyerbu Eropa maupun Amerika, tapi juga Asia tak kalah terserang virus tersebut. Salah satunya Indonesia pada saat era 90an tepatnya, pemuda-pemudi sangat menggandrungi lifestyle ini mulai dari fashion, attitude, sampai musik yang mereka dengarkan. Fenomena grunge yang saat itu(decade pertengahan 1990-an) sempat menyelimut anak muda, masih bisa diimbangi dengan sound yang ditawarkan oleh The Smiths, The Stone Roses, Joy Division, The Cure, The Charlatans, James, Primal Scream,Manis Street Preachers, Suede, Blur, dan Oasis. Salah satu grup yang senang memainkan gaya bermusik britpop/alternative adalah ETABand ini terbentuk tahun 1995 dengan formasi Wisnu (vokal), Irfan (gitar), Marco (bass), dan Irfan (drum).

ETA ini bisa dibilang sebagai dedengkot indies-nya kota Kembang, karena kiprahnya cukup mumpuni di scene indies 90an. Salah satu kru kami, berhasil menemui sang vokalis, Wisnu Krisna saat sela-sela istirahatnya di salah satu gig indies, “Niscaya Indies Masuk Surga”, di salah satu kafe bilangan Jalan Supratman, Jumat (19/9) lalu. Vokalis yang akrab disapa Kinu menceritakan secara singkat kembalinya ETA di pergerakan komunitas Indies Bandung. “Kita vakum hampir 10 tahunan lah, tapi kita suka kadang-kandang main juga kaya sekarang,” ucapnya. Tetapi untuk sekarang ETA lebih banyak dibantu oleh additional player seperti Siddik, ex-gitaris dari experimental rock outfitPolyester Embassy.

Kabar terdekat Wisnu menambahkan, bahwa ETA akan ditarik oleh salah satu indie labelSussex Records untuk membuat album kompilasi. “Insya Allah rilis akhir bulan Oktober kompilasinya”, terangnya.

Pria yang saat itu memakai tshirt Morrisey ini cukup kagum dengan pergerakan yang dilakukan oleh anak muda di zaman sekarang yang terbilang canggih. “Zaman kita dulu mah ngulik lagu pake walkman, beda sama dengan sekarang yang anak-anaknya lebih melek teknologi”, jelasnya sambil sedikit tertawa. Memori kita pun dibawa kembali ke era 90’s ketika Wisnu menceritakam saat ETA masuk kompilasi cukup legendaris pada zaman itu bertitel This Is Bandung yang berisi band-band beraliran alternative rock/popPeanuts, New Market, The Bride, Pocket Monster, Kapal Terbang, hingga ETA sendiri adalah sebagian kongsi yang masuk dalam kompilasi bergambar cover Mall ABG-Bandung Indah Plaza yang legendaris di Jalan Merdeka tersebut. Rilisan selain mengikuti kompilasi tersebut, ETA sempat mengeluarkan self titled di tahun 1998 sebanyak 800 kopi kaset dan itu semua ludes terjual. Edannn!!!

Belum lagi ETA pernah juga masuk ke dalam album kompilasi 'langka' Postastic! Delicatessen bersama Kamehame, Mocca, Themilo dll. Dengan tembang andalannya Selama Ia....

Wisnu sedikit menyayangkan dengan skena independen sekarang yang cenderung tidak akur dan menyatu walaupun berbeda genre. “Dulu mah mau musiknya apa juga yang penting kumpul, uyub kalo kata sundanya mah, saling kenal dan nongkrong dengan yang lain juga”. Kenangnya sambil tersenyum lepas.

Pembicaraan selama hampir 12 menit itu harus diakhiri karena waktu yang sudah menunjukkan larut malam. Untuk terakhir kalinya mulut Wisnu di depan perekam suara handphone berwarna putih, berpesan bahwa musisi indie harus percaya dan jangan takut untuk berkarya. ”Anak-anak sekarang enjoy aja dan harus tetap  idealis kalo mau tetap berkarya di jalur ini,” tutupnya

“Karel”

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner