MATE BREK BAND POST HARDCORE MAKE BAHASA BALI

MATE BREK BAND POST HARDCORE MAKE BAHASA BALI

Post-Hardcore meripakan sebuah genre musik yang berawal dari Punk Hardcore. Ciri-ciri musik Post-Hardcore yaitu pada vocal cenderung dengan gitar yang lebih teknikal dan drum lebih variatif. Sedangkan pada vocal terdapat suara clean dan scream.

Tampaksiring gianyar merupakan suatu daerah yang terdapat di Pulau Bali. Daerah tersebut sekaligus tempat berdirinya Mate Brek band Post-Hardcore dengan sentuhan metal ala As I lay Dying, Trivium, Bullet For My Valentine dan Metallica.

Awal terbentuk Mate Brek pada tahun 2012 dengan personil baru. Karena sebelumnya mereka sempat vakum karena kesibukan masing-masing personilnya. Sedangkan nama Mate Brek di ambil karena mereka mengartikan kata Mate (mata) Brek (rusak). Secara garis besar, Mate Brek atau Mata Rusak adalah sebuah indra terpenting manusia dimana kalau mata rusak tidak bisa melihat keindahan dunia. Mereka mengartikan filosofi tersebut ke latar belakang mereka sendiri, dimana sebuah keburukan seseorang masih bisa mengasilkan suatu kebaikan..

Goro (vocal), Gading (gitar), Dek Boki (gitar), Gede (bass) dan Made Gading (drum) kabarnya sedang mempersiapkan album keduanya setelah sebelumnya mereka sudah merilis album pertamanya yang berjudul “de pati ngawi “(jangan banyak  tingkah).

Keunikan dari Mate Brek yaitu band Post-Hardcore yang menggunakan bahasa Bali dalam lirik-liriknya. “Apapun genre dan bahasa yang di pakai dalam sebuah lagu adalah bentuk kreatifitas seni yg harus di hargai”-MATE BREK

 

https://twitter.com/Mate_Brek

https://www.facebook.com/hendra.panakcange

http://www.reverbnation.com/matebrekbali

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner