Konser Perayaan 19 Tahun Pure Saturday

Konser Perayaan 19 Tahun Pure Saturday

Konsistensi adalah hal yang wajib bagi sebuah band, hal ini lah yang dilakukan oleh salah satu dedengkot "indie pop" asal kota bandung, PURE SATURDAY. Dalam rangka 19 tahun berkarya di industri musik indonesia, mereka menggelar sebuah konser "Pure Saturday : 19 Years After" sekaligus merilis biografi nya.

Minggu malam (30/6) pelataran gedung Dago Tea House sudah ramai oleh pengunjung yang sudah tidak sabar menyaksikan pagelaran salah satu legenda band indie asli Bandung ini. Dengan tata cahaya dan visual yang sangat memanjakan mata, Pure Saturday membukanya dengan “Centennial Waltzes” dari album Grey . Lagu pembuka ini menghadirkan nuansa classical dengan permainanan elegan dan megah bak orkestra, tak lama kemudian Satu-persatu personil Pure Saturday muncul dan disambung dengan lagu “Horsemen" dan "lighthouse"

Di lagu “Labirin” Pure People (sebutan fans Pure Saturday) tampak masih malu-malu untuk ikut bernyanyi bersama. "Serius? ga keberatan sama harga tiketnya?? Balaleunghar euy budak bandung teh, geus akhir bulan rea duit keneh!" (Tajir-tajir ya anak Bandung, udah akhir bulan tapi duitnya masi banyak!), canda Iyo sang vokalis jenaka disela-sela konsernya.  Pada lagu "Elora" riuh penonton semakin menjadi, tak pelak mereka semua bernyanyi bersama, malam itu menjadi malam yang santai bagi Iyo, Ade, Udhi, Adhi, dan Arief(personil pure saturday).

 

Courtesy Photo by Rangga Fajar (@ranggarila)​

 

"lagu ini buat babi babi politik" cetus iyo sebelum membawakan lagu "Coklat" yang di sambut dengan teriakan penonton yg memadati gedung berkapasitas 1000 orang ini. Sebelum jeda sesi pertama, Pure Saturday membawakan lagu "Musim berakhir" , "Spoken" dan "To the edge" .

Saat jeda sesi pertama, Ucok “Homicide”, drummer lintas genre Gebeg, dan Idhar Resmadi (penulis biografi PS), mengambil alih panggung untuk mengomentari berbagai foto foto lawas Pure Saturday dari awal mereka terbentuk.

Sesi kedua di mulai dengan lagu dari album “Time for a Change, Time to Move On”, seperti “Bangku Taman”, “Awan”, “Buka”, “Nyala”, dan tentunya lagu “Kosong”, di lagu ini terjadi karaoke massal di Dago Tea House Bandung. Dilanjut dengan lagu dari album "Grey" , "Albatross" dan "Dream A New Dream" seakan tak cukup membuat Pure people beranjak dari tempat duduk nya.

 Pure Saturday menutup nya dengan "Enough", layak nya sebuah konser, penonton terus meneriakan "We want more!! we want more!!" , Pure Saturday pun kembali beranjak dan membawakan 3 buah Encore  “Regret” (New Order), “The More You Ignore Me, The Closer I Get” (Morrissey), dan “Vapour Trail” (Ride), yang di sambut teriakan suka cita para fans nya.

 

Courtesy Photo by Rangga Fajar (@ranggarila)

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner