DCDC Ngabuburit Goes to Campus STIA YPPT Priatim, Tasikmalaya

DCDC Ngabuburit Goes to Campus STIA YPPT Priatim, Tasikmalaya

Acara Ngabuburit Goes to Campus kali ini digelar di STIA YPPT Priatim, Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (14/6). Cuaca hari itu kurang bersahabat, dari awal seputaran lokasi acara sudah diliputi awan kelabu. Meskipun begitu, acara tetap dimulai tepat waktu. Salah satu band dari kampus STIA YPPT Priatim SKB '90s Project pun membuka acara dengan lagu-lagu religi. Beda dengan titik sebelumnya, para pengisi acara dari kampus ini memang kompakan membawakan lagu-lagu religi. Performer lainnya Tiga Kotak Sore pun melakukan hal yang sama.

Selepas penampilan dari tiga band dari kampus, acara berhenti sejenak, memasuki waktu Ashar. Hal yang dikhawatirkan ternyata terjadi, hujan deras turun di Tasikmalaya. Sampai selesai waktu break pun hujan tak kunjung berhenti. MC Eddi Brokoli tetap membuka acara meskipun hujan masih turun rintik-rintik. "Kita berdoa saja semoga jam empat teng nanti hujan berhenti total," ujar Eddi. 

Ajaibnya, hujan benar-benar berhenti tepat pada pukul empat. Eddi pun memandu acara ke segmen utama, talkshow bersama empat presiden. Zastrouw dari Republik Jalanan, Pidi Baiq dari Republik The Panas Dalam, Budi Dalton dari Republik Pacantel, dan Man Jasad dari Republik Gaban pun naik satu persatu ke atas panggung, plus menyampaikan pidato terlebih dulu.

Seperti di dua titik sebelumnya, talkshow dibuka dengan pertanyaan dasar dari Eddi. "Sekarang kan bulan puasa di Indonesia, kalau di negara kalian gimana? Apakah cara menjalani puasanya berbeda atau tidak?" Jawaban-jawaban dari presiden pun nyeleneh. Bahkan Zastrouw sekalipun menjawab dengan kalimat yang susah dimengerti oleh presiden lainnya. "Puasa di negara saya itu beda sama di negara lain, lebih maju, pakai teknologi. puasa di negara saya pakai sms dan telepon," cetus Zastrouw. Sesi talkshow berhenti sejenak, Budi Cilok naik ke atas panggung untuk menyanyikan anthem "Djangan Berisik". 

Setelah Budi Cilok turun, Eddi memberikan kesempatan bagi penonton yang mau bertanya kepada empat presiden. "Saya Asep, Presiden Oi Kabupaten Tasikmalaya. Mau tanya, gimana komentar kalian kalau di negara ini tidak ada pajak?" Pertanyaan dari Asep ini memang berkesan serius, tapi kenyataannya para presiden menjawab dengan humor. "Di negara saya mah enggak ada, enggak ada yang berani. Presidennya juga preman. Mentri Pertahanan juga saya mau rekrut sumanto dari indonesia. Moal warani dijamin (enggak akan berani, dijamin)," cetus Budi Dalton tanpa jeda.

Beda halnya dengan jawaban Budi Dalton, Pidi Baiq punya pernyataannya sendiri. "Koruptor di negara urang mah benar kalau melakukan tindakan korupsi. Lamun (kalau) koruptor main badminton dia salah. Pajak juga di saya bukan dihapus, ditambah. Meh euweuh penduduk. Pokona mah kumaha carana meh di negara urang euweuh penduduk (biar enggak ada penduduk. Pokoknya gimana caranya biar di negara saya tidak ada penduduk)," terang Pidi.

Setelah mengobrol ngalor-ngidul, mereka pun melanjutkan talkshow dengan pertanyaan terakhir. “Ini ada pertanyaan dari Twitter, gimana tips dari para presiden biar tetap happy menjalani lebaran, meskipun jauh dari keluarga,” ujar Eddi. Pertanyaan ini ternyata membuat bingung keempat presiden. “Saya mah lebaran tidak happy. Masa lebaran senang, lebaran itu maaf-maafan sambil nangis!” ujar Budi Dalton. Pidi Baiq juga nampak kurang setuju dengan pertanyaan barusan dan memberikan saran yang sekenanya. “Mun hayang bahagia mah ulah dipikiran keluargana (kalau pengen bahagia, jangan dipikirin keluarganya),” ujar Pidi.

Akhirnya talkshow pun berakhir, Budi Cilok kembali naik ke atas panggung untuk menyanyikan kembali “Djangan Berisik”. Ia juga mengambil alih panggung dan menghibur penonton yang menunggu detik-detik terakhir menuju buka puasa.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner