DCDC Shout Out Indie Chart
Setelah melalui proses kurasi lewat DCDC Shout Out, setiap band yang terdaftar mendapatkan kesempatan untuk masuk Indie Chart. Tanpa memandang bulu, band dengan beragam genre bakal mewarnai Indie Chart. Setiap dua minggu sekali, chart ini akan terus diperbarui beriringan dengan bertambahnya band yang terdaftar dalam Shout Out.
Dalam Indie Chart kali ini, Mery Celeste, Mound, Plup, Siddharta, dan The Godmother berhasil memikat hati dari tim kurator Shout Out. Kelima band ini masing-masing memiliki warna tersendiri dan alasan spesial untuk masuk Indie Chart minggu ini.
Mery Celeste – “Orange”
Lagu dari quintet asal Bogor berjudul “Orange”ini secara otomatis mengingatkan pada band-band indie rock beraroma dancey tahun 2000-an, semacam Two Door Cinema Club dan The Wombats. Lirik ‘Orange’ yang terus-menerus diulang menjadi hook catchy yang tanpa disadari membuat track ini terngiang-ngiang.
Mound – “Immortal Grave”
Awalnya, kami pikir intro dengan tempo pelan dan petikan gitar yang mengawang dalam “Immortal Grave” hanya sekadar pengantar ke arah musik yang lebih berat. Kenyataannya, permainan ini cukup mendominasi lagu mereka pada separuh track. Cukup melegakan ketika pada chorus ke-dua mereka mengubah nuansa lagu menjadi lebih berat dengan sentuhan fuzz hingga akhir lagu.
Plup – “90 Derajat”
Dengan lirik provokatif, chord simpel, dan vokalis dengan teriakan berani, rasanya Plup memiliki modal yang cukup untuk menyampaikan musik bertema protes. Nampaknya pengaruh dari band-band grunge raksasa yang mereka dengarkan belum mencapai taraf tinggi. Jika terus mempertahankan kesederhanaan bagan lagu dan melodi gitar yang sangat generik, hal ini bisa berbahaya untuk mereka sendiri.
Siddharta – “Rabagiya”
Dari namanya saja kita bakal langsung memikirkan musik beraroma eksotis. Ternyata, benar saja. Adanya instrumen biola, bagan progresif, dan perempuan vokalis dalam band ini menjadi kunci dari palet musik Siddharta. Musik yang mereka bawakan cukup megah dan nampaknya akan menarik apabila disaksikan secara langsung. Sempat tersirat band serupa dengan dua perempuan vokalis dan dengan bagan lagu semacam ini di kepala kami, mungkin cuma sebuah kebetulan karena keduanya memiliki bagan lagu yang serupa.
The Godmother – “Grown”
The Godmother nampaknya masih terperangkap dibawah influencer mereka, namun dalam penerapannya mereka masih terlalu sederhana. Usaha mereka memasukan bagian down tempo pada tengah lagu nyaris berhasil, jika saja mereka mengembangkan permainan melodi pada gitar. Boleh saja terpengaruh oleh Sleep, Black Sabbath, ataupun band lokal sekelas Sigmun, namun sebagai band mestinya mereka memiliki warna musik tersendiri.
Comments (11)