Ketika Musik “Bersentuhan” Dengan Fashion

Ketika Musik “Bersentuhan” Dengan Fashion

Musisi di genre apapuntakakan memungkiri fashion mempengaruhi gaya bermusik mereka. Para musisi tampil dengan atribut fashion khas diri mereka,Pernyataan tersebut seolah senada dengan penjelasan seorang pemilik toko sepatu casual“Pegashoes”, Wachyu Riyono, yang mengatakan bahwa, kita adala hapa yang kita kenakan. Ibay sapaan akrabnya, lebih jelas menuturkan bahwa musik dan fashion adalah mustahil untuk dikesampingkan satu sama lain.

“Hubungannya sangat erat, ibaratkan seperti Upin dan Ipin. Hahahahah, Di  zaman modern ini, vendor – vendor produk dunia, tidak melulu mengiklankan produk mereka dengan etalase yang konservatif, seperti foto produk doang. Merekakan sudah menyusupi keranah musik dan band dengan mengendorse berbagai personilnya,” ujarnya.

Sebagai pemilik toko sepatu yang menyediakan kebutuhan orang untuk bergaya casual baik dalam ranah sepakbola atau pun musik, Ibay menuturkan,  jika yang kita pakai merupakan terpaan dari pengaruh media massa. Ini sebenarnya impact dari agresi -agresi iklan luar negeri yang massive bentuknya. Karena harus dicermati kalau Indonesia adalah salah satu negara konsumtif terbesar di dunia.

Disela-sela pembahasannya mengenai musik dan fashion, ia sempat menuturkan makna indie kepada contributor djarumcoklat.com, bahwa indie itu ketika gerakan massive yang menu utamanya musik, memproduce dan memanage proses kreatif band mereka tanpa harus berpegang pada pusaran utama. “Ketika kita punya komunitas, punya modal, punya jalur distribusi yang dirasa cukup bisa diandalkan. Entah kedepannya profit atau tidak, saya rasa filosofi indie itu sudah dijalankan. Nanti pada akhirnya, dalam perjalanan waktu si terobosan terobosan dari pelaku itu aka nberperan,” Tuturnya.

Selain itu juga ia menambahkan, bahwa dalam ranah indie proses kreatif lebih berkembang pada zaman baheula. “Ketika banyak talenta-talenta edan, contohnya PestoleAer yang berbasis awalnya komunitas Punk Jakarta”Young Offender”, Di Bandung ada Cherrybombshell, Pure Saturday dan kawan-kawannya pada masa itu. Dengan fasilitas komunikasi seadanya, polagerakannya ada gituh. Entah kenapa sekarang mediumnya banyak, tapi mungkin baru pandangan saya,talentanya entah kemana,” pungkasnya.

Sumber foto : Facebook.com/WachyuIbayRiyono

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner