Interview : Glovves

Interview : Glovves

Sebelum interview ini, kami pernah mereview profile  dari Glovves, sebuah duo band  Jakarta's R&B/Alternative. Dalam kesempatan kali ini,  kami berhasil melakukan interview by mail. Berikut hasil interview kami bareng mereka

DC       : Boleh diceritain sedikit, tentang biografi kalian ini sama kenalin juga nama masing-masing personilnya ya

G         : Herald Reynaldo Sinaga (Vocals & Guitar) dan Wing Narada Putra (Production & Instrumentation). Pertemuan kami berdua sebenarnya sederhana, berawal dari obrolan iseng menuju serius tentang rencana membuat project, yang kemudian berujung kepada proses pembuatan karya. Tidak ada ekspektasi lebih mengenai akan kemana jalannya project ini, namun melihat banyaknya respon positif, cukup memicu semangat kami untuk membuat karya lebih banyak lagi.

DC       : Kalo boleh tau aliran band ini apa dan apa filosofi dibalik nama band ini dan ciri khas kalian manggung itu kaya gimana?

G         : Produksi karya kami berfokus di ranah R&B dan Indie-rock, dua elemen yang kami coba satukan untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda dibanding apa yang kami pernah buat di project masing-masing sebelumnya. Mengenai nama sepertinya tidak ada filosofi tertentu, alasannya lebih karena biar mudah untuk diakses di internet saja. Tentang ciri khas manggung, kami sering melontarkan lawakan-lawakan dikala perform untuk mencairkan suasana, sangat bertolak belakang dengan gaya musik kami yang kontennya serius.

DC       : Ada persiapan yang lagi disiapin kah?sampai sekarang kerjasama bareng label mana untuk produksi lagu-lagu kalian atau indie?

G         : Saat ini kami sedang memperisapkan sekitar tiga rilisan, pertama ada single “Let The Lust Decide”, lalu versi deluxe dari EP kami Fictional Stranger rencananya akan dirilis oleh Orange Cliff Records (Bandung), dan single “On The Shore” yang dilibatkan dalam album kompilasi rilisan The Bronze Medal Records (Jakarta). Semuanya direncanakan rilis tahun ini.

DC       : Influence band ini sendiri dalam bermusik siapa?

G         : Tidak ada musisi tertentu namun kami banyak terinspirasi dari era 90an dan Indie-Rock era sekarang.

DC       : Ceritain dikit tentang pengalaman dari paling menarik sampe paling terburuk selama kalian ngeband ya

G         : Paling menarik sewaktu rilis EP pertama, kala itu Herald baru saja selesai operasi usus buntu, jadi sempat kalang kabut sewaktu proses pengerjaan EP pertama. Paling buruk mungkin waktu itu sempat bermain di acara dengan suasana venue tidak kondusif waktu manggung rasanya jadi kurang nyaman.

DC       : Soal lirik lagu, hubungannya kebanyakan sama hal apa?

G         : Garis besar tema lirik kami banyak condong  ke asmara dan bagaimana cara mendapatkan lawan jenis. Tidak menutup kemungkinan kami akan menulis lagu politik dan religi. Kita lihat saja nanti.

DC       : Bermain musik itu selain hobi dan passion, ada alesan lain gak sih yang bikin tertarik sama musik?

G         : Tentunya selain hobi dan passion, kami berdua adalah tipe yang cukup curious dalam hal bermusik. Kami selalu ingin mencoba hal-hal yang belum pernah kami coba sebelumnya. Itu juga yang menjadi alasan kami membuat Glovvess.

DC       : Bermusik itu merupakan bagian dari seni juga, nah seni menurut kalian sendiri kaya gimana sih

G         : Sebuah bentuk ekspresi atau ide yang direalisasikan dan bebas. Penyampaiannya bisa banal, bisa abstrak tergantung keinginan si senimannya.

DC       : Selain bermusik apa nih kegiatan sehari-hari?apakah punya project lain yang lagi dijalanin?  
G         : Herald saat ini bekerja sebagai Video Editor untuk sebuah Production House. Sedangkan Wing berkutat di bidang Audio Engineering, berurusan dengan sesi recording-mixing-mastering untuk beberapa band lokal.

DC       : Dilihat dari gaya dipanggung, kalian terpengaruh sama band apa sih? Apa sih yang bikin tertarik sama fashion itu?

G         : Kami banyak terpengaruh oleh warna hitam dan putih, yang juga banyak digunakan oleh band-band favorit kami seperti The XX, Hurts, Interpol, dan lain-lain.

DC       : Bener ga kalo musik dan fashion itu ga bisa dipisahin? ceritain sedikit dong pendapatnya menurut kalian

G         :  Awalnya mungkin terpisah, tapi seiring jaman seakan tidak bisa dipisahkan. Banyak penggemar yang ingin berpakaian seperti idolanya, ya musisi bisa saja menjadi sangat berpengaruh dan bisa menjadi trendsetter sehingga ada keterkaitan yang tidak sengaja ada.

DC       : Pandangan tentang gaya musik di indonesia yang terkenal banyak mengadopsi dari luar, keliatannya lebih maju atau mundur?

G         : Dari masa ke masa di Indonesia sih (selain musik tradisional)  dari dulu juga sudah mulai  mengadopsi musisi luar. Tapi dari adopsi luar itupun pinter-pinternya saja bagaimana itu bisa terasa jadi lokal. Toh, tidak sedikit juga musisi barat yang mengadopsi musik dari luar daerah mereka. Tergantung cara anda memandangnya seperti apa. Bisa jadi maju atau mundur. Menurut kami selalu ada dua sisi itu.

DC       : Ada gak sih sedikit aja unsur tradisional gak dalam gaya bermusik kalian?

G         : Sampai saat ini belum namun tidak menutup kemungkinan di masa depan kami akan mengadopsi unsur tradisional kedalam karya-karya kami.

DC       : Pertanyaan terakhir, dan yang pengen disampein buat yang baca tulisan ini kira-kira pesan dan kesan selama jadi musisi gimana kak? Dan apasih target yang pengen dicapai di 2014 ini

G         : Kesan banyak banget musisi hebat, yang muda yang tua. Pesan ya kalau bisa regenerasi musisi untuk yang muda bisa lebih terdengar karyanya. Kalau target yang pasti terus berkarya, gak muluk muluk.

Teks dan Interview : Muhammad.Yusuf

Foto : Glovves

Kunjungi mereka di     : glovvess.bandcamp.com  | http://soundcloud.com/glovvess

 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner